- Happy Reading -
Sinar matahari berhasil menembus jendela kaca di sebuah kamar, pagi ini cuacanya cukup cerah. Terlihat seorang gadis yang nampaknya tengah sibuk akan sesuatu.Gadis itu sedang duduk di depan meja rias, rupanya dia sedang menyisir rambutnya. Hanya dengan pakaian yang casual, gadis itu sudah terlihat sangat cantik.
Sebenarnya hari ini weekend, namun Rana harus mengerjakan tugas kelompok bersama Seva. Bukannya bersantai-santai di rumah tapi malah mengerjakan tugas. Memang tiada hari tanpa tugas.
Gadis itu sudah selesai menyisir rambutnya, kemudian memoles wajahnya dengan bedak dan memberi sedikit lipblam pada bibirnya. Di poles dengan bedak atau tidak wajah Rana terlihat sama saja, memang aslinya sudah cantik dari lahir ya mau gimana lagi.
Selesai. Setelah itu Rana berdiri dan meraih ponselnya di atas nakas lalu memasukkannya ke dalam tas.
Rana menghampiri seorang wanita paruh baya yang terlihat sedang berkutat di dapur. "Ma." panggil gadis itu.
Sang empu yang merasa dirinya terpanggil pun menoleh ke belakang, dan mendapati anak semata wayangnya berdiri disana.
"Udah mau berangkat?" tanya Ratna yang tak lain adalah Ibunya Rana.
"Iya Ma." jawab Rana mengangguk.
"Bentar," ujar Ratna yang kemudian berjalan ke arah kulkas, sedangkan Rana sejak tadi memperhatikan gerak-gerik sang Ibu.
Ratna mengambil sebuah kotak yang entah isinya apa, kemudian menjulurkan kotak itu kepada Rana, "titip buat Seva ya, bilang aja ini oleh-oleh dari Mama."
"Isinya apa Ma?" tanya Rana sambil menjinjing kotak tersebut dan memandangnya.
"Ada macem-macem kue kering."
"Okedeh," Rana mengangguk-anggukan kepalanya.
"Yaudah aku berangkat dulu ya Ma," sambung gadis itu yang kemudian langsung berjalan keluar rumah meninggalkan Ratna di dapur.
"Hati-hati!" ucap Ratna setengah berteriak.
Rana yang mendengar itu pun membalikkan badannya sebentar lalu mengacungkan satu jempolnya keatas sebelum gadis itu menutup pintu rumahnya.
Rana sudah sampai di tempat tujuan, dimana ia sudah janjian dengan Seva untuk mengerjakan tugas kelompok. Setelah membayar ongkos taksi gadis itu langsung berlari kecil menuju cafe di depan sana. Takut-takut kalau Seva sudah menunggu lama.
Setelah memasuki cafe tersebut, Rana celingak-celinguk mencari keberadaan Seva. Matanya pun tertuju pada cewek yang duduk sendirian di meja dekat jendela. Rana pun langsung berjalan menghampirinya.
"Udah nunggu lama?" suara Rana sedikit mengejutkan Seva yang sedang sibuk memainkan ponselnya.
"Eh udah dateng rupanya," Seva mengangkat kepalanya yang awalnya menunduk dan menaruh ponselnya di atas meja, "nggak kok, gue juga baru sampe," sambung Seva setelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahesa Byantara | HIATUS
Teen Fiction[On-Going] ❝𝐌𝐮𝐦𝐩𝐮𝐧𝐠 𝐦𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐚𝐝𝐚 𝐤𝐞𝐬𝐞𝐦𝐩𝐚𝐭𝐚𝐧, 𝐥𝐚𝐤𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐧𝐢𝐤𝐦𝐚𝐭𝐢 𝐭𝐚𝐧𝐩𝐚 𝐩𝐞𝐧𝐲𝐞𝐬𝐚𝐥𝐚𝐧. 𝐒𝐞𝐬𝐮𝐚𝐭𝐮 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐚𝐧𝐠𝐠𝐚𝐩 𝐤𝐞𝐜𝐢𝐥 𝐝𝐚𝐧 𝐫𝐞𝐦𝐞𝐡 𝐬𝐮𝐚𝐭𝐮 𝐬𝐚𝐚𝐭 𝐩𝐚𝐬𝐭𝐢 𝐚𝐤𝐚...