6

759 87 0
                                    

Warning!!
⚠️NC AREA⚠️














Seungmin terduduk di ayunan dengan sebotol susu kesayangan yang setia menemaninya. Dia mencoba merefresh otaknya yang masih tegang karena ujian hari ini.

" Haa.... Aku butuh coklat..." Keluhnya seiring dengan nafas panjangnya yang keluar. Seungmin memandangi coklat kesukaannya yang seperti fatamorgana, muncul secara ajaib di hadapannya.

" Apa ini yang kau butuhkan?" Chan mengoyangkan tangannya untuk mengumpulkan kembali kesadaran Seungmin.

" Kakak kenapa disini?" Chan duduk di samping Seungmin dan mulai mengayunkan pelan kakinya.

" Saat aku kecil, aku sering sedih dan menangis sendiri di taman bermain. Tak ada satupun orang peduli, atau meskipun mereka peduli tapi mereka lebih peduli lagi dengan nyawa mereka."

" Aku terus sendiri, sampai dia datang. Dia memberiku coklat ini dan senyuman nya membuat airmata ku berhenti tanpa terduga. Senyumnya begitu manis untuk seorang anak laki-laki, dan yang selalu ku ingat... Liontin puppy yang menghiasi lehernya yang kecil. Kim Seungmin, apa kau ingat semua itu?"

" Kau... Apa mungkin... Kau wolfie?" Seungmin menerka kenangan lama yang mulai samar di ingatannya.

" Kau ingat rupanya, daengdaeng...." Chan terkekeh, di belainya lembut surai Seungmin yang mulai berkaca-kaca.

" Seharusnya aku bisa memastikannya lebih cepat. Tapi takdir malah mempertemukan kita di keadaan yang sulit seperti ini... Kau bahagia dengan nya?"

" Dengannya?" Seungmin balik bertanya.

" Jangan banyak berharap padanya, atau kau akan sangat terluka."

" Oh, kak Minho..." Seungmin mulai mengerti arah pembicaraan Chan.

" Maafkan aku, aku tidak bisa memenuhi janjiku. Entah kenapa takdir sepertinya tidak ingin aku bahagia walau hanya sebentar. Kau pergi tanpa jejak setelah hari ulang tahunmu. Bertahun-tahun kau terus bersembunyi dengan baik. Kau tidak mengerti bagaimana perasaan hatiku saat itu."

" Tapi aku justru bersyukur karena takdir menahan mu saat itu." Seungmin kembali mengingat memori kelam hari itu. Airmatanya tak lagi dapat terbendung. Chan bangkit dan tertunduk di hadapan Seungmin. Dia mengusap pelan embun kesedihan yang terus menetes tanpa henti.

" Jangan menangis, kau adalah kekuatan ku hingga aku bisa melewati setiap hariku yang berat. Aku masih memegang janji kecil kita." Chan semakin tidak bisa menahan hatinya.

" Begitu banyak rasa sakit yang harus di lalui hanya untuk hari ini..." Bisik Chan yang memeluk Seungmin erat.

Minho mengamati semuanya. Dia mulai menyuruh orang kepercayaannya untuk menyelidiki tentang Seungmin.
.
.
.
.
[🐿️] " Mau pergi malam ini? Aku sedang suntuk! Bisakah kita duduk bersama hanya untuk satu botol?"
.
.
.
.

Suara deru musik menggema memecah keheningan malam. Minho berjalan perlahan menuruni tangga, netranya menyusuri kilauan lampu berharap menemukan sosok bergigi kelinci yang dia cari.

" Ada masalah lagi?" Minho menatap yang muda sudah setengah mabuk di sana.

" Aku hanya sedang bosan dengan kemanisan adikmu itu." Jisung menungkan secangkir wine untuk Minho.

" Cih, bosan dia bilang!" Jisung bergeser duduk mendekati Minho. Dia memberikan wine manis itu sambil memainkan kecil dasi Minho yang terjulur.

" Dia terlalu manis... Aku bosan dengan yang biasa saja. Aku rindu ke frontalan kakak saat meremas selangkangku!" Tangan Jisung mengelus lembut sarung senjata Minho.

Minho mengambil wine yang disodorkan padanya. Dia meminumnya hingga tersisa sedikit. Minho mengoyang-goyang sisa minuman itu dan kemudian membasuhkanya sedikit demi sedikit ke leher Jisung yang mulai memanas.

Minho menahan aliran manis tersebut dengan lidahnya yang kini membelai lembut bagian jenjang dari tubuh Jisung.

" Malam ini, lakukanlah dengan ku... Aku mau bermain dengan keliaranmu!" Jisung menarik kerah Minho, tatapan nya mulai kabur tapi dia masih biasa merasakan remasan pelan di selangkangnya.

" Nghh..." Desahnya sesekali saat Minho tak sengaja menyentuh bulatan kembar miliknya.

" Lihatlah dirimu, apa kau begitu merindukan serangan ku?" Minho meremas keras bagian bawah Jisung yang terbangun .

" Nghh shh... Sial, kau lah yang paling mengerti bagaimana ritme permainan yang aku sukai..." Jisung menggeliat.

Minho kembali memainkan lidah runcingnya di sekitar leher Jisung.

" Aku tidak tertarik lagi dengan permainanmu!" Bisik Minho jelas di telinga Jisung.

Minho bangkit dan merapikan bajunya. Jisung menatap Minho kecewa tapi Minho sama sekali tak merasa apa pun lagi saat Jisung menyentuhnya.

____

Seungmin baru kembali ke kost nya ketika dia melihat sesosok manis menantinya didepan pintu kamar. Melihat Seungmin yang datang, Jeongin pun tersenyum.

" Masuklah! Kau mau minum apa?"

" Terserah kakak saja." Seungmin mengambil dua kaleng jus dan beberapa cemilan.

" Apa yang kau bawa?" Seungmin memperhatikan bag besar yang dibawa Jeongin bersamanya.

" Kakak temani aku makan sup rumput laut, hari ini aku ulang tahun." Jeongin memohon dengan sangat.

" Kenapa denganku? Kau tidak...."

" Orang tua ku sudah meninggal saat aku duduk di sekolah dasar."

" Owh begitu... Baiklah, ayo kita makan. Lagi pula aku sudah lapar." Seungmin membantu Jeongin membuka dan menyiapkan makanannya.

" Wah... Sup nya enak sekali!" Puji Seungmin.

" Benarkah? Tapi menurutku, lebih enak sup buatan kakak. Bisakah aku mendapatkannya lagi lain kali?"

" Kau tidak bersungguh-sungguh kan dengan ucapanmu itu?" Jeongin tersenyum lebar.

" Aku berharap dengan sungguh-sungguh." Perkataan Jeongin membuat hati Seungmin sedikit curiga tapi senyum tulus itu seakan mampu menepis segalanya.

" Nanti ya kalau aku ada waktu, akan ku buatkan kau sup yang enak lagi."

" Kau berjanji!" Jeongin dan Seungmin mengikat janji mereka. Jeongin terlihat sangat bersinar malam ini, itu membuat Seungmin merasa lega dengan keadaan adik kecil itu.

Kyuji_25

[ BL ] SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang