☪
Mungkin ini menjadi kesempatan terakhir untuk melatih sihir mereka, Jaemin mengamati pergerakan penghuni kastil Heaven dari Holy Dome. Walaupun terpatri jarak yang sangat jauh, Jaemin melihat jelas bagaimana Yeji yang berusaha mengendalikan pikiran Hyunjin, sedangkan Hyunjin yang bisa membaca pikiran Yeji berusaha sekuat tenaga agar tidak terpengaruh.
Kemampuan keduanya terbilang mengerikan, bisa saja dengan adanya mereka berdua, mereka memenangkan peperangan dengan mudah, sayangnya untuk sekali lagi, lawan mereka bukanlah lawan yang bisa di remehkan. Yeji menyeringai kala berhasil merasuki pikiran Hyunjin, terlihat saudara kembarnya itu sedang melakukan apa yang Ia katakan, menempel dilantai seraya melakukan gerakan seperti ulat yang berjalan.
Yeji tidak bisa menahan senyuman lebarnya melihat pemandangan langka itu, otomatis Hyunjin terlepas dari kendali Yeji. Menyadari dirinya sedang melakukan hal konyol, Ia memberikan tatapan tajam pada Yeji, namun gadis itu langsung berlari keluar menghindari amukan Hyunjin.
Tidak ada bedanya dengan sepasang saudara yang lain, bedanya dua gadis itu melakukannya di keramaian. Dilihat sekilas hanya ada orang-orang yang berlalu lalang dan tak ada yang aneh, namun jika lebih di teliti, mereka mungkin bisa melihat bagaimana Olivia yang menyatu dengan angin, dan Lia yang hilang seperti ditelan bumi. Mereka beradu kecepatan hingga sampai pada jalan buntu. Lia kini menampakkan wujudnya, melihat Ia terjebak antara gedung-gedung, Ia mencari keberadaan Olivia.
Angin disekitarnya tiba-tiba berubah kencang, Lia menajamkan matanya berusaha menangkap tubuh Olivia, sayangnya Ia gagal hingga tubuhnya sendiri dikelilingi pusaran angin yang sangat kencang, layaknya angin puting beliung. Satu titik yang berbeda, Lia yakin itu adalah tubuh saudarinya. Tumpukan salju yang sangat tinggi mendadak muncul disamping Lia, Olivia membulatkan mata namun terlambat, tubuhnya sudah tenggelam pada tumpukan salju itu.
"Sialan kau!" Teriakan Olivia teredam membuat Lia terkikik geli dan meninggalkan Olivia disana, tanpa berniat membantu sama sekali.
•••
Sunyi menyelimuti ruangan itu, tidak ada benda-benda seperti lemari ataupun meja yang bisa dilihat, kosong, hanya seseorang ditengah-tengah ruangan yang sedang memejamkan mata. Tubuhnya melayang dengan sekelilingnya yang dilapisi asap tipis. Ruang ilusi yang Ia buat hampir selesai, hasil memuaskan untuknya yang mengorbankan waktu tidurnya selama dua hari.
Semua itu tidak mudah, sangat sulit membuat pikirannya berkonsentrasi penuh, tanpa dibayang-bayangi adik bungsunya, ataupun rasa ragu terhadap diri sendiri. Irene sudah melakukannya dengan baik, dan Ia akan berusaha lebih baik lagi menyelamatkan Psyxros bersama Jaemin dan yang lain.
Siluet seorang perempuan berdiri didepan sana, Irene mengernyitkan keningnya. Siapa dia? Terasa begitu dekat dan familiar. Perlahan wajah itu terlihat, Irene merasa nafasnya tercekat, dadanya sesak seakan disumpal oleh kain. Perempuan didepannya seakan menghantarkan sebilah pedang dan setangkai bunga mawar.
"Irene," Darahnya berdesir hebat kala namanya disebut. "Aku merindukanmu," Tubuhnya bergetar saat tangan itu menyentuh pipinya, mengelusnya penuh kerinduan.
"Kau...kenapa kau disini?" Irene berujar lemah. "Seulgi, kau... Kau tidak nyata,"
Tubuh Irene didekap erat. "Aku nyata, aku disini untukmu." Suaranya begitu nyata, namun Irene sudah memantapkan pendiriannya.
"Pergilah, aku tidak membutuhkanmu,"
Bertolak belakang dengan apa yang dikatakannya, Seulgi semakin erat memeluk tubuh Irene. Kehangatan yang sama seperti dulu, pelukan yang sangat Ia rindukan. Begitu menyesatkan. Irene mengangkat kedua tangannya, membalas pelukan Seulgi. Namun yang terjadi berikutnya adalah, cengkeraman erat pada tubuh seseorang yang membuatnya menjadi pengkhianat.

KAMU SEDANG MEMBACA
MALVERA [NoMin]
Fantasy[fantasy] [bxb] [gore] ☪ Takdir sudah tertulis untuk seluruh manusia, itu mutlak dan tidak bisa dibantah. Namun Jeno dan Jaemin memilih menentang takdir, yang mana membuat mereka mendapat hukuman mengerikan yang tak terlupakan, kisah mereka menjadi...