PART 30

23 8 3
                                    

Masih ada yang nungguin wp ini ga sih? Hehe

#

Theme park terbesar di Seoul saat musim liburan begitu ramai pengunjung. Wajah orang-orang terlihat bahagia dan lepas seolah melupakan keluh kesah di waktu sebelumnya.

Tidak seperti mereka, wajah kedua orang yang sekarang duduk di bangku taman ini terlihat tak nyaman, mereka hanya bisa saling membuang muka, enggan bertatap meski telah mengenal satu sama lain.

Tiga puluh menit berlalu setelah memutuskan panggilan telepon, pria itu memijit pangkal hidungnya kemudian menghembuskan nafas secara kasar.

“Tadi Yunho bilang apa ditelepon?”Wanita itu bertanya.

“Dia bilang tak jadi kesini.”

“Benarkah? Tapi dia sendiri yang memintaku untuk datang. Kenapa dia yang jadi tidak datang?”

“Dia juga cuma memberi kita dua tiket. Ah, si brengsek itu! Apa yang sebenarnya dia ingin rencanakan?!”

Wanita itu memperhatikan bagaimana si pria terus mengomel sepanjang waktu.

“Umm, Sebaiknya aku pulang saja”

“Kenapa kau pulang?”

“Aku rasa aku mengganggu mu”

Pria itu menoleh.

“Ck, jangan salah paham. Kau coba saja satu atau dua wahana. Sudah jauh-jauh datang malah pulang”

"Bagaimana dengan mu? Kau ikut naik? "

"Yah... Terserah saja"

"Bagaimana dengan gyro swing? "

Mendadak pria itu merasa ngeri hanya dengan melihat bagaimana wahana tersebut berayun secara ekstrim.

"Aku bisa muntah setelahnya"

"Kalau world monorail? "

"Itu untuk anak-anak... "Pria itu kini menatap malas.

"Kita naik gondola yang biasa saja". Akhirnya pria itu yang mengambil keputusan sendiri. Ia berjalan menuju wahana yang diinginkan dan membiarkan wanita itu mengikutinya dari belakang.

#

Saat berada dalam gondola mereka duduk saling berseberangan.

"Jadi... Kau teman Yunho juga? "

Wanita itu menoleh dengan ragu-ragu karena pria itu lebih dulu memulai percakapan.

"Huh? Y-ya... Aku dan Yunho bekerja ditempat yang sama"

"Ah, begitu rupanya dia menipu ku... "

"Menipu apa? "

"Kau masih tidak mengerti, Eunbi?"

"Aku tidak"

"Yunho mengajak ku kesini dan dia memberikan dua tiket sebelumnya. Tapi yang datang ternyata bukan Yunho, melainkan kau. Dan biar ku tebak, Yunho mengajakmu kesini juga kan? "

"Benar"

"Jeong Yunho benar-benar ingin kita bertemu... "

"Tapi kenapa? Maksud ku... Apa Yunho mengenalmu juga? "

"Yah, begitulah. Kita berteman sejak SMA. "

"Benarkah? Kalian berteman selama itu? Aku tidak pernah tau..."

Mingi, pria tinggi itu diam-diam mengamati Eunbi. Wajah nya tidak banyak berubah sejak terakhir bertemu, serta detail ekspresinya saat ia kebingungan nyaris membuka semua memori tentang Eunbi nya di masa lalu.

"Lalu bagaimana Yunho bisa tau kalau kau dan aku juga saling mengenal?" Eunbi bertanya memecah fokus Mingi yang masih menatap dengan fikirannya yang tengah berkecamuk.

Bagaimana bisa Mingi menjawab?

Mingi melihat ke arah jendela, dia menyadari posisi gondola semakin tinggi. Mingi berubah cemas dan keringat dingin mulai bermunculan di dahinya.

"Kau kenapa, Mingi? "

"Tidak apa-apa"

"Kau takut? "

Mingi menutup matanya erat karena semakin mendekati puncak.

"Kau bisa pegang tanganku... "

Eunbi mengulurkan tanganya namun Mingi sama sekali tidak bergerak.

Eunbi menggenggam jemari  Mingi tanpa bertanya lebih dulu. Dia hanya khawatir begitu melihat wajah Mingi semakin terlihat pucat.

"Kita masih perlu waktu beberapa menit lagi untuk sampai kebawah, kau bisa tutup mata mu dulu..." Ucap Eunbi mencoba menenangkan.

Namun yang dilakukan Mingi malah membuka matanya dan menatap wajah kecil itu. Ia merasakan kehadiranya sekali lagi namun dengan setiap semburan rasa sakit, hanya saja rasa rindunya lebih besar dari yang dia duga.

#

Setelah turun dari wahana, keduanya memesan minuman yang sama kemudian duduk kembali duduk bangku taman.

"Mingi, kau sudah baik-baik saja?"

"Lebih baik... "

"Syukurlah, kau tadi kelihatan begitu cemas"

"Benarkah? "

"Padahal hanya naik gondola, tapi kau sampai berkeringat, hahaha... "

Mingi tersenyum menahan malu saat melihat Eunbi tertawa.

"Jangan menertawai ku! "

Jari Eunbi memberikan sign 'ok'.

"Baik, baik aku berhenti... "

Saat suasana mulai hening, keduanya saling mengamati satu sama lain. Penampilan mereka, warna outfit yang sama, seolah menandakan bahwa mereka adalah sepasang kekasih yang menghabiskan waktu bersama saat akhir pekan.

"Eunbi"

"Mingi"

Mereka saling memanggil secara bersamaan.

"Kau dulu... " Eunbi mempersilahkan.

"Tidak, kau duluan"

"Baiklah, umm... Sejujurnya aku senang bisa bertemu denganmu lagi. Jadi... Bisakah kita... bisakah kita lebih sering bertemu?”

Mingi mengulas senyum penuh arti.

“Tentu”

"Benarkah?"

“Iya…hanya saja terkadang aku sangat sibuk”

“Aku tau, aku bisa menunggu. Aku hanya tidak tau kapan kesempatan itu akan datang. Jadi berjanjilah padaku untuk bertemu lagi, Mingi”

Mingi kemudian mengulurkan tanganya.

“Ya…Aku berjanji, Shin Eunbi”


“Ya…Aku berjanji, Shin Eunbi”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


               
   —to be continued...♡











































































IT'S NOT YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang