"Maaf pak saya terlambat."
Suara itu sukses membuat seluruh pasang mata menoleh kearah seseorang yang berdiri di depan pintu kelas.
"Oh iya tidak apa-apa, silahkan masuk!" Pak Anton alias guru Bahasa Inggris itu pun mempersilahkan masuk.
Mahesa pun masuk ke dalam kelas dan berjalan menuju tempat duduknya. Nafasnya sedikit terengah-engah karena habis berlari dari parkiran ke kelas.
Cowok itu menyugar rambutnya ke belakang, lalu mengeluarkan beberapa buku dari dalam tasnya.
"Sa," Satya memanggil Mahesa dengan berbisik.
Mahesa yang merasa terpanggil pun menoleh, dan mengangkat kedua alisnya seolah-olah bertanya.
Satya mendekatkan tubuhnya pada Mahesa dan berbisik, "Lo darimana sih?!"
"Udah, nanti aja."
Jawaban Mahesa langsung membuat Satya mengangguk paham.
Setelahnya, Mahesa berusaha fokus menatap ke arah depan dan mendengarkan materi yang sedang di jelaskan oleh Pak Anton.
- Mahesa -
Semalam, saat Mahesa baru pulang dari rumah Satya cowok itu tak sengaja melihat Farhan -sang Papa- berbicara dengan seseorang lewat telepon. Farhan berdiri di balik tangga seakan-akan bersembunyi, terlihat seperti tidak ingin ada yang mendengar percakapannya.
Pada saat itu, Farhan tidak menyadari kedatangan Mahesa. Awalnya cowok itu ingin mengabaikan, namun langkahnya tiba-tiba terhenti ketika tak sengaja mendengar sebuah nama yang terlontar dari mulut Farhan.
Yang Mahesa dengar, Farhan mengatakan itu dengan nada seolah bertanya. Cowok itu tidak jadi melanjutkan langkahnya, dan rasa penasaran pun mulai muncul.
Mahesa mulai memelankan langkahnya, mengendap-endap dan bersembunyi di balik tiang rumah yang tak jauh dari tangga. Awalnya tidak ada niatan untuk menguping pembicaraan Farhan, namun karena rasa penasaran Mahesa jadi ingin lebih tahu sebenarnya apa yang di bicarakan.
"Kamu yakin namanya Arjuna?"
Dan lagi, Farhan menyebutkan nama yang sudah tidak asing lagi bagi Mahesa. Cowok itu semakin bertanya-tanya, ia bingung sampai mengerutkan kedua alisnya.
Mahesa tiba-tiba teringat dengan perkataan Arjuna. Apakah Farhan benar-benar ada hubungannya? Apakah yang di katakan Arjuna itu bukan omong kosong?
Mahesa berusaha menepis pikiran negatif yang sempat hinggap di otaknya, ia yakin kalau Farhan tidak mungkin melakukan hal buruk seperti yang di katakan Arjuna.
Namun, kenapa Farhan menyebutkan nama Arjuna? Mahesa benar-benar bingung di buatnya. Atau mungkin saja yang di maksud Farhan itu orang yang berbeda? Bukan Arjuna yang baru-baru ini ia kenal?
"Saya tutup telfonnya, terimakasih pak."
Mendengar itu, Mahesa semakin menyembunyikan dirinya di balik tiang. Dari sudut matanya cowok itu melihat Farhan berjalan kearah dapur. Mahesa akhirnya bernafas lega ketika sudah tidak melihat Farhan disana, ia was-was kalau pria paruh baya itu memergokinya.
Setelah itu, buru-buru Mahesa menaiki tangga menuju kamarnya. Kemudian cowok itu masuk ke kamar dan setelah itu menutup pintunya.
- Mahesa -
"Jadi, apa rencana lo sekarang?" Satya membuka suara setelah lama diam mendengarkan cerita Mahesa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahesa Byantara | HIATUS
Novela Juvenil[On-Going] ❝𝐌𝐮𝐦𝐩𝐮𝐧𝐠 𝐦𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐚𝐝𝐚 𝐤𝐞𝐬𝐞𝐦𝐩𝐚𝐭𝐚𝐧, 𝐥𝐚𝐤𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐧𝐢𝐤𝐦𝐚𝐭𝐢 𝐭𝐚𝐧𝐩𝐚 𝐩𝐞𝐧𝐲𝐞𝐬𝐚𝐥𝐚𝐧. 𝐒𝐞𝐬𝐮𝐚𝐭𝐮 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐚𝐧𝐠𝐠𝐚𝐩 𝐤𝐞𝐜𝐢𝐥 𝐝𝐚𝐧 𝐫𝐞𝐦𝐞𝐡 𝐬𝐮𝐚𝐭𝐮 𝐬𝐚𝐚𝐭 𝐩𝐚𝐬𝐭𝐢 𝐚𝐤𝐚...