Chapter 3 - New Reality

520 107 15
                                    

- Happy Reading -

Hari ini merupakan hari terakhir Mahesa menginap di rumah Rana. Saat ini Mahesa sedang menikmati secangkir coklat panas di teras rumah. Di luar sedang hujan deras, momen yang tepat untuk bersantai di sore hari seperti ini.

Cowok itu menyesap minumannya yang masih mengepulkan asap. Kemudian meletakkan cangkir tersebut di atas meja, lalu tangannya meraih sebuah benda pipih yang memang dari tadi sudah berada disana.

Jarinya membuka sebuah aplikasi yang ternyata adalah kamera. Tangannya mengarahkan ponsel kearah depan, dimana yang menjadi spotnya adalah teras rumah yang sedang di guyur hujan.

Cowok itu berhasil mengambil beberapa foto, kemudian meletakkan kembali ponselnya dan menyesap lagi minumannya yang mulai dingin.

Mahesa memang suka mengabadikan hal sederhana seperti ini, menurutnya itu menyenangkan. Karena dirinya menyukai suasana yang membuat rileks seperti sekarang ini.

Tiba-tiba terdengar bunyi notifikasi dari ponsel Mahesa. Cowok itu pun langsung membukanya, wajahnya terlihat serius ketika membaca sebuah pesan. Dahinya mengerut, jarinya dengan lentik mengetik balasan dengan cepat.

Setelah itu Mahesa langsung beranjak dari duduknya dan berjalan masuk ke dalam rumah, meninggalkan sebuah cangkir yang masih terisi setengah.

Di ruang tengah Mahesa berpapasan dengan Rana yang sedang membawa nampan berisi camilan, rupanya gadis itu berencana pergi ke teras membawakan camilan untuk Mahesa.

Namun ketika melihat Mahesa yang terlihat buru-buru, gadis itu mengurungkan niatnya dan menghentikan langkahnya. "kak, mau kemana?" tanyanya.

Mahesa tidak menjawab, atau bahkan tidak mendengar suara Rana. Karena cowok itu sudah masuk ke kamar tamu, sedangkan Rana berdiri di ruang tengah sambil memegang sebuah nampan di tangannya.

Tak lama kemudian, Mahesa keluar dari kamar dengan keadaan rapi. Memakai celana jeans serta t-shirt yang terbalut jaket jeans berwarna hitam, dan tak lupa sepatu converse-nya. Sesaat Rana terpaku dengan pemandangan di depannya ini, Mahesa terlihat sangat tampan.

Rana langsung menggeleng-gelengkan kepalanya, buru-buru menaruh nampan di atas meja dan dengan cepat menghampiri Mahesa.

"Kak, mau kemana?" Rana bertanya lagi ketika sampai di depan Mahesa.

Cowok itu pun refleks menghentikan langkahnya. "Keluar sebentar," jawab Mahesa dengan cepat. Setelah itu langsung berjalan melewati Rana, meninggalkan gadis itu yang sudah membuka mulutnya ingin mengatakan sesuatu.

Rana berlari kecil keluar rumah dan berhenti di teras, melihat motor Mahesa yang sudah mulai menjauh dari kawasan rumah.

"Hujan kak, hati-hati."

- Mahesa -


"Sat, ada ap-" ucapan Mahesa terhenti seketika saat matanya melihat objek yang langsung mengundang sebuah pertanyaan.

Satya langsung menoleh ke belakang ketika mendengar suara Mahesa.

Mahesa menatap kearah objek di depan sana, kemudian berganti menatap Satya dengan penuh tanda tanya.

"Gue gak tahu, pas gue nyampe dia udah disini," jelas Satya setengah berbisik.

Reyhan yang berdiri tak jauh dari Mahesa pun berjalan mendekati cowok itu, "kayaknya dia yang cari gara-gara kemarin deh." tuturnya.

Mahesa Byantara | HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang