Dipulis pada tanggal 9 november 2021
"kau ingin pergi kemana siang ini" ucap pria paruh baya di sebrang isa.
"apakah kau tidak mendengar perkataanku" ucap pria paruh baya itu kesal.
"tidak, dan bukan urusanmu" ucap isa tidak peduli sambil memakan hidangan yang di taruh ke meja makan miliknya.
"huh, katanya kau akan pindah sekolah. Apakah benar?" tanya pria paruh baya itu dan di jawab hanya dengan sebuah anggukkan kepala saja.
"kenapa kau ingin pindah" ucap pria paruh baya itu penasaran dan sama sekali tidak di jawab oleh isa.
Srek.
"berhenti bersikap peduli dan perlakukam diriku sama seperti sebelumnya" ucap isa dan langsung pergi dari sana tanpa mempedulikan perasaan seseorang yang terluka.
"isa, bukankah perkataanmu itu sangat menyakitkan untuknya" ucap ax.
(aku hanya mengembalikan ucapan yang ia katakan pada pemilik asli) ucap isa tenang sambil berjalan ke arah garasi.
Alexsander adalah nama pria paruh baya itu, alex nama miliknya sedangkan sander adalah nama keluarganya.
Dulu hubungannya dengan cucu perempuannya sangatlah dekat bahkan, selera mereka saja sama persis.
Bahkan dia adalah orang yang menyewa seorang pelatih seni beladiri yang cukup terkenal hanya untuk mengajari cucunya yang masih berusia 3 tahun saat itu.
Namun, semuanya berubah ketika 2 tahun yang lalu cucu perempuannya kembali.
Dia yang biasanya perhatian menjadi tidak peduli, cuek bahkan sangat dingin dan tidak jarang melakukan kekerasan fisik pada cucunya sendiri yaitu pemilik asli tubuh yang isa tempati.
Hanya karna sebuah cerita tanpa bukti dari sang ibu kandung yang mengatakan kalau dirinya selalu mendapatkan luka fiisk dari emosi tidak terkendali milik isa.
Pada kenyataannya isalah yang memiliki banyak sekali luka bahkan, depresi karna selalu tertekan dengan semua tuduhan yang ada untuknya padahal yang melakukan kesalahan adalah saudara kembarnya.
Dan bukan hanya itu mau itu ibu kandungnya ataupun kakeknya tidak ada bedanya dengan ayah kandungys sendiri yang tidak pernah mengakui keberadaan isa walaupun isa adalah dsrah dagingnya sendiri karna sebuah alasan yang mana kenyataan isa adalah korban yang paling merasakan sakit mau itu secara fisik, batin bahkan mental miliknya sekalipun.
(lagi pula ax, kalau saja si kakek tua itu menolong cucu perempannya saat ingin di bunuh. Mana mungkin pemilik asli akan mati hanya karna menjadi korban) ucap isa sambil menaiki mobil dengan santai.
"benarkah, padahal di dalam cerita novel ini sama sekali tidak menceritakan hal itu" ucap ax dan membuat isa langsung memberhentikan mobil miliknya dengan sebuah rem dadakan yang cukup parah.
"apa kau bilang, dalam novel" ucap isa emosi.
"i, iya isa" ucap ax ketakutan karna ia langsung merasakan perasaan terintimindasi yang sangatlah kuat dari tuanya itu.
"kenapa kau tidak memberitahuku kalau, aku masuk kedalam cerita novel. Atau jangan-jangan aku akan masuk ke dalam cerita novel lagi setelah aku menyelesaikan misi utamanya" ucap isa dengan perasaan kesal yang meradang.
"t tidak isa, kau hanya akan masuk ke dalam beberapa cerita novel dan yang lainnya akan terjadi di dunia lain" ucap ax menjelaskan masih dengan keadaan ketakutan yang sangat jelas.
"begitukah, baiklah. Terserahmu saja" ucap isa dan mulai menjalankan mobilnya kembali ke tempat ia tuju.
"hm, isa sebenarnya sifat aslimu seperti apa" ucap ax dengan datar karna merasa heran dengan sifat isa.
"bunglon mungkin" ucap usa karna sifat miliknya sendiri memang sangatlahcepat berubah dalam beberapa detik saja tanpa kejelasan.
"hah, selalu berubah-ubah tanpa kenal waktu, kondisi ataupun suasana" ucap ax dan di angguki oleh isa dengan santai.
Beberapa menit kemudian.
"huh, akhirnya sampai juga setelah setengah jam perjalanan" ucap isa sambil melepas selbet miliknya _ gue gak tau gimana cara tulisnya.
"salah kau sendiri, padahal sedari tadi kita sudah melawati sekitar 7 tempat potong rambut di jalanan tapi, kau masih saja ingin piloh yang bersda di mol" ucap ax mengomel.
"trus, apa masalahnya. Gak adakan" ucap isa dan keluar dari mobil miliknya setelah ia ingat kalau mobil miliknya harus di parkirkan.
"lagi pula, aku ingin membeli banyak barang untuk di isi ke apartemen yang sudah di beli oleh pemilik tubuh" ucap isa santai.
"isa kau itu terlalu banyak bacot tau gak" ucap ax kesal.
"ck, syukurlah kau berbicara menyebalkan namun, tidak terlalu formla seperti tadi" ucap isa tanpa memperdulikan area sekitar.
"ah, maaf tuan. Anda sedang berbicara dengan siapa" ucap seorang pada isa yang terlihat berbicara sendiri.
"ah, aku bicara pada temanku" ucap isa sambil melepaskan earphone Bluetooth miliknya.
"em, kalau begitu bisakah kau berbucara dengan suara di kecilkan" ucap perempuan itu.
"hm, bukankah aku tudak berbucara dengan kuat sedari tadi" ucap isa tak paham dengan raut wajah yang terlihat sangat kebingungan.
"ah, i itu" ucap perempuan itu kebingungan dengan gugup.
"temanku sudah memanggil, sebaiknya aku pergi" ucap perempuan itu setelah di panggil oleh temanya sendiri.
"kapan kau memakai earphone itu" ucap ax tidak ingat.
"tadi, saat masih berada di dalam mobil karna tidak ingin di lihat sebagai orang aneh" ucap isa sambil berjalan ke tempat potong rambut yang berada di dalam mol.
"kau sungguh cerdik isa" ucap ax tak menyangka.
"aku tau akan hal itu" ucap isa terdengar sangat percaya diri hanya saja sama sekali tidak sinkron dengan raut wajah dan suara yang di keluarkan dengan dingin.
"em, tapi bukankah kau selalu bisa meminta bantuanku kapanpun itu isa. Jadi kenapa kau memilih untuk melakukannya dengan serius" ucap ax tidak paham.
"itu karna aku sama sekali tidak ingin ada sebuah kecerobohan dalam kehidupanku, bahkan sebuah pepatah mengatakan sepandai-pandainya tupai melompat ia akan jatuh juga dan pepatah itu ada bukan tanpa alasan" ucap isa sambil memerhatikan sekeliling untuk di lihat.
"lagi pula, kalau ada seorang yang sangat pintar sudah pasti ia akan langsung mengetahui hal aneh yang terjadi saat mencaritau" ucap isa.
"em, apakah yang kau makasud itu seperti hacker" ucap ax mengerti beberapa hal.
"em, lagi pula walaupun kau mengatakan kau sudah sangat sempurna, bukan berarti kau tidak akan melakukan kesalahan bukan" ucap isa dan ax hanya mengangguk tanda ia paham dengan pemikiran tuanya.
"anda ingin pemotongan rambut seperti apa?" tanya salah seorang pegawai di tempat pemotongan rambut.
"di bawah telinga sedikit dan warnai dengan warna putih perak" ucap isa santai.
"baiklah, em" ucap pegawai itu tidak yakin.
"tuan" ucap isa dingin dan langsung di angguki oleh pegawai.
"tuan" ucap pegawai itu mengerti karna dirinya tidak tau tentang isa sedikitpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
{01}Merubah Takdir Yang Menyedihkan
FantasyKarna sebuah kecelakaan seseorang harus menjalani kehidupan yang berbeda dan dunia yang berbeda pula. Untuk menjalankan misi dan membuat kehidupan para tokoh menyedihkan berubah menjadi lebih baik. Mampukah dia melakukannya dan membuat tubuh yang...