9

728 88 1
                                    

.
.
.
.
[🐶] " Apa kau merindukan kelinci kecilmu? Kakakku sayang?!"
.
.
.
.

Minho membalas pesan Chan dengan ponsel Seungmin yang kini ada di genggamannya. Minho melepaskan semua kekesalannya dengan dentuman musik keras dan sebotol wine segar di mejanya.

Chan dan Minho sejak kecil memang tak pernah akur, karena ibu Minho adalah istri muda ayah mereka, sedangkan Chan dan Hyunjin adalah sekandung. Hal itu membuat Chan kadang bersikap kurang baik pada adiknya yang satu ini.

" APA YANG KAU LAKUKAN PADA SEUNGMIN?! KENAPA KAU YANG MEMBALAS PESAN KU?!" Chan menarik kuat kerah baju Minho dan membuat sang empu terangkat dari tempat duduknya.

Minho mengeluarkan ponsel Seungmin untuk dipamerkan pada Chan.

" KEMBALIKAN PONSEL ITU!" Chan berusaha merebutnya namun Minho dengan cepat menghindar.

" Tenanglah kakak, aku hanya bermain sedikit dengannya." Minho mendekati Chan.

" Bibirnya ternyata manis juga ya, pantas kau sangat menginginkannya." Bisikan Minho memprovokator genggaman tangan Chan yang segera mendarat di wajah tampan sang kelinci.

" BERANI SEKALI KAU! BAJINGAN TERKUTUK!!" Chan lepas kontrol dan menghajar salah satu adiknya itu. Minho tak tinggal diam, dia mengembalikan setiap hantaman yang dia terima.

" Kakak! Kumohon hentikan!" Hyunjin datang melerai keduanya.

" Lepaskan aku! Biar aku bunuh kelinci jahanam itu!" Emosi Chan menggebu-gebu.

" Kenapa? Apa kau takut pujaan hatimu itu berpaling padaku?" Kata-kata Minho membuat emosi Chan makin menjadi.

" Kak Minho sudah diamlah." Hyunjin menatap cemas keduanya.

" Berani kau menyentuhnya sekali lagi, kupatah kan lehermu itu!"

" Kenapa kau sangat serius kali ini? Ayolah, bukan kah sudah biasa kita berbagi mainan?" Minho terkekeh.

" Seungmin bukan mainan bagi ku. Dia yang kucari bertahun-tahun, hal yang paling berharga dalam hidupku. Tidak akan ku biar kan tangan kotormu menyentuhnya!"

" Benarkah? Kalau begitu... Ku rasa Hyunjin juga pantas menerima satu dua pukulan dari tanganmu itu. Karena dia juga sudah lancang menemui Seungmin di belakangmu." Minho merangkul dan meremas kuat bahu Hyunjin.

" Ah, kak... Itu aku bisa jelaskan..." Hyunjin ketakutan dengan tatapan kesurupan Chan.

" Apa ini? Apa yang kalian perebutkan? Itu sangat menjijikkan." Jisung kesal melihat ketiga kakak adik itu yang bertengkar seperti anak kecil.

" Bicara menjijikan, bukankah kau yang lebih pantas menyandang kata itu?"

" Kak Minho apa maksudmu!"

" Tidak usah pura-pura di depan semua, kita berempat itu sama saja. Kita tidak pantas di sebut sebagai manusia, karena prilaku kita lebih condong kepada hewan." Minho kembali ketempat duduknya, dia menuang wine kegelas dan menikmati kesegarannya yang tertunda oleh hantaman Chan.

" Untuk yang satu ini aku serius denganmu Minho! Aku tidak mau kau menyentuh Seungmin! Aku akan mengganti semua yang sudah kau keluarkan! Kau tinggal sebut nominalnya seperti biasa."

" Kali ini aku akan menguras semua harta dan saham mu kakakku sayang! Apa kau tidak takut?" Minho tau betul keserakahan kakaknya itu. Dia tidak mungkin bisa membiarkan Minho mendapatkan semua hartanya apa lagi saham keluarga di Australia.

" Baik, akan ku serahkan semua padamu. Besok datanglah kekantorku untuk merubah semua menjadi namamu. Sekarang kembalikan ponsel Seungmin padaku." Chan yang melemah seperti ini, bukan yang Minho inginkan, itu membuatnya kesal. Dia menatap Chan penuh amarah, dia pergi tanpa berkata lagi.

Minho terduduk kesal di mobilnya. Benda bulat dihadapannya menjadi bulan-bulanan kemarahannya.

" SIAL! Kenapa dia bisa semudah itu menyerahkan semuanya! Aku tidak ingin semua itu! AKKKHHHH!! SIAL!!" Mino terus menghantam setir kencang. Pikirannya kalut.
.
.
.
.
[🦊] " Kak? Kau baik-baik saja? Aku tadi kekost mu tapi lampu kamarmu mati. Besok bisakah kau menemaniku makan siang lagi? Tapi kali ini aku ingin makan sup buatanmu ya, hehehe..."
.
.
.
.

" Jeongin? Sejak kapan mereka jadi sedekat ini? Tapi... Bukankah harusnya dia sudah sampai kostnya?" Dada Minho tiba-tiba sesak, jantungnya berdetak tak karuan.

" Kim Seungmin, apa terjadi sesuatu padamu?!" Minho menginjak gas mobilnya keras.

.
.
.

[📞🐰] " Seo Changbin! Apa kau dan calonmu sedang bersama Seungmin?"

[📞🐥] " Aku Felix! Seungmin tidak bersama kami! Maaf jika aku lancang, tapi aku mohon tolong jangan kau ganggu lagi sepupu ku itu! Sudah terlalu banyak hal pahit yang harus ditanggungnya. Jangan anda tambah lagi penderitaannnya! Terimakasih!"

.
.
.

Felix menutup telpon dengan kasar.

" Dengan kata lain, harusnya dia berada di kamar kostnya saat ini."

Minho mendatangi kamar kost Seungmin, dan benar lampu kamarnya mati.

" Apa dia sudah tidur? Tapi kenapa kau membuat hatiku ini merasa tidak tenang Kim Seungmin?" Minho mengambil ponselnya dan menghubungi salah seorang mata-mata kepercayaannya untuk membantunya membuka pintu kamar kost Seungmin.

Pintu berhasil di buka, namun tertahan oleh sosok yang terbaring tepat di belakang nya.

" KIM SEUNGMIN!!" Minho panik.

" Apa tidak ada jalan lain untuk masuk kesana? Jika dipaksakan tubuh Seungmin akan terluka!" Ibu kost datang untuk menolongnya.

" Kamar ini memiliki jendela, anda mungkin bisa melewatinya jika merusak jendelanya!" Minho berlari menuju jendela yang dimaksud.

Dari sana terlihat jelas tubuh lemah itu terbaring pucat. Minho menendang kencang hingga membuat jendela itu hancur berkeping-keping. Dia menerobos masuk tangpa memperdulikan sisa kaca yang menyayat tubuhnya.

" Kim Seungmin sadarlah! Mimisan?! Sial!" Minho mengangkat tubuh Seungmin kemobil dan segera menuju rumah sakit.


Kyuji_25

[ BL ] SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang