11

741 91 3
                                    

Seungmin membuka matanya, ditatapnya langit-langit rumah sakit yang kosong.

" Selamat kembali ke dunia yang memuakan!" Gumamnya.

" Kenapa tidak mati saja sih? Aku sudah lelah berpura-pura baik-baik saja. Ditambah 3 orang anak pembunuh yang terus menempel padaku, apa dosa ku hingga aku dipertemukan dengan mereka!" Seungmin menyesali keputusannya menemani Minho ke acara keluarganya.

" Seungmin? Kau sudah sadar?" Seungmin menatap sendu si pemilik suara. Felix memencet tombol yang ada di samping ranjang untuk membuat para medis datang memeriksa keadaan sepupunya.

Setelah berbicara dengan dokter Felix kembali menemui Seungmin yang kini terduduk diam menatap keluar jendela. Felix duduk disana dan menggengam tangan Seungmin, kekhawatiran tampak jelas dalam raut wajahnya. Seungmin membalas genggaman hangat Felix dengan tatapan sayu.

" Sudah lama sekali, tapi kau masih saja terbelenggu dalam ingatan pahit itu."

" Felix... Kau tau itu diluar kuasaku. Kadang aku berpikir, mungkin lebih baik jika aku mati saja? Mungkin aku lebih bahagia jika dia juga membunuh ku saat itu?." Seungmin kembali menatap jendela.

" Seungmin-ah... Jangan berkata seperti itu. Kau sudah seperti adik kandung bagi ku! Kalau kau tidak ada aku harus bagaimana?" Felix memeluk erat sepupunya.

" Terimakasih karena selalu memeluku, tanpa mu mungkin jiwa manusia ku sudah hilang entah kemana." Seungmin menggenggam punggung Felix. Hujan airmata membasahi ruangan tersebut.

____

Minho kini tengah sibuk meneliti setiap file yang berserakan di mejanya. Bukan masalah pekerjaan atau yang lainnya, dia sedang mengamati laporan perjalanan hidup Kim Seungmin yang kini menyita waktu dan hatinya.

" Tuan! Sepertinya anda akan terkejut jika membaca artikel ini!" Minho mengambil sebuah koran lama yang di sodorkan padanya.

" Bukankah ini berita pembunuhan keluarga sepupu si jalang itu? Ini sudah lama sekali!"

" Coba anda perhatikan foto anak di sana!"

" Anak.... Dia?!" Mata Minho terbuka lebar saat menemukan nama Kim Seungmin dalam berita itu.

" Katakan padaku! Ini hanya kebetulan kan? Mereka hanya kebetulan memiliki nama yang sama kan?" Minho tak yakin.

" Bukan hanya namanya tuan, tapi kalung yang di gunakan anak itu..." Mata Minho kembali meneliti, benda kecil itu. Dia tak pernah memperdulikan nya, tapi justru itu lah yang mengungkap tabir cerita.

" Dan fakta lainnya adalah... Bos besar yang sudah menembak mati ayah dan ibunya. Seperti yang anda bilang, ayahnya adalah Kim Wonpil, sepupu bos besar." Wajah Minho memucat. Ia tidak bisa menahan lagi kebencian di hatinya untuk orang yang bahkan sudah membusuk ditanah.

" AKHH!! KENAPA!!" Minho menghempaskan semua file yang tadi memenuhi meja kerjanya. Dia berusaha sekuat tenaga menahan luka dihatinya.

" DASAR IBLIS SIALAN!! Bahkan matipun tidak membuatmu berhenti menyiksaku! Kenapa kau menyusahkanku! Membuat sulit setiap langkahku!" Melihat kondisi bos nya yang tidak stabil, sang ajudan pun meninggalkannya sendirian.

" Setelah sekian lama, aku baru merasakan kenyamanan yang ku rindukan. Ketenangan yang hadir saat aku menatap wajahnya. Rasa takut kehilangan jika jauh darinya. Kenapa kau ingin merenggut semuanya dariku!" Minho tersungkur, airmata membasahi kepalan tangannya yang menguat.

" Kau sudah membuat segalanya menjadi sulit untuknya. Akankah dia akan menerimaku, jika dia tau aku darah daging iblis itu! Aku harus bagaimana..... AKU HARUS BAGAIMANA!!!" Teriakan Minho terdengar keras, hingga membuat satu ruangan berbisik tentang dirinya namun enggan untuk mendekat. Mereka lebih sayang nyawa mereka dari pada bos nya itu.

Changbin melipir dari keributan, dia mengambil ponsel dan menelepon kekasih hatinya.
.
.
.
.
[ 📞🐰🐷] " Hallo sayang, bagaimana keadaan Seungmin? Kau bilang tadi ingin menjenguknya?"

[📞🐥] " Aku dan Seungmin sedang berkemas, dokter bilang Seungmin boleh pulang hari ini juga."

[📞🐰🐷] " Oh syukurlah kalau begitu. Tapi..."

[📞🐥] " Tapi apa?"

[📞🐰🐷] " Bos ku berteriak-teriak di kantor seperti orang kesetanan! Aku rasa itu ada hubungannya dengan Seungmin. Bisakah kau meminta Seungmin untuk bicara pada bos ku agar dia kembali waras?"

Felix menatap kearah Seungmin yang masih sibuk mempacking barangnya. Felix melipir keluar dari ruang inap Seungmin.

[📞🐥] " Sayang, aku tau dia itu bosmu. Apapun yang dia katakan disana kau harus menurutinya. Tapi untuk kali ini aku mohon jangan meminta sepupuku untuk berhubungan lagi dengan bosmu itu. Seungmin sudah cukup terluka. Dia dengan tegas mengatakannya padaku, bahwa dia sudah tidak ingin terlibat apapun dengan bos mu dan saudaranya lagi."

[📞🐥] " Nanti saat menjemputku, sekalian saja kau bawa laptop yang pernah bos mu berikan pada Seungmin. Kembalikan itu padanya! Sudah ya, aku mau membantu Seungmin lagi. Dah sayang..."
.
.
.
.

Felix menutup telponya. Changbin dengan hati resah terus memandangi ruangan bos nya tersebut.

" Kau sudah selesai?" Tanya Felix yang kembali keruangan.

" Telpon dari siapa?"

" Dari kak Changbin." Mendengar itu senyum di wajah Seungmin pun pudar.

" Tenanglah, dia hanya menanyakan keadaanmu... Dan aku juga sudah bilang padanya untuk mengembalikan laptop itu."

" Terimakasih." Felix menggeleng.

" Kau bersungguh-sungguhkan dengan perkataanmu tadi?"

" Yang mana?"

" Soal pindah ke rumahku!"

" Itu hanya jika kau tidak keberatan,"

" Mana mungkin! Aku malah sangat menantikan hari itu tiba." Felix tersenyum bahagia.

" Soal laptop baru tenang saja, aku punya kenalan yang ingin menjual laptopnya dengan harga murah tapi kualitasnya masih bagus."

" Benarkah? Wah Lee Felix, aku sangat terkejut dengan kemampuanmu itu. Kau cepat tanggap sekali!" Puji Seungmin.

" Aku tidak ingin kau sedih lagi! Mulai sekarang aku akan mengawasimu 24 jam! Aku akan menjadi babysiter adik kecilku ini..." Felix bergelantung pada tangan Seungmin.

" Apa tidak akan terbalik nantinya?" Ledek Seungmin. Seungmin sangat bersyukur dalam hatinya karena Tuhan masih menitipkan  kebahagian padanya melalui sepupunya itu.


Kyuji_25

[ BL ] SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang