📖 SELAMAT READING📖
.
.
.
.
.
.
.Bora menggerang pelan dengan mata terpejam lalu matanya mengerjap setelah menyesuaikan penglihatannya Bora melirik pada jam di dinding.
06.46 AM
Bora melirik tempat Suga semalam sudah kosong dan dingin, berarti Suga sudah lama meninggalkannya dengan keadaan tak karuan. Bora mendesah lelah tiba-tiba ia teringat pada orang tuanya.
Dengan segera ia mencari ponselnya yang berada di ruang tengah tanpa memperdulikan ketelanjangannya. Setelah menemukannya ia langsung kembali ke kamarnya dan ketika ia menyalakan ponselnya iya terkejut dengan puluhan miscall dan pesan dari orang tuanya semalam.
"Astaga aku lupa memberi tau mereka" lirih Bora sambil membaringkan tubuh nya lagi
Lebih baik sekarang ia bersiap-siap untuk pergi bekerja ke tokoh kue ibunya. Bora bangun dan membersihkan kamarnya dari kekacauan yang sudah di buat, setelah semua beres ia membersihkan diri.
Selesai mandi ia langsung duduk di meja rias. Saat berkaca ia baru menyadari bekas cekikan Suga kemarin sudah membiru, ditambah kissmark yang mengungu di leher dan seluruh tubuhnya.
Tanpa membuang waktu lagi ia mulai mengoleskan foundation pada tubuhnya yang membiru dengan kissmark-kismark buatan Suga
Setelah selesai ia mulai mencari seragamnya yang ia simpan di rumah ini dan langsung memakainya. Semua sudah siap ia langsung keluar kamar dan menuju dapur untuk mengambil roti kemasan dan susu kotak yang bisa ia minum di jalan, ia keluar dengan sepedanya dan langsung menuju tokoh kue
"Sampai kapan kau menyiksanya?!" Suara sambutan yang Suga dapatkan ketika ia baru saja memasuki Mansionnya
Sang ayah sudah berdiri dengan gagah di depannya, Suga mendengus "Sampai aku melihat si kaparat Jeon Jungseok Terpuruk!" ketus Suga lalu melewati Tuan Min, Min Donghae begitu saja
"Berapa kali ku katakan padamu! ibumu lah yang menciptakan kekacauan ini sejak awal!" Geram Donghae. Lngkah Suga terhenti lalu badannya berbalik ke arah sang Ayah
"Jika si kaparat itu tidak membuang ku dan ibuku di tempat pelacur murahan! aku tidak akan memperlakukan anaknya seperti pelacur murahan!"
Plakk
Tamparan keras Donghae layangkan pada pipi putranya. Pria itu tidak habis pikir dengan perbuatan Suga pada Bora, putri dari Jungseok
"Sudahlah, bagus Jungsoeok masih membiarkanmu hidup!" desis Donghae yang membuat Suga terkekeh"Aku tidak memintanya untuk membiarkan ku hidup, itu salahnya! kenapa dulu tidak membunuhku saja!? jika dia membunuhku putrinya tidak akan tersakiti!" jawab Suga lugas lalu pergi dari hadapan ayahnya menuju kamarnya
Donghae mengusap wajahnya kasar iya tidak tega lagi pada gadis itu yang harus menerima perilaku pelecehan bahkan pemerkosaan Suga. Hanya gara-gara dendam putranya itu. Sebelum semuanya runyam haruskah ia bertindak sebelum semuanya terlambat?
.
.
.
."Kenapa kau tidak menghubungi mama semalam, kau tidak tau khawatir nya mama dan papa padamu?"
Bora hanya menundukan kepalanya. Tadi saat ia membuat adonan kue di dapur, ia didatangi oleh teman kerjaannya dan temannya mengatakan bahwa bos mereka Jeon Mina memanggilnya untuk segera ke ruangannya, dan Bora langsung bergegas menuju ruangan sang ibu
"Maaf kemarin aku tertidur setelah belajar ma.." lirih Bora dan Mina menghembuskan nafas lelah
"Kau tidak berbohong?" tanya Mina lagi dan langsung dibalas anggukan Bora, memang benar kan ia langsung tertidur
"Baik kembalilah ke dapur jika kau menginap di rumah itu hubungi mama secepatnya jangan membuat kami khawatir sayang" ucap Mina sambil memeluk Bora dan dibalas oleh putrinya
.
.
.
.Malam ini akhirnya Suga bisa bermain-main dengan darah orang yang berani mengusik kesenangannya. Setelah melakukan aksi kejar-kejaran dengan pria suruhan Jungseok, akhirnya ia mendapatkan pria itu dan kini pria itu sudah ia ikat di kursi.
Suga menatap sambil mendekati pria itu dengan seringai kejamnya, pria itu terus memberontak di kursinya sambil meraung-raung tidak jelas karena lakban di bibirnya
"Beraninya kau menerima pekerjaan ini!" desis Suga sambil mengeluarkan sebuah kotak sedang di balik jaketnya. Saat membukanya ternyata isinya berbagai pisau dengan berbagai ukuran, pisau pisau inilah yang ia gunakan untuk menyakiti korbannya lalu ia letakkan di meja yang ada di sampingnya
Sreet
"Akkhhh" pekik pria itu ketika Suga membuka lakban itu paksa
Bughh
Tendangan kaki Suga tepat mengenai dada pria itu pria itu mengerang.
"Apa yang sudah kau katakan Pada Jungseok?!" desis Suga. Pria itu bungkam dan semakin menyulut amarah Suga
"JAWAB!" teriak Suga. Pria itu mulai takut karena aura Suga makin mengerikan. Anak yang masih belasan tahun di depannya ini sudah mempunyai aura yang sangat mengintimidasi
"Ak.. aku belum sempat memberitahukan apapun padanya" jawab pria itu Suga tersenyum puas
"Baguslah karena aku tidak mau kau mengatakan apapun padanya. Maka ajalmu sebentar lagi akan menjemputmu" Suga tertawa puas pria itu menatap ngeri pada Suga
Anak ini pasti sakit jiwa - Batin pria itu
Suga mulai mengambil pisau kecilnya sambil memainkannya
"Kau tahu sudah lama aku tidak bermain dengan tubuh manusia hingga membuatnya mati sekarat, dan sekarang akhirnya aku punya sasaran yaitu kau!" desi Suga
tak lama pisau itu menancap di bahu pria itu. Lolongan kesakitan pria itu mengisi ruangan tersebut"Jiwamu pasti sudah sakit! KAU SAKIT JIWA. KAU PSIKOPAT!!" Teriak pria itu wajah Suga pias. Tidak! ia tidak sakit jiwa
"DIAM!" teriak Suga lalu mengambil pisau lain dan mulai menusuk pria itu di berbagai tempat bahkan Suga juga menusuk kedua mata pria itu dan merobek mulutnya yang dengan lancang mengucapkan bahwa ia adalah psikopat! Suga bahkan tidak membiarkan pria itu kehilangan kesadarannya ia melakukannya terus sampai puas dan sampai pria itu benar-benar tewas
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark & Wild ✔ [revisi]
Fanfiction☞𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐅𝐨𝐫𝐠𝐞𝐭 𝐭𝐨 𝐅𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰☜ Jeon Bora, adalah gadis yang menyamar menjadi seorang pelajar yang memiliki kehidupan sederhana dengan menjual kue buatanya sendiri di sekolahannya. Namun setelah ia bertemu denga laki-laki yang bernama Mi...