21. Heboh

2.7K 380 45
                                    

UP LAGI NIH GUYS 🥳🤩

ADA YANG KANGEN SAMA CERITA INI NGGAK??

SEBELUM BACA VOTE AND COMEN DULU YA🌻😘

HAPPY READING❤

Sekolah, tempat di mana siswa dan siswi mencari ilmu dan pengetahuan. Di tempat ini juga, kita dapat berbaur dan bersosialisasi dengan orang lain. Harusnya sekolah menjadi tempat ajang pencarian jati diri, bukan tempat pembullyan ataupun tempat pemameran harga di lakukan. Namun, sebagian besar siswa yang bersekolah di SMA Cendana menjadikan tempat mencari ilmu ini sebagian ajang sosialita. Kebanyakan dari mereka menjadikan harta sebagai tolak ukur pertemanan. Orang berkasta rendah atau bisa disebut anak beasiswa hanya akan di jadikan bahan olokan oleh mereka. Tak jarang mereka juga di anggap sebelah mata oleh siswa lain.

Itulah yang di rasakan Queen. Dia sama sekali tak banyak bergaul seperti gadis sebayanya. Temannya pun bisa di hitung dengan jari. Tapi Queen tak pernah merasa dendam jika di pandang sebelah mata oleh siswa lain. Dia malah merasa damai. Damai dalam artian yang berbeda.

Tapi kedamaian yang Queen rasakan, kini tampak goyah. Kehidupannya yang tadinya adem iyem, kini tampak sirna kala dirinya menjadi guru pembimbing Sultan-si cowok urakan ketua geng Ambyar.

Kemunculannya pagi ini membuat satu sekolah gempar. Pasalnya, Sultan itu begitu di idolakan oleh para gadis. Segala kabar terbaru tentang Sultan, dapat mereka ketahui dalam sekejap. Sampai-sampai merk dalaman Sultan saja mereka tahu.

Benar-benar fans berat, yang tidak tahu privasi bukan?

Kegemparan itu belum juga membuat satu sekolah reda, mereka harus kembali di buat gempar kala melihat seorang gadis berjalan beriringan dengan lelaki itu. Beriringan, bukan di belakangnya!

Mungkin jika yang berjalan beriringan adalah siswa lain itu tidak akan di permasalahkan. Tapi ini Sultan! Lelaki yang tak suka langkahnya di dahului, dan tak suka jika barangnya di sentuh oleh orang lain. Tapi seorang gadis perempuan yang ada di sampingnya, membuat semua orang tercengang. Mungkin jika gadis itu Gladis-si ketua cheerleeader, mereka bisa memakluminya. Pasalnya dia begitu terobsesi pada Sultan. Tapi ini adalah Queen-gadis beasiswa yang selalu mereka tatap sebelah mata.

"Nggak usah tatap gue kayak gitu juga kali. Makin keliatan banget nggak pernah liat cogannya tahu nggak?" Celetuk Sultan menatap semua kaum hawa yang terus menatapnya penuh minat.

Bukannya tersinggung, semua murid perempuan itu malah terpekik keras. Ucapan pedas Sultan mereka anggap angin lalu. Tidak ada yang tersinggung? Tentu saja tidak ada! Kata-kata pedas lelaki itu memang ciri khasnya yang unik, yang jarang di miliki lelaki lain.

Segerombolan siswa perempuan tampak menyingkir, kala melihat ke datangan Gladis. Tak ada yang berani memarahi gadis itu, saat dirinya mendorong siswa berkucir kuda yang menghalangi jalannya.

"Kamu udah sehat? Kok nggak hubungin aku sih, kalau mau sekolah hari ini?" Tanpa malu Gladis bergelayut manja di tangan si ketua Ambyar itu.

"Nggak usah so deket deh sama gue! Emangnya lo siapanya gue, sampe-sampe gue harus hubungin lo." Sentakan kuat di dapatkan oleh Gladis. Gadi itu sudah berhasil membuat mood Sultan hancur. Padahal ini masih pagi. Pelajaran matematika saja belum di mulai, tapi ia sudah kesal duluan.

"Kamu kok kayak gitu sih sama aku." Wajah Gladis sudah memerah, saat mendengar nada cemoohan dari pada siswa. Sial, lihat saja nanti! Dia akan memberi perhitungan pada mereka semua.

"Emangnya Lo maunya gue kayak gimana? Kita nggak terlalu deket. Jadi, jangan sok udah akrab deh."

Gladis berdecak kesal. Matanya beralih pada gadis menyebalkan yang berada di samping Sultan. "Lo pasti udah pengaruhin Sultan kan. Dasar sok polos." Hendak saja ia menjambak rambut Queen, namun tangannya sudah lebih dulu di tahan oleh Sultan.

SULTAN | THE KING HOLKAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang