Chapter 13 - Wound

314 35 7
                                    

1 tahun yang lalu.

Malam hari, di tengah ramainya suasana kota. Di sebuah gedung tinggi yang memiliki banyak lantai, di salah satu ruangan terdapat seseorang yang sedang berdiri di depan dinding kaca, dapat terlihat dengan jelas pemandangan malam yang indah dari atas sana.

Seorang pria paruh baya berkacamata yang di temani satu batang rokok yang di selipkan diantara jari tangannya itu sedang berdiam diri di ruangan dengan pencahayaan yang minim.

Tiba-tiba ponsel di sakunya berdering, pria itu merogoh sakunya lalu mengangkat panggilan tersebut. Entah sedang berbicara dengan siapa dan sedang membicarakan apa, pria paruh baya itu terlihat menyeringai.

Pria itu mematikan rokoknya lalu membuangnya di asbak yang berada di atas meja yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Lalu meraih jasnya yang tersampir di kursi kemudian memakainya.

Setelah itu keluar dari ruangan dan mengunci pintunya rapat-rapat. Pria berkacamata itu berjalan keluar dari gedung tinggi tersebut. Di depan sana ada sebuah taksi yang sepertinya akan di gunakan pria itu untuk menuju ke suatu tempat.

Pria itu mengintruksi sopir untuk menjalankan taksi setelah dia duduk di bangku belakang. Setengah perjalanan sudah di lalui, dan di perkirakan kurang 10 menit lagi sampai pada tujuan.

Tepat setelah 5 menit berlalu, tiba-tiba sebuah insiden yang tak di duga terjadi. Bukan, lebih tepatnya ini bukan bagian dari rencananya atau lebih tepatnya ini seharusnya tidak terjadi pada dirinya.

Mobil taksi yang dinaiki pria itu tiba-tiba tidak bisa di kendalikan. Kecepatan yang tidak bisa di kurangi dan rem yang tidak berfungsi sama sekali. Mesin mobilnya pun sampai mengeluarkan asap.

Di tengah jalan raya yang mulai sepi mobil itu terus berjalan dengan kecepatan yang lumayan cepat. Kejadian naas pun tak bisa di hindari, mobil yang di tumpangi sang sopir dan pria paruh baya berkacamata itu meledak, menimbulkan suara ledakan yang sangat keras.

Ledakan besar itu membuat mobil taksi itu berguling di tengah jalan raya, dengan api yang mulai membesar dan membakar seluruh badan mobil. Alhasil membuat kedua orang itu sudah tidak bisa di selamatkan.

____________


Suasana sekolah sangat ramai, karena hari sudah menjelang sore yang artinya sekarang adalah waktunya pulang. Satu-persatu para murid mulai meninggalkan sekolah.

Dua orang murid terlihat berjalan berdampingan di sebuah trotoar di depan sekolah. Berjalan berdua sambil berbincang. Sampai tak menyadari ada sebuah mobil yang berhenti di tepi jalan tepat di samping mereka.

Seorang laki-laki terlihat keluar dari mobil itu dengan ekspresi wajah penuh amarah.

"K-kak Arjuna." ujar seorang gadis yang langsung menyadari siapa orang itu.

Laki-laki yang bernama Arjuna itu langsung mencengkeram kerah seseorang yang berdiri di samping gadis tadi.

"Udah gue peringatin jangan deket-deket sama adek gue!" ucap Arjuna tepat di depan muka laki-laki yang ia cengkeram kerahnya.

"Gue gak berbuat macem-macem sama adek lo. Gak ada larangan ngobrol sama temen sekelas," jelas laki-laki itu yang tak lain adalah Arya.

"Kak udah kak..." ucap gadis itu sambil menarik pelan tangan kakaknya yang masih mencengkeram kerah seragam Arya.

"Ara! Lo diem dulu."

Gadis bernama Ara itu langsung menciut ketika di bentak kakaknya. Tapi ia tidak bisa diam saja, kalau di biarkan bisa-bisa nanti Arya babak belur.

Cengkeraman Arjuna begitu kuat membuat Arya kesusahan melepaskan tangan laki-laki itu. Arjuna menatap Arya dengan pandangan yang penuh amarah.

"Gue peringatin sekali lagi, jangan deketin adek gue. Lo bakal habis di tangan gue kalo lo sampe ngelakuin itu," ancam Arjuna kepada Arya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mahesa Byantara | HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang