07. Temaram

140 25 4
                                    


"Kita hanya bisa berjanji, namun kita terlalu sering mengingkari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kita hanya bisa berjanji, namun kita terlalu sering mengingkari."
-Narasi Luka

•••💘💘💘•••

***

Mata itu mengerjap pelan, sebelum membuka matanya perlahan. Rasa pusing masih terasa bagi sinb sekarang, rasanya pening.

Setelah mendapat kesadaran nya penuh, netra sinb mengitari sudut kamar ini.

Kamar moonbin.

Dirinya ingat, sebelumnya dirinya ambruk sesaat setelah baku hantam dengan lelaki itu. Dia juga mendengar sayup suara khawatir bunda.

"Pingsan lagi." Lirihnya

GREPP

Kaget.

Sinb tersentak saat tiba tiba saja ada tangan yang melingkar di perutnya. Lalu kepalanya menoleh, bernafas lega saat mengetahui jika itu tangan milik Sua, adik moonbin.

Tangan sinb terulur mengelus lengan gadis yang tertidur di sampingnya itu, terkekeh kecil saat mendengar sua yang mendengkur kecil.

Sinb tersenyum simpul, memandang wajah sua yang terlelap sempurna di sampingnya. Sua sudah ia anggap seperti adiknya sendiri, karna sinb adalah bungsu jadi sedari kecil tidak pernah merasakan bagaimana memiliki seorang adik kecil. Lalu, pertemuan nya dengan sua membuat sinb merasakan bagaimana rasanya memiliki seorang adik. Karna itu pula, daridulu ia sangat memanjakan sua dibandingkan dengan moonbin sang kakaknya sendiri, mungkin itu alasan sua sangat manja terhadapnya.

Tangannya mulai bergerak kembali merapikan anak rambut gadis itu, terkekeh lucu saat tak sengaja helaian rambut itu masuk ke mulut sua.

"Nghhhh"

Sua menggeliat terganggu. Lalu perlahan matanya mengerjap pelan. Pipinya menggembung lucu saat melihat sinb yang tertawa di depannya. Inilah perbedaan jauh antara sikap sua kepada moonbin atau sinb, BAGAIKAN LANGIT DAN BUMI!!

"Kak sinb ih, sua masih ngantuk tau." Rengeknya.

"Kkkkk_maaf ya, kakak tadi cuma mau nyampirin rambut kamu. Yaudah kalo masih ngantuk, tidur aja." Diusapnya Surai sua lembut.

Sua malah semakin mengeratkan pelukannya kepada sinb, mulai mendusel ceruk leher sinb yang wangi katanya, bau lavender.

Sua menggelengkan kepalanya pelan, "Udah nggak ngantuk, maunya sama kak sinb aja disini." Manjanya ni anak kalo sama sinb doang emang, kalo sama moonbin auto jadi reog.

•NARASI LUKA• || NA UNGJAE || HWANG SINB || MOON BIN || Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang