Suara ricuh yang berasal dari depan gerbang sekolah itu berhasil mendapat atensi dari para murid yang lewat, yang di dalam kelas pun ikut penasaran berbondong-bondong menuju lokasi yang menjadi pusat perhatian.
Waktu istirahat yang harusnya di gunakan untuk mengisi perut kini jadi tergantikan, pasalnya murid-murid yang awalnya akan pergi ke kantin mendadak berbelok ke lokasi terjadinya keributan.
Hal itu pun juga dialami oleh dua gadis yang sedang berjalan menuju kantin, tiba-tiba ikut berbelok juga.
"Eh eh itu ada apa ya? kok rame-rame?" pertanyaan itu lolos keluar dari mulut Seva.
Rana juga ikut penasaran, kepalanya menoleh kearah suara keributan, "iya ya, ada apa sih?"
Denger-denger yang buat keributan anak geng Vandalas ya?
Katanya sih iya, tapi gak tahu juga.
Yaudah deh kita kesana aja yuk!
Percakapan dua siswi itu terdengar jelas oleh Rana dan Seva, keduanya pun jadi tambah penasaran dengan apa yang terjadi disana.
"Kesana yuk! Gue kepo banget deh," Seva pun langsung mengajak Rana.
"Yuk!"
Rana tidak mengira jika ternyata seramai ini, banyak murid yang antusias ingin melihat apa yang terjadi, bahkan ada yang sampai dorong-dorongan. Dirinya dan Seva berada di paling belakang kerumunan, Seva sampai berjinjit dengan kepalanya yang celingak-celinguk melihat ke arah depan.
"Buset! Ini kok rame banget, gue gak bisa lihat njir," ujar Seva sambil memicingkan matanya.
"Sorry, kalau boleh tahu ini ada apa ya?" itu suara Rana, gadis itu bertanya kepada perempuan yang berdiri di sebelahnya. Sepertinya perempuan itu juga kelas 10 sama seperti dirinya.
Perempuan itu menoleh, "Katanya sih geng Vandalas cari gara-gara sama The Diamond, tapi aku gak tahu karena apa." jelas perempuan itu sambil mengedikkan bahunya.
Rana menganggukkan kepalanya, "oh gitu.. makasih ya," ucapan Rana mendapat respon berupa anggukan kepala dari perempuan itu.
Tiba-tiba saja Rana dibuat diam sejenak, pikirannya kembali berputar dimana perempuan tadi mengatakan soal The Diamond. Kemudian Rana menyadari sesuatu, sosok Mahesa tiba-tiba muncul di kepalanya.
Setelah itu Rana tersadar, tubuhnya secara refleks berjalan cepat membelah kerumunan. Panggilan Seva di belakang pun seolah tak terdengar oleh telinga gadis itu. Entah apa alasannya, tapi saat ini Rana hanya ingin memastikan bahwa lelaki yang muncul di pikirannya itu baik-baik saja.
- Mahesa -
Setelah mendapat kabar dari Mahesa, Satya dan Reyhan pun langsung bergegas menuju gerbang sekolah. Raut wajah mereka dengan jelas menunjukkan sebuah kebingungan, seperti ada beberapa pertanyaan yang muncul di kepala mereka secara bersamaan.
Shit.
"Ngapain dia kesini?" bisik Reyhan kepada Satya.
Satya dan Reyhan sudah berdiri berdampingan, akhirnya mereka sampai di depan gerbang sekolah setelah berusaha menembus kerumunan.
"Lo?! Ngapain kesini?" tanya Satya tanpa basa-basi kepada seorang cowok yang berdiri dengan angkuh di balik gerbang.
"Gue gak ada urusan sama Lo, mana temen Lo?!" Satya pikir ia tahu siapa yang dimaksud cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahesa Byantara | HIATUS
Novela Juvenil[On-Going] ❝𝐌𝐮𝐦𝐩𝐮𝐧𝐠 𝐦𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐚𝐝𝐚 𝐤𝐞𝐬𝐞𝐦𝐩𝐚𝐭𝐚𝐧, 𝐥𝐚𝐤𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐧𝐢𝐤𝐦𝐚𝐭𝐢 𝐭𝐚𝐧𝐩𝐚 𝐩𝐞𝐧𝐲𝐞𝐬𝐚𝐥𝐚𝐧. 𝐒𝐞𝐬𝐮𝐚𝐭𝐮 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐚𝐧𝐠𝐠𝐚𝐩 𝐤𝐞𝐜𝐢𝐥 𝐝𝐚𝐧 𝐫𝐞𝐦𝐞𝐡 𝐬𝐮𝐚𝐭𝐮 𝐬𝐚𝐚𝐭 𝐩𝐚𝐬𝐭𝐢 𝐚𝐤𝐚...