part 26

3.3K 173 8
                                    

Pov aldi

Ini sudah setahun aku tidak bertemu nadia, bahkan nadia tidak pernah menemuiku lagi, jangankan menemui, menghubungiku saja dia tidak pernah, sama sekali tidak.

Nadia benar- benar dengan keputusannya untuk menjauhiku,

Apa akan selamanya begini?

Apa aku akan masing - masing lagi sekarang?

Aku merindukannya, semua kenangan tentangnya. Bersamanya, bahkan sepertinya tertawaku hanya pecah jika bersama nadia saja.

"Gue kangen lo nad..." ucapku lirih sambil mencium foto nadia yang masih tersimpan di handponeku.

*****

Akupun keluar dari kamarku dan turun ke lantai bawah, kulihat mama dan papa sedang berbicara dengan...

Sepertinya...

Itu keluarga sunny, maygat ngapain.

"Eh aldi...." sapa mama dengan senyuman.

"Eh iya, ini ada apa ngumpul- ngumpul."tanyaku bingung.

"Loh gimana sih masa yang mau menikah gatau" ucap mamah.

Menikah?

Oh nikah.

Hahh?
Apahhhh...

"Biasa anak- anak emang selalu begitu jeng" kali ini suara keluar dari mulut mamanya sunny.

Sebenernya aku emang udah tau, hari pernikahan ku dengan sunny pasti akan ada. Secara aku udah lama banget pacaran sama dia.

Selama nadia tinggalin aku.

Tapi ko aneh, apa yang aku rasain, apa aku jenuh sama sunny, atau bagaimana. Aku bingung.

Ada satu hal yang mengganjal di hati, tapi apaaaa.... Apa iya nadia?

"Aldi kamu ngapain bengong di situ, ayo sini, bentar lagi sunny juga dateng, dia tadi keluar gara-gara nunggu kamu bangun lama" kata mama.

"Hmm... Aldi mandi dulu deh mah biar ganteng, dadah" ucapku seraya kabur meninggalkan mereka dan lari ke atas.

******

Akupun merebahkan tubuhku di ranjang. mengusap muka ku dengan kedua tangan.

"Nad.... Lo tau ga, sebentar lagi, gue menikah, ko gue sedih ya" kataku dengan memegang ujung guling.

Bayanganku itu bukan guling, itu nadia, dan yang saat ini aku pegang adalah kepala nadia.

"Nad.. Lo izinin gue menikah kan?doain gue yaaa" kataku lagi

Kenapa rasanya masih ada yang gaenak di hati, tapi apaaa....

Ishhh gregettttt...

Aku udah mapan, udah cukup umur bahkan emang udah seharusnya untuk nikah, bukannya itu kemauan ku? Nikah, punya anak dan punya keluarga sendiri.

Lagian apa salahnya, bukankah orang yang ingin aku nikahi adalah orang yang aku cintai?

Dretttt.... Drettt....

Akupun segera mengangkat telpon tersebut.

"Halo..."

"Oh.... nadia alvalerie"

"Sip". Akupun menutup telpon tersebut.

Pov Nadia

"Ohhhh iya iyaa"

"Duh kayanya gabisa deh jeng, tapi di usahain deh"

"Iya iya aku tanya dulu deh sama nadianya"

Itu ema-ema telfonan sama siapa sih pake sebut-sebut aku segala

just friendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang