Jam pertama mata pelajaran di kelas Zoe dan Shan hari ini diisi oleh mata pelajaran Seni Budaya, karena itulah kelas terlihat sangat enjoy dan menyenangkan. Guru hanya datang untuk memberi tugas kelompok, selanjutnya diisi dengan jam kosong.
Kesempatan ini digunakan Shan untuk mengobrol dengan seseorang mengenai sesuatu yang telah mengganggu pikirannya sejak tadi malam.
Kakinya melangkah ke bangku paling belakang sebelah pojok kanan. Terdapat dua kursi di sana, tetapi hanya diduduki oleh satu siswi, yaitu Zoe.
Gadis Socarta itu lebih memilih duduk sendiri daripada memiliki chairmate.
Shan duduk di kursi kosong sebelah Zoe. Sementara gadis itu masih asik mencoret-coret buku gambarnya, menggambar pola abstrak.
"Zoe, gue mau mastiin sesuatu,"
Zoe menolehkan kepalanya menghadap Shan. "Iya, itu gue," ucapnya seakan-akan tahu apa yang hendak Shan tanyakan pada dirinya.
Shan melirik sekitar, memastikan bahwa suasana kelas sudah sepi dan hanya tertinggal bangku-bangku kosong karena ditinggal pemiliknya pergi ke luar kelas.
"Seriously? Socarta gen." Tanya Shan masih tak percaya.
"Lo juga dari Banyuarta, ga usah kaget gitu," jawab Zoe dengan entengnya.
"Lo gak kaget emang?" Heran Shan karena merasa dirinya belum pernah mengungkap identitasnya sebagai gen Banyuarta pada siapa pun.
"Ya kaget, orang penakut kayak lo kok bisa jadi keturunannya Banyuarta"
Shan mendorong bahu Zoe sampai gadis itu agak oleng. "Sialan."
"Gue juga baru tau kalo mantan lo anak Bumantara"
Shan menoleh cepat pada Zoe. "Gue juga baru tau. Dia gak pernah cerita"
Melihat raut muka murung sahabatnya, Zoe jadi sedikit merasa bersalah karena telah menyinggung soal Heksa.
"Aelah santai aja. Anak Ornamen juga gak akan ngungkapin identitasnya secara cuma-cuna, dia mungkin gak tau kalo lo anggota Ornamen juga," hibur Zoe. Tidak ada hal lain yang bisa Shan lakukan selain menyetujui perkataan sahabatnya, daripada menambah overthinking.
Ting
Ting
Dua notifikasi masuk secara bersamaan pada kedua ponsel mereka.
"Harus barengan banget masuknya." Zoe melihat pop up notifikasi di ponselnya, Shan pun juga melakukan hal yang sama.
Sesaat kemudian setelah membaca pesan itu mereka beradu pandang.
"Lo...."
"Iya. Gue juga, Zoe"
_______________
"Woy, Heksa!"
Marka berlari kecil mengejar Heksa yang hendak menancapkan gas motornya. Badan Heksa sudah menunggangi kuda besi itu, bersiap untuk cabut dari lingkungan sekolah.
Marka menepuk bahu Heksa pelan. "Lo kalo bolos seenggaknya pake otak, jangan keliatan-keliatan banget."
Heksa melepas helm fullface yang sudah sejak tadi bertengger di kepalanya. "Kelas gue jamkos sampe pulang."
"Ini masih jam ketiga. Bisa buat belajar sendiri di kelas atau ngapain kek,"
"Bukan urusan lo," ucap Heksa terkesan dingin.
Beberapa pasang mata anggota OSIS mengarah pada mereka berdua karena hari ini akan ada rapat OSIS. Entah kebetulan atau bagaimana, ketika Marka bersama teman-temannya hendak menuju ruang OSIS untuk melakukan rapat, mereka malah menangkap basah satu murid yang mau bolos, murid itu tidak lain adalah Heksa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ornamen
AcakOrnamen adalah organisasi yang menampung banyak manusia berkekuatan magic di dalamnya. Kelompok ini sudah ada sejak nenek moyang mereka, dan pada setiap generasi pasti memiliki kisahnya sendiri. Pada generasi baru ini mereka mungkin masih remaja, ta...