05.D1 <kaget>

512 65 5
                                    

Publis tanggal 27 October 2021






"eugh, ssst. Aku sedang ada dimana" ucap isa yang kebingungan sambil melihat ke arah sekitar tubuh miliknya.

"hah, sebaiknya diriku tidur lagi saja. Karna kepala milikku masih terasa sangatlah pusing" ucap isa dan mulai berbaring kembali.

Ceklek

"hah, dia masih saja belum bangun dari kondisi pingsan miliknya" ucap seseorang dengan datar namun, terdengar khawatir.

"tuan, sebaiknya saya memeriksa apakah ada suatu hal yang salah sampai nona masih belum saja bangun" ucap orang yang berada di sebelah orang tersebut dengan jas putih yang sangat rapih.

"tentu, lagi pula aku memintamu kesini supaya melihat kondisi cucu perempuanku bukan" ucap orang yang jauh lebih tua di sebelahnya.

"hah, anda memang benar. Lagi pula ini memang tugasku sebagai seorang dokter pribadi anda" ucap orang yang berjas putih sambil berjalan ke arah kasur yang di tempati oleh isa.

"bagaimana kondisi miliknya yang sekarang" ucap pria paruh baya setelah dokter yang di bawanya memeriksa cucunya.

"dia sudah baik-baik saja, dan dirinya tadi sudah bangun namun, karna kepala miliknya masih sakit saat terjatuh dari tangga membuatnya merasa sangat pusing dan sedang tertidur sekarang" ucap dokte menjelaskan.

"baiklah, kau bisa keluar sekarang dari kamar cucuku" ucap pria paruh baya itu mengusir dengan santai.

"santai dan jangan memperlihatkan wajah seperti itu padaku" ucap dokter itu karna sejak ia mendekati cucunya itu.

"apa! Akukan hanya melihatmu dengan tatapan sedikit tajam saja" ucap pria paruh baya itu sinis.

"baiklah-baiklah diriku tidak akan menyentuhnya lagi dan sebaiknya diriku sekarang pergi kalau tidak mungkin saja diriku  di pecat olehmu dan tidak bisa bekerja di manapun lagi" ucap dokter itu sambil berdiri dan beranjak pergi.

"oh ya, kalau bisa ku harap kau tidak lupa untuk memintanya melakukan terapi untuk membuat dirinya menghilangkan traumanya itu" ucap dokter itu saat berada di ambang pintu keluar.

"maaf, dan kakek mulai dari sekarang akan berusaha untuk menjaga dirimu dengan benar" ucap pria paruh baya itu dengan suara yang terdengar menyesal.

"dan kuharap kita bisa memperbaiki hubungan kita menjadi jauh lebih baik sama seperti sebelumnya" ucap pria paruh baya itu dan langsung keluar dari kamar cucunya sendiri.

Beberapa jam kemudian.

"sialan kenapa diriku harus mengalami terjatuh dari tangga hanya karna mag milikku kambuh" ucap wanita itu dengan kesal.

"hah, dimana lagi itu sistem sialan" ucap wanita itu kesal dan datar.

"dan bagaimana bisa ada orang yang tega membunuh dirinya padahal kehidupan miliknya saja sudah sangat rumit" ucap wanita itu dengan prihatin.

"hah, dan kalau alasan kenapa ia sangat trauma dengan berhubungan kekerasan bisa di maklumi hanya saja kenapa anak kecil ini sangat bodoh karna dirinya malah tidak melawan" ucap wanita itu sambil terus memegang kepala miliknya yang masih terasa pusing.

"emmh, sepertinya aku hanya baru mendapatkan setengah ingatan saja. Kalau tidak mana mungkin ada beberapa bagian ingatan yang masih tidak memiliki kejelasan seperti ini" ucap wanita itu lagi dengan berbagai macam keluhan.

"hem, apa hanya perasaanku saja atau memang suara milikku terdengar cukup serak seperti pria" ucap wanita itu begitu sadar dengan nada suaranya yang sedikit serak dan rendah.

"ting, ting. Anda sudah berhasil menyesuaikan diri dengan tubuh yang anda tepati sekarang dan tinggal menunggu waktu saja untuk setengah ingatan yang belum anda ingat sama sekali" ucap ax yang langsung datang dengan suara yang terdengar sangat antusias.

"ax, kau tidak salah bukan" ucap isa bertanya dengan raut wajah datar.

"tentu saja tuan" ucap ax masih dengan antusias dan senang.

"trus kenapa aku malah mendengar suara yang cukup mirip dengan pria" ucap isa kesal sambil berusaha untuk membuat suaranya untuk tidak keluar dengan kuat.

"bagaimana kalau anda meninggihkan sedikit nada suara anda tuan" ucap ax yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari isa.

"ah, hahaha maksudku isa" ucap ax gugup karna mendapatkan tatapan yang terlihat sangat tajam dan mematikan sekan-akan dirinya akan mati hanya karna bertatapan mata denganya.

"benarkah, akan ku coba" ucap isa dan mulai sedikit mencoba menaikkan suara dengan perlahan.

"ah, kau benar. Sekarang suara milikku cukup mirip dengan suara perempuan yang terdengar halus dan lembut" ucap isa senang karna ia sempat berfikir kalau ax menipu dirinya dengan mengatakan kalau dirinya masuk ke dalam tubuh anak perempuan.

"oh ya, ax" ucap isa mulai membuka pembicaraan.

"ya, isa. Apakah ada yang ingin kau tanyakan" ucap ax menjawab.

"bagaimana dengan bentuk wajah ataupun tubuh millikku yang sekarang" ucap isa penasaran.

"em, kalau begitu sebaiknya anda melihatnya sendiri di kaca. Isa" ucap ax agak ragu karna tidak ingin merusak imajinasi tuanya.

"baiklah kalau begitu" ucap isa dan mulai melihat ke setiap sudut ruangan untuk mencari kaca.

"dimana kaca yang berada di ruangan ini ax" ucap isa bingung karna tidak melihat sesuatu seperti kaca dan hanya melihat ruangan dengan ukuran yang sangat luas bahkan ada tv, sofa dan meja yang cukup luas seakan-akan tempat ini bukanlah kamar melainkan ruang tamu.

"dan kenapa ruangan ini hanya ada penerangan melalui lampu tidur saja" ucap isa dan mulai melihat keseliling ranjang untuk mencari benda yang biasanya di pakai untuk mematikan lampu.

"hem, kenapa hanya ada sebuah remot seperti ini yang bahkan tidak memiliki tombol sama sekali" ucap isa terheran dengan remot yang ia lihat.

"hah, memangnya benda ini bisa menyalakan lampu" ucap isa ragu dan tiba-tiba saja lampu di kamar itu menyala dan membuat isa sedikit melebarkan mulut miliknya.

Kalian bisa saja mengatakan dirinya cukup norak ataupun semacamnya. namun hal yang di lihat olehnya bukan hanya ruangan yang luas tapi, berbagai macam mendali, piala bahkan sertifikat yang malah berjejer di seluruh sudut ruangan.

Bahkan lemari yang seharusnya di isi oleh buku malah ada, piala dan lebih parahnya lagi piala itu hampir 75 persen yang ia lihat itu merupakan mendali yang berhubungan dengan seni beladiri yang terlihat dari bentuk ataupun ukiran yang berada di macam-macam piala dan mendali.

"ax, apakah aku sedang berada di sebuah museum piala, mendali dan sertifikat" ucap isa tak percaya bahkan isa masih berusaha untuk melihat sekelilingnya kembali karna tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

"tidak isa, ini adalah kamar pemilik asli tubuh yang kau tempati" ucap ax menjawab dengan tenang walaupun sebenarnya ia juga agak kaget karna banyaknya piala dan mendali yang berada di kamar itu.

"dan mungkin saja seluruh piala, mendali ataupun sertifikat yang berada disini adalah hal yang di dapatkan oleh pemilik tubuh asli tuan" ucap ax menjelaskan walaupun di dalam hatinya ia juga bertanya-tanya bagaimana bisa seseorang memiliki piala ataupun mendali sebanyak itu.

Yah, walaupun ia mendapatkannya pertama kali saat berusia 5 tahun namun, bukan berarti seseorang akan memilikinya sebanyak ini.

Dan yang paling mengherankan adalah kenapa semua benda itu harus di taruh. di kamar bahkan, kalau di perhatikan dengan baik benda-benda ada yang ada si sekeliling kamar sudah terlihat sangat penuh.

{01}Merubah Takdir Yang MenyedihkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang