Brakk
Suara dentuman keras terdengar akibat gesekan sebuah mobil dengan motor sport berwarna hitam. Kejadian itu terjadi begitu cepat di depan Rajawali High School.
Cairan merah kental dari seorang pemuda berseragam merembet mengenai jalanan beraspal membuat munculnya berbagai teriakan histeris dari beberapa orang yang sedang berlalu lalang. Kemacetan terjadi begitu saja karena saat ini adalah jam sibuk pagi.
"Angkasaaa!!"
"Nggak mungkin, itu bukan Angkasa kan??"
"Woyy tolongin, jangan diem-diem bae"
"O-otaknya keliatan"
Begitulah tanggapan dari beberapa saksi yang melihat kejadian itu.
Angkasa, sang murid kebanggaan Rajawali High School sudah dipastikan gugur di depan sekolah tercintanya dengan kondisi tragis. Suara tangis bersautan mengiri kepergiannya.
Terlihat seorang gadis berambut pendek yang memakai seragam Rajawali High School terdiam mematung ketika melihat mayat Angkasa tergeletak tak terbentuk di tengah jalan. Raut dinginnya yang tidak bisa terbaca tetap terpampang jelas, meskipun teman-teman sekolahnya yang lain sudah histeris.
"Zoe, itu seriusan Angkasa?" Tanya Shan, teman sekelas sekaligus sebangkunya.
Zoe, gadis yang ditanya itu menoleh ke samping tepat dimana Shan berada."Lo mau mastiin sendiri?"
"Gila aja ya lo, ngeri anjir". Shan bergidik membayangkan tubuh Angkasa yang sekarang saja ia tidak mampu, apalagi melihatnya dengan jarak dekat.
"Kemarin aja gue masih liat tuh cowok senyum-senyum di lapangan futsal eh hari ini udah meninggal. Stok cogan berkurang"
"Orang bisa meninggal kapan aja dan dimana aja," ucap Zoe menimpali.
Shan melihat arloji mahalnya yang menunjukkan pukul 07.30. "Ga jadi Ulangan yeeyy, yok pulang!"
Zoe tersenyum penuh arti, ia mengambil sebuah permen loli coklat dari saku seragamnya, membuka bungkus permen itu perlahan lalu memasukkan ke dalam mulutnya. Ia mengecap permen itu untuk menikmati rasa manis yang terasa ketika menyentuh lidahnya.
Banyak murid yang sudah bubar dari tempat kejadian dan pulang ke rumah masing-masing. Sekolah memilih untuk memulangkan mereka daripada muridnya terkena trauma akibat kejadian pagi itu.
"Ayo Zoe, hari ini biar gue yang ngasih tebengan," tawar Shan yang melihat temannya itu tidak beranjak satu centi pun dari tempatnya.
"Ga usah, hari ini gue mau ke rumah papa," tolak Zoe dengan halus tapi masih dengan nada datarnya.
"Oh, oke kalau gitu...gue duluan, bye!"
Shan berjalan menjauh menuju parkiran, tapi pikirannya masih tertinggal di dekat Zoe. Ia merasa ada yang aneh dari kecelakaan yang dialami Angkasa, entahlah ini hanya firasatnya atau memang faktanya seperti itu.
Sementara itu Zoe mengambil overboard biru miliknya yang ia titipkan di pos sekolah.
"Neng Zoe mau pulang?" Tanya Pak Arif, satpam sekolah.
"Iya nih Pak, saya ambil ya overboardnya" izin Zoe dengan nada ramah. Sangat berbeda dengan dirinya beberapa saat yang lalu.
Gadis bernama Zoe itu memang mudah sekali berganti suasana hati dan kelakuannya.
"Ya ambil aja atuh Neng itu kan punya kamu. Hati-hati di jalan ya, banyak kendaraan," peringat Pak Arif, sepertinya bapak-bapak paruh baya itu masih sedikit takut dengan kejadian tadi.
Sementara Zoe hanya tersenyum kecil mendengar itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ornamen
RandomOrnamen adalah organisasi yang menampung banyak manusia berkekuatan magic di dalamnya. Kelompok ini sudah ada sejak nenek moyang mereka, dan pada setiap generasi pasti memiliki kisahnya sendiri. Pada generasi baru ini mereka mungkin masih remaja, ta...