10

756 84 2
                                    

" Kau bahagia bersamanya?" Mata Jamie terbelalak, di lihatnya sosok laki-laki tinggi yang sudah lama tak di jumpainya.

" Ka.. kau.. apa kabar?" Jamie memeluk erat Seungmin kecil.

" Mama, dia siapa?" Jamie hanya melirik kearah anak nya denga  binar ketakutan.

" Jae, kenapa kau tidak menghubungi dulu? Aku kan bisa menj__" Kata penyambutan Wonpil terenggut oleh timah panas yang kini bersarang didadanya.

" SUAMIKU!!" Jamie berteriak, ditatapnya sang suami yang sudah tak bernyawa tergeletak begitu saja.

" Papa..." Seungmin menangis melihat kejadian tragis yang baru saja menimpa ayahnya.

" APA KAU SUDAH GILA!! Kenapa kau bunuh suami ku! Kenapa?!" Jae hanya tersenyum seperti kerasukan iblis.

" Dia pantas mendapatkannya! Aku sudah memberikannya segalanya dan apa balasannya untukku!"

" Tapi dia itu sepupumu sendiri!"

" PERSETAN DENGAN HUBUNGAN DARAH INI! Kau tau, aku hanya mencintaimu Jamie... Tidak pernah ada yang lain di hati ini! Bahkan cecunguk ini pun tau betul. Tapi dengan tidak ada hati, kalian menikah dan meninggalkan ku dalam kisah cinta ini sendirian. Kau tega Jamie.. kau tegaa..."

" Kisah cinta yang kau bilang itu tidak pernah ada Jae. Kau tidak pernah puas dengan satu orang. Itu bukan cinta, itu hanya egomu semata."

" Apa kau tidak pernah berpikir. Diantara banyaknya yang aku kencani, hanya kau tak tak pernah ku jamah seujung jari pun, kenapa? Itu karena kau begitu berharga bagiku! Kau yang aku inginkan! Kau adalah cintaku Jamie... Aku hanya mencintaimu... Tapi kau tidak pernah mau mengerti!" Jae sangat kacau hari ini.

" Hentikan semuanya Jae... Aku mohon... Kau lihatlah jasad sepupumu itu... Apa kau masih bisa mengatakan hal itu didepan mayat adikmu sendiri." Jamie tak bisa menahan kesedihannya.

" Sudah mati pun masih menyusahkan ya! Kalau kau begitu mencintainya, kenapa tidak kau susul saja dia keneraka?" Jae kembali melepaskan tembakan ke arah Jamie dan menembus dada kirinya.

" MAMA!!!" Seungmin kecil berusaha menahan tubuh Jamie yang lunglai. Di hari bahagianya, Seungmin malah mendapat kado yang sangat tidak dia ingin kan dalam hidupnya. Kedua orang tuanya mati mengenaskan dihadapannya.

" Dan kau anak kecil.... Apa kau juga ingin menyusul ayah dan ibumu?" Jae menodongkan senjatanya tepat di kepala si kecil dengan wajah peluh dan pucat.

Seungmin diam, tubuhnya seperti mematung. Ingin rasanya dia berlari dan berteriak meminta tolong tapi itu hanya sia-sia, keberanian nya tak kunjung berkumpul. Jae melihat liontin puppy yang di pakai oleh Seungmin.

" Ini...." Itu adalah hadiah dari Jae untuk Jamie saat mereka berpisah dibandara, sesaat sebelum ayah Jae memutuskan agar dia menetap dan menikah di Australia dengan seseorang pilihan ayahnya.

" Kau masih menyimpannya? Dasar bodoh!" Tubuh Jae melemah hingga membuat senjata yang tadi digenggam kuat oleh nya tergeletak di lantai.

Tubuh tinggi itu rubuh bersama kenagkuhan dan kemarahan nya. Dia menarik kuat surainya yang semakin berantakan.

" AKKHHH!!! APA YANG AKU LAKUKAN!! Bukan ini! Bukan seperti ini!!" Teriakan Jae menghentikan sesaat jantung si kecil yang memang sudah ketakutan dari tadi. Jae menatap binar mata si kecil manis yang masih shock di hadapannya. Dengan tega dia meninggalkan Seungmin yang masih kecil sendirian bersama kedua mayat orang tuanya.

" Kenapa? Kenapa kau bunuh papa dan mama ku? Apa aku tidak pantas hidup bahagia? Apa kebahagian yang ku rasakan terlalu besar hingga membuat Tuhan marah dan seketika merenggut semuanya dariku? Kenapa....." Keluh Seungmin dalam alam bawah sadarnya. Dia ingin meronta memutar balik waktu, hingga dia bisa menyelamatkan kedua orang tuanya dari maut.
.
.
.

Minho terbangun menatap Seungmin yang masih belum sadarkan diri. Ujung matanya terus mengalir manik kesedihan yang mendalam.

" Apa yang sedang kau pikirkan dalam tidurmu? Apa yang kau simpan dalam diammu? Jika begitu sakit, katakan padaku. Aku siap menanggung semua rasa sakitmu." Minho menggenggam erat tangan Seungmin.

" Kakak," Jeongin menghampiri Minho yang tertunduk dengan memegang erat tangan Seungmin.

" Jeongin-ah, aku minta maaf. Aku yang sudah membuat kesalah pahaman ini berlarut-larut. Andai aku bisa menyakinkan hati ini, dan menerima mu sejawarnya seorang kakak tiri. Hubungan kita mungkin tidak akan serumit ini. Kau terlihat kotor karena aku." Minho kini bangkit menatap adik yang selama ini menganggapnya sebagai sugar daddy bukan kakak.

Jeongin adalah adik tiri Minho. Mereka satu ibu tapi beda ayah. Karena sikap arogant ayah Minho yang tak kunjung membaik, akhirnya ibu Minho memilih meninggalkan pria yang sudah di nikahinya itu bersama sang buah hati.

Dia menikah kembali dengan ayah Jeongin namun saat Jeongin masih kecil, ayah Minho mendatangi kediaman mereka dan menghabisi ibu dan ayah Jeongin dengan kejam. Hingga membuat Jeongin menderita bertahun-tahun.

" Akulah juga seharusnya minta maaf, tapi apa dayaku. Ingatan tentang kematian ayah dan ibu, sangat menyita kesadaran ku. Mungkin jika kakak jujur pada saat itu, aku malah hanya akan menyumpahimu dan melemparkan apapun padamu. Terimakasih sudah bersabar selama ini padaku."

" Semua ini salah laki-laki bajingan itu! Dia tidak pantas untuk panggilan yang mulia seperti 'ayah'. Dia hanya monster pemburu harta dan nafsu belaka!"

" Sudahlah kak, aku ingin membangun hidup baru. Aku ingin bahagia dan melupakan semua sakit ini. Aku punya permintaan."

" Apa pun akan ku kabulkan untukmu!"

" Aku ingin pindah sekolah. Aku sudah muak dengan mereka yang membully ku setiap hari. Aku ingin pergi ke LA, tempat ibu sekolah dulu. Aku ingin mambangun lembaran baru ku dari sana." Jeongin memohon dengan sangat.

" Baiklah, yang terpenting kau harus berjanji padaku. Hiduplah dengan baik di sana!"

" Tentu saja! Kakak tidak perlu cemas dengan hal itu!" Jeongin tersenyum bahagia, Minho tak pernah melihat kondisi sang adik sebaik sekarang sejak mereka pertama kali bertemu.

" Aku minta kakak berjanji satu hal padaku."

" Apa itu?"

" Tolong jaga kak Seungmin. Jangan biarkan dia sakit lagi. Aku bisa menentukan hal besar ini karena dia. Dia sangat memahami ku. Aku senang jika kak Seungmin bisa menjadi kakakku juga."

" Aku tidak mengerti arah pembicaraanmu kali ini."

" Hilangkan kebiasaan kakak bermain-main seperti itu. Itu hanya membuang waktumu! Aku tentu berharap bisa memiliki dua kakak yang baik untuk ku tapi itu semua aku kembalikan pada kakak."

" Jeongin-ah, untuk permintaanmu yang satu ini, aku agak kesulitan."

" Tidak ada yang sulit selama kakak mencobanya dengan sungguh-sungguh." Jeongin mendekati Seungmin.

" Kakak, terimakasih. Aku akan hidup lebih baik seperti yang kau katakan. Tapi aku juga ingin kakak hidup dengan baik. Cepatlah sembuh, aku ingin kau mengantarkan ku dengan senyuman kakak yang manis." Minho tersenyum, di belainya surai coklat sang adik. Meskipun begitu keresahan Minho tetap enggan menyingkir dari hatinya.

Kyuji_25

[ BL ] SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang