"Saya yang berjanji untuk menetap, tapi malah menghilang tanpa meninggalkan jejak."
-Narasi Luka•••💘💘💘•••
***
"Kak, dada ku sakit." Ringis anak gadis berumur 8 tahun itu.
Taman bermain sore ini sepi, karna langit mendung meredupkan cahaya sinar mentari.
Hanya ada mereka disini, sepasang kakak beradik yang entah mengapa sedang berjongkok bersama, saat sang gadis kecil itu meringis memegang dadanya yang sesak, serta ada anak laki-laki yang terpaut 2 tahun itu mencoba menenangkan adiknya.
"Maafin kakak, kakak nggak sengaja. Jangan kasih tau mama sama papa ya?"
"Tapi sesak kak ..."
"Iya kakak tau, kakak bingung harus ngapain."
"Kakak, sakithhh ..."
BRUKKKK
"SINB!!"
____________
"Mbih, tungguin gw ya? Hari ini ada latihan futsal soalnya. Atau Lo mau gw anterin pulang dulu?" Moonbin bertanya kepada sinb di sebelah nya, saat ini mereka sedang berjalan di koridor. Bel pulang sekolah sudah berbunyi daritadi.
"Boleh pulang dulu nggak mbin? Kepala gw rada pusing soalnya."
Langkah moonbin berhenti, menarik tubuh sinb untuk menghadapnya. Langsung saja tangan kanan nya terulur menyentuh kening gadis itu.
Hangat.
Sudah dipastikan sinb demam karna hujan kemarin malam. Inilah akibatnya.
Moonbin menyampirkan tas nya ke depannya, lalu berjongkok membelakangi sinb.
"Naik!"
"Ngapain?"
"Tinggal naik aja kali"
"Nggak mau! Gw bukan bocah ya Lo gendong gitu"
Moonbin geram, langsung saja lengan sinb ditaruh di bahunya lalu gadis itu diangkat secara paksa, lama.
"Moonbin!! Turunin gw!"
"Moonbin!! Gw nggak mau ya!!"
"Moonbin gw bisa jalan sendiri!!"
Teriakan gadis itu tak digubris, moonbin tetaplah moonbin. Walaupun punggungnya terasa panas akibat pukulan sinb, ia tak masalah.
"Nih, pake!" Sodoran helm itu diterima kasar oleh sinb. Dirinya kesal dengan pemuda itu.
"Kita langsung pulang."
Kening sinb tertaut bingung, bukannya moonbin ada latihan futsal nanti?
"Loh? bukannya mau latihan futsal?"
KAMU SEDANG MEMBACA
•NARASI LUKA• || NA UNGJAE || HWANG SINB || MOON BIN ||
أدب الهواة"Kita ini hanya sepasang jiwa yang dipertemukan oleh cinta, namun berakhir dengan duka." -Narasi Luka, 3.03 ••• "Gw suka sama lo," "Maksud lo apaan mbin?" "Gw nggak bisa bohong tentang perasaan gw ke lo sinb!! gw nggak bisa!! udah cukup selama ini...