Ada kehangatan dari balik jas sekolah milik Mingi yang setia membalut tubuh ku. Aroma parfumnya yang menempel disanapun dapat dengan jelas ku cium.Entah mengapa hal itu malah membuat perasaan rindu ku terhadap sang pemilik jas semakin kuat.
Perlahan aku memejamkan kedua mataku, memeluk sendiri tubuhku, lalu mengusap perlahan kedua lengan ku bersamaan dan mengingat-ingat kembali bagaimana cara dia memeluk ku.
Pelukanya yang selembut kapas. Hangat yang menguar dari tubuhnya membuat serotonin ku meningkat, seolah memaksa tubuh ku untuk enggan melepaskan diri. Dan, ya... Jangan lupakan bahwa dia terkadang berubah menjadi pria manja yang meminta ku untuk balik memeluknya, kemudian membiarkan tubuhku dibawa olehnya ke kanan dan ke kiri.
Aku tak mungkin bisa meninggalkan mu, bahkan dalam keadaan yang sulit sekalipun. Aku hanya... Kau benar-benar sudah membuat ku bergantung padamu.
Setetes air mata berhasil lolos membasahi kedua pipiku saat mataku terbuka.
"Aku... selalu merindukan mu, Mingi."
"Apa?! Kau sudah rindu lagi?! "
Suara familiar itu segera membuat ku tersadar. Tak ingin pula membuat nya khawatir, segera ku hapus jejak basah di wajahku."Kau...sudah datang? Sejak kapan? ".
" Baru saja. "
Langkah kakinya semakin mendekat ke arahku.
"Eun Bi yaa ~~ Baru ku tinggal sebentar beli minum sudah rindu apalagi kalau... hmmpht.. "
Aku benar-benar malu karena ketahuan. Telapak tanganku meraih wajah Mingi, menangkupnya di kedua pipi hingga membuatnya menggembung.
"Tidak ada yang rindu pada mu, Tuan~."
"Ta..dhi... kau... bi... langh...ap..pwahh, hhhhah? "
"Kau salah dengar!!! "
"Mha..luu..ywaaa...?He..he..he".
Suara kekehan nya yang jenaka itu membuat ku melemah. Ku jatuhkan tanganku dari wajahnya.
"Sudah ketahuan tapi tidak mau mengaku". Mingi mendorong bahuku pelan dengan lengan kirinya. Satu alis nya mengangkat jahil. " Yah... Bagaimana ya sayang... Aku ini memang pangeran tampan yang selalu dirindukan banyak orang".
"Jangan ngaco... ". Aku memutar bola mataku malas dan kembali berbalik memandakan pandangan pada gedung-gedung tinggi diatas rooftop sekolah yang sepi.
"Hey, Eun Bi, Kau yakin baik-baik saja? "
"Hm.. " Aku mengangguk meyakinkan.
Grep
Refleks, mataku terbuka lebar saat Mingi justru memeluk erat tubuhku dari belakang secara tiba-tiba, lalu menyimpan dagunya di bahuku.
"Eun Bi. " Suaranya melemah. Tersirat kegelisahan dibalik suaranya.
"Soal tadi kau yakin tak menyembunyikan sesuatu dari ku? "
"M-mingi, sudah ku bilang. Tak ada apapun yang harus ke sembunyikan darimu. "
Dia melepaskan pelukanya dan memutar tubuhku agar berhadapan denganya.
"Tapi kau terluka. Wajahmu, tanganmu, kakimu semuanya luka. " Mingi menelisik memar dan bekas darah yang mulai mengering yang dapat ia lihat dari luar.
"Aku hanya- terjatuh... " Kembali aku membelakangi nya.
"Jangan bohong, Eun Bi. "
"Tidak. Tidak. Kan sudah ku bilang. " Aku membalas perkataanya dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
IT'S NOT YOU
Fanfiction[ON GOING] Tak pernah terbayangkan menjadi kekasih Song Mingi. Published : June, 2020 Finished :