12. Kacau

107 13 6
                                    

Semua terjadi seperti yang sudah direncanakan sebelumnya. Heksa, Wiora, dan Zoe kini sudah berada di ruangan pribadi Vio yang penuh dengan komputer. Ketiga anak itu masih sibuk dengan dunianya masing-masing yang penasaran dengan ruangan itu, sementara sang pemilik ruangan mengabaikannya dan memilih fokus dengan apa yang dikerjakan pada komputer miliknya.

"Woah, gue baru tau apart lo ada ruangan kayak gini," ujar Zoe terperangah, berjalan-jalan mengelilingi seluruh sudut ruangan yang tak terlalu besar.

"Gue malah curiga kalau seorang hacker gak punya ruangan khusus kayak gini," timpal Wiora yang duduk di sofa tunggal sambil memakan snack yang sudah disediakan oleh Vio sebelum mereka datang. Salah satu pergelangan kakinya dia biarkan naik dan bertumpu ke kaki lainnya serta tubuh yang sepenuhnya bersandar pada sofa, menambah sisi bossy dalam diri gadis Agniwara.

Heksa sendiri memilih untuk bermain dengan salah satu pajangan patung milik Vio yang menarik perhatiannya sejak tadi, terlihat begitu gabut.

"Masih lama Na?" Tanya Heksa ke Vio dengan nickname Hyena.

"Lima belas menit lagi beres, lo lanjutin aja mainin pajangan goblinnya," ucap Vio.

Zoe tertarik dan menoleh ke pajangan yang dimaksud. "Goblin?"

"Makhluk kecil yang suka nyuri, lo gak pernah ketemu emang?" Wiora balik bertanya.

Zoe menggeleng, ia pikir makhluk seperti itu hanya fiksi dan tidak ada di dunia nyata.

"Gue pernah sekali ngelihat waktu kecil pas ikut bokap ke hutan Arterus, terlalu menjijikkan bentuk aslinya."

Heksa bergidik sendiri ketika mengingat salah satu memori masa kecilnya dahulu. Goblin yang pernah ia temui bentuknya jauh lebih buruk dari replika yang sedang ia pegang.

"Gue juga ga suka, mereka terlalu agresif," timpal Vio.

Sejenak keheningan tercipta, Zoe juga sudah kembali duduk di kursi yang tersedia.

Vio membalikkan kursi untuk berhadapan dengan rekan-rekannya yang berada tepat di belakangnya. "So, gue mau tanya kenapa kalian mau gue selidiki pengelolaan dana di ATM-nya sopir truk?"

"Karena tadi nemuin uang tunai, mungkin aja itu uang hasil bunuh Angkasa," jawab Wiora.

"Dan gue gak berhasil nemu hasil transfer ke saldo atm si sopir truk."

"Itu berarti uang itu dikasih secara tunai." Heksa memberikan kesimpulan.

Wiora mengangguk menyetujuinya. "Itu kenapa gue mau lo selidiki juga dana perusahaan Biga Motors, bisa aja mereka tarik tunai 150 juta dari rekeningnya. Pelaku cukup cerdik dengan ngasih uang tunai biar ga ada bukti transfer."

"Lo curiga sama Biga Motors pada akhirnya?" Tanya Zoe.

"Cuma mau memastikan."

"Kita perlu ngasih tau yang lain juga gak sih?" Tanya Vio. Mereka semua terdiam seperti tidak memiliki jawaban.

Tak lama kemudian handphone Zoe berbunyi menandakan ada pesan masuk. Zoe membuka hp nya dan melihat Zio mengirimi pesan.

Zio bawel

Nyalain handsfree

NOW!

Setelah membaca pesan tersebut dengan segera Zoe mengambil dan memakai handsfree miliknya yang pernah Wiora berikan kepada masing-masing anggota Wolf membuat ketiga rekannya kebingungan dengan tindakan tiba-tiba itu.

"Robin here, you can hear me?"

"Ya, ada apa?" Tanya Zoe.

Wiora yang melihat itu segera mengambil handsfree nya juga yang terprogram khusus bisa mendengar semua percakapan yang dilakukan melalui alat milik anggota lain.

OrnamenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang