Chapter 10 - Incident

198 35 1
                                    

Hari ini suasana di koridor begitu ramai, karena guru sedang melakukan rapat alhasil para murid jadi berkeliaran di luar kelas. Sama halnya dengan Rana dan Seva, mereka berdua berniat pergi ke kantin untuk membeli minuman.

"Lo mau rasa apa Na?" tanya Seva kepada Rana yang berdiri di sampingnya. Mereka sedang mengantri di salah satu kios minuman.

Rana terlihat berpikir sebentar sembari melihat menu minuman di depannya, "Cappucino aja deh."

"Oke. Lo duduk duluan aja," ujar Seva.

Rana mengangguk singkat, kemudian berjalan ke arah meja kosong yang ada disana.

Rana melihat ke sekelilingnya setelah ia duduk di bangku yang kosong. Padahal belum waktu istirahat tapi kantin sudah terlihat ramai.

Di pojok kantin, Rana tidak sengaja melihat ada sekumpulan kakak kelas. Ia sedikit terkejut, ternyata disana ada Mahesa. Cowok itu terlihat sibuk dengan ponselnya.

Tanpa sadar pandangannya terpaku ke arah sana, di tempat Mahesa berada. Cowok itu masih terlihat fokus dengan ponsel di genggamannya.

Namun beberapa detik kemudian, pandangan mereka berdua tak sengaja bertemu. Dari kejauhan Mahesa menatap Rana dengan pandangan bertanya-tanya. Sedangkan Rana tiba-tiba merasa kikuk, gadis itu menggelengkan kepalanya dengan cepat. Seperti sebuah isyarat untuk mengatakan kepada Mahesa bahwa tidak ada hal apa-apa.

Entah kenapa Rana jadi salah tingkah sendiri, pandangan matanya jadi tak tentu arah. Sedangkan Mahesa yang masih melihat dari jauh itu memiringkan kepalanya heran.

Tanpa di sadari, Seva sejak tadi sudah berdiri di belakang Rana. Dan Rana sama sekali tidak menyadari hal itu. Seva pun sempat melihat Rana yang sedang menggelengkan kepalanya.

Seva mengikuti arah pandangan Rana, meskipun dari belakang ia tahu arah pandangan Rana kemana. Seva bingung, Rana melihat kearah siapa disana. Di pojok kantin yang kelihatannya hanya ada segerombolan kakak kelas.

Namun Seva tak mau berpikir, ia mencoba membuang jauh-jauh hal itu dari pikirannya. Namanya manusia punya mata, mau melihat apapun ya wajarlah, pikirnya.

"Hei!" panggil Seva sambil menepuk pundak Rana.

Rana pun terkejut, reflek memukul lengan Rana yang sudah duduk di sampingnya, "kaget tauk!" ucapnya.

Seva sedikit merintih karena pukulan Rana cukup kuat, "aduh.. ya maaf, habisnya sih ngelamun mulu."

"Siapa yang ngelamun," ujar Rana sedikit gelagapan.

"Nih," Seva menyodorkan minuman kepada Rana.

"Makasih," ucap Rana yang di angguki Seva.

Beberapa saat kemudian setelah minuman mereka hampir habis, Rana berucap, "habis ini balik ke kelas yuk! Takut tiba-tiba gurunya dateng."

"Oke, tapi mampir ke toilet dulu ya," ujar Seva.

Rana mengangguk, lalu menyeruput minumannya hingga habis tak tersisa.

- Mahesa -

Sepulang sekolah, Rana tidak langsung menuju ke rumahnya. Melainkan rumah Mahesa, cowok itu mengatakan kalau Farhan ingin bertemu dengannya.

Mereka berdua sudah berada di halaman rumah Mahesa, cowok itu sedang memarkirkan motornya. Rana berdiri menunggu di sebelahnya.

"Kak."

Tiba-tiba Rana memanggil Mahesa, cowok itu pun menoleh kearah Rana.

Mahesa Byantara | HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang