"Kak, kenapa turun disini sih?!" kesal seorang gadis yang baru saja melepaskan helm di kepalanya.
Manusia yang di ajak bicara hanya diam, masih sibuk memarkirkan motornya.
"Kalo ada yang lihat gimana?" gadis itu merasa was-was, matanya sibuk melirik kanan kirinya.
"Nggak ada orang tuh." ucap seorang cowok yang sedang meletakkan helm di atas motornya.
Mata gadis itu menyelusuri seluruh area parkiran, memang benar tidak ada orang, parkiran masih terlihat sepi. Kendaraan yang terparkir pun masih bisa di hitung jari.
Gadis itu menggembungkan pipinya, "iya sih, tapi kan tetep aja nanti kalo tiba-tiba ada yang lihat gimana?"
Cowok yang bernama Mahesa itu menghembuskan nafasnya, "nggak ada Rana."
Rana sedikit kaget, baru pertama kali ini Mahesa memanggil namanya. Gadis itu salah tingkah, namun berusaha menyembunyikannya dengan mengatupkan kedua bibirnya. Menahan agar tidak tersenyum di depan cowok itu.
"Oh, yaudah kalo gitu aku duluan ya kak," baru saja Rana melangkahkan kakinya, namun tiba-tiba kakinya terpeleset dan membuat tubuhnya limbung ke belakang.
Gadis itu memejamkan matanya takut, merasakan tubuhnya yang akan jatuh ke bawah. Tapi kemudian, Rana begitu kaget ketika merasakan tangannya di tarik oleh seseorang, kemudian gadis itu merasakan punggungnya seperti menabrak sesuatu.
Ternyata Mahesa menarik lengan Rana dengan kuat sampai membuat punggung gadis itu menabrak dadanya. Sedangkan Rana masih memejamkan matanya, namun beberapa detik kemudian tersadar. Dan gadis itu baru menyadari kalau ada yang memegang tangannya, refleks Rana mendongakkan kepalanya.
Betapa terkejutnya dia ketika mendapati Mahesa yang menatapnya dengan bingung. Buru-buru gadis itu menjauhkan dirinya dari Mahesa. Kejadian barusan membuat dirinya malu, jantungnya berdebar tak karuan.
"Udah gue bilang kalo jalan tuh dilihat dulu," pandangan Mahesa tertuju pada sebuah kulit jeruk yang jatuh di tanah.
Mahesa pun mulai melangkahkan kakinya, namun tiba-tiba berhenti ketika ia tidak merasakan ada pergerakan dari gadis yang masih berdiri di belakangnya.
"Ayo!" ajak Mahesa.
"H-hah?" Rana gelagapan, gadis itu mendadak seperti orang yang kebingungan.
"Oh. Kakak duluan aja." ucap Rana dengan cepat namun di angguki oleh Mahesa.
Rana berjalan di belakang cowok itu namun dengan jarak yang lumayan jauh. Gadis itu harus waspada, bisa-bisa nanti ada yang berpikir tidak-tidak kalau dia berjalan di samping Mahesa.
Cowok itu berjalan menuju koridor dengan kedua tangannya yang di masukkan ke dalam kantong celana. Seperti biasa, cowok itu selalu menjadi pusat perhatian. Karena tidak ada yang bisa menyangkal ketampanan seorang Mahesa Byantara.
Saat Mahesa akan berbelok dan menaiki tangga, langkahnya terhenti dan menatap sebentar seorang gadis yang terlihat berjalan memasuki ruangan kelas. Tanpa sadar sudut bibirnya terangkat menimbulkan senyum tipis namun sangat manis.
Di sisi lain, Rana sudah sampai di kelasnya. Gadis itu akan menyapu lantai, hari ini adalah jadwal piketnya. Karena itulah Rana berangkat lebih awal dari biasanya.
Suasana kelas masih terlihat sepi, baru beberapa murid yang datang. Kurang lebih 15 menit lagi bel masuk akan berbunyi. Akhirnya Rana pun selesai menyapu lantai, gadis itu mulai menurunkan satu persatu kursi yang sebelumnya tertata di atas meja.
Rana melihat ada teman kelasnya yang baru datang, "Tiara."
Cewek yang bernama Tiara itu pun menoleh kearah Rana. "ada apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahesa Byantara | HIATUS
Fiksi Remaja[On-Going] ❝𝐌𝐮𝐦𝐩𝐮𝐧𝐠 𝐦𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐚𝐝𝐚 𝐤𝐞𝐬𝐞𝐦𝐩𝐚𝐭𝐚𝐧, 𝐥𝐚𝐤𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐧𝐢𝐤𝐦𝐚𝐭𝐢 𝐭𝐚𝐧𝐩𝐚 𝐩𝐞𝐧𝐲𝐞𝐬𝐚𝐥𝐚𝐧. 𝐒𝐞𝐬𝐮𝐚𝐭𝐮 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐚𝐧𝐠𝐠𝐚𝐩 𝐤𝐞𝐜𝐢𝐥 𝐝𝐚𝐧 𝐫𝐞𝐦𝐞𝐡 𝐬𝐮𝐚𝐭𝐮 𝐬𝐚𝐚𝐭 𝐩𝐚𝐬𝐭𝐢 𝐚𝐤𝐚...