☪
Pemuda yang memiliki iris segelap malam itu menyambar jubah yang berada diatas ranjang, jubah putih itu terlihat kebesaran ditubuhnya, sentuhan warna gold di beberapa bagian menambah kesan menawan pada dirinya. Kaki jenjangnya melangkah lebar, tangannya sibuk merapikan pergelangan tangannya dengan tatapan lurus kedepan.
"Hyunjin, mau kemana?" Yang mempunyai nama menghentikan langkahnya, Ia berbalik badan dan mendapati Jaehyun berdiri disana.
"Menjemput Yeji." Jawabnya singkat. Jaehyun menganggukkan kepala dan menepuk pundak Hyunjin, kemudian berlalu meninggalkannya. Tepukan itu berarti menyuruh Hyunjin berhati-hati. Hyunjin menghela nafas, membuka gerbang dengan lebar, seketika panorama perkotaan memenuhi indera penglihatannya.
Tidak ada kendaraan, sebab warga Psyxros memiliki kecepatan diatas rata-rata dalam bekerja. Begitupula Hyunjin yang kini sudah keluar dari wilayah Psyxros, menginjakkan kaki di perbatasan, itu artinya Ia sudah dekat dengan sang kembaran. Ia merasa aura Yeji semakin dekat, Hyunjin mengikutinya, sampai dimana Ia melihat tempat yang begitu ramai, penuh dengan hiruk-pikuk manusia, kendaraan berlalu-lalang, Hyunjin mengernyit tanda tak nyaman.
Pandangan-pandangan yang di tujukan padanya bermacam-macam, dirinya terlihat seperti Pangeran, penampilannya sangat kontras dengan yang lain. Ia berjalan tanpa menghiraukan mereka, entah kenapa pikiran buruk tiba-tiba menghampirinya. Aura Yeji semakin dekat, dan semakin kuat, Hyunjin memasuki gang yang cukup sempit dan kotor. Langkahnya berhenti, Ia menatap dingin punggung seseorang didepan sana.
"Hwang Yeji!" Suara dingin miliknya membuat orang itu menoleh, keadaannya kacau, banyak darah yang terciprat ke badannya. "Apakah kau sudah tidak waras?!" Hyunjin mencengkeram lengan Yeji cukup kuat, sementara perempuan yang berstatus kembarannya itu menatapnya tanpa ekspresi.
"Aku hanya melindungi diri,"
"Lihatlah kekacauan yang kau buat!"
Yeji menoleh, memperhatikan karya yang sudah Ia buat. Tiga orang pria mati mengenaskan disana, es runcing menancap di mata salah satu dari mereka, juga terdapat lima tusukan di perut dan leher, belati yang terbuat dari kekuatan es itu seperti menghisap darah manusia mengenaskan itu. Potongan tangan dan bola mata juga ada disana.
"Apa ini?" Suara itu mengejutkan mereka berdua, namun saat mengetahui siapa yang berbicara, mereka bernafas lega. "Hwang?" Pertanyaan menuntut itu ditujukan pada keduanya, meminta penjelasan.
Tidak ada yang menjawab, Hyunjin dan Yeji hanya menatap datar orang itu. "Ikut aku." Felix akhirnya melangkah mendahului mereka, dan serempak sepasang saudara kembar itu mengikutinya.
Dan berakhirlah mereka di apartemen Felix, dengan keadaan yang lebih baik. Hyunjin dan Felix duduk didepan Yeji, menatap menuntut pada perempuan itu. Sementara yang ditatap terlihat acuh tak acuh, dan tak begitu mengindahkan tatapan mematikan dari dua orang didepannya.
"Sudah ku katakan, kembali saja," Hyunjin bersuara, agaknya Ia sudah lelah menghadapi kembarannya yang sangat keras kepala itu. Pintu yang terbuka mengalihkan perhatian mereka, dua orang masuk beriringan ke apartemen itu.
"Yeji?"
"Jeno?"
Keduanya berseru bersamaan, mengundang tatapan bingung dari yang lain. Lalu tatapan Jeno beralih pada orang asing disana, Ia kebingungan saat Hyunjin menatapnya seakan ingin membunuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MALVERA [NoMin]
Fantasia[fantasy] [bxb] [gore] ☪ Takdir sudah tertulis untuk seluruh manusia, itu mutlak dan tidak bisa dibantah. Namun Jeno dan Jaemin memilih menentang takdir, yang mana membuat mereka mendapat hukuman mengerikan yang tak terlupakan, kisah mereka menjadi...