🔪12

73 13 0
                                    

📖SELAMAT READING📖
.
.
.
.
.
.
.

Bora tidak pernah merasakan kedamaian yang seperti ini. Hingga terasa tenang, ia merasa bebas tanpa beban apapun. Kini ia berada di tempat yang sangat sejuk, ia duduk di sebuah batu yang berada di pohon rindang. Kaki telanjangnya menginjak rumput hijau yang segar

Tiba-tiba burung hinggap di kedua pahanya. Bora tersenyum senang, dan burung tersebut sangat menyukai dan menikmati ketika Bora menyentuh kepalanya dan mengelus nya pelan.

Kedua burung itu memiliki ciri fisik yang sama bahkan corak pada bulunya yang sama. Bora sedikit heran, yang membedakan hanya mata. Satu burung memiliki warna mata coklat, dan yang satunnya memiliki warna mata biru yang sangat indah.

Tanpa Bora sadar Bora tersenyum sambil memejamkan matanya. Ia membukakan matanya ketika berat di kedua pahanya. Ia menunduk dan terkejut ketika melihat 2 kepala anak laki-laki menjadikan pahanya sebagai bantalnya. Bora mengerjapkan matanya

"Kalian.."

"Kami menyayangi Mommy" ucap salah satu dari mereka, lalu dengan kompak mereka menatap Bora dengan tatapan polosnya.

Wajah mereka sangat mirip bahkan bisa di bilang identik namun warna matanyalah yang berbeda, warna mata mereka mirip seperti burung tadi, biru dan coklat. Anak bermata biru itu menyentuh pipi kiri Bora dengan lembut dengan senyuman menawan

"Mommy sangat cantik" puji anak itu

"Benar! Mommy kita sangat cantik!" sahut anak bermata coklat. Bora menatap kedua anak laki-laki ini bergantian.

Kenapa wajah mereka sangat mirip Suga? apa lagi si mata coklat? ia tidak meninggalkan apa pun pada diri Suga

"Bolehkan kami memeluk Mommy sebelum pergi?" tanya si anak bermata coklat

"Janga pergi, siapa yang akan menemani ku nanti" lirih Bora, air matanya menetes. Entah kenapa ia sangat sedih ketika kedua anak itu mengatakan akan pergi

"Kami akan selalu bersama Mommy di sini. Jadi Mommy jangan sedih" ucap keduanya kompak sambil menyentuh dada Bora. Bora menangis terisak, kedua anak itu memeluk Bora sangat erat dan di balas tak kalah eratnya dengan Bora

Perempuan itu tidak rela di tinggal, meski sebentar ia sudah nyaman dengan kedua anak ini. Meskipun kedua anak ini memiliki wajah yang mirip dengan Suga

"Kami sangat mencintaimu, Mommy" ucap mereka. Tiba-tiba tubuh mereka menyusut dan kembali menjadi burung yang cantik

Sejenak kedua burung itu mengelilingi Bora, lalu pergi meninggalkan Bora yang menangis kencang

.
.
.
.

Donghae menatap Bora yang masih terbaring lemah diranjangnya. Bora baru di pindahkan ke ruang rawat 15 menit yang lalu. Lalu tatapannya beralih pada Guci yang di letakan pada meja di dekat ranjang Bora. Donghae masi teringat kata-kata dokter beberapa saat yang lalu

#FLASHBACK ON

"Kandungan nona Bora menjadi lemah di sebabkan oleh pendarahan yang cukup hebat, apa lagi di usianya yang masi muda" ucap dokter tersebut, Donghae mengusap wajahnya kasar

"Tuan.. Sebelumnya.. janin yang di kandung nona Bora ternyata kembar. Kami menemukan 2 gumpalan yang sudah membentuk, yang saya kira sudah berumur 2 bulan. Dan sebelumnya nona Bora kehilangan kesadarannya karena obat bius, ia berpesan agar janinnya di letakan di salam guci yang sudah di beri tanah. Ia ingin anak nya di kubur di dalam Guci" lanjutnya, Donghae makin terisak karena ia tidak kehilangan satu cucu, tapi dua sekaligus.

"Kami turut berduka" ucap sang dokter yang prihatin terhadap Donghae. Donghae mengangguk. Setelah itu ia keluar dari ruangan dokter tersebut. Ia memanggil salah satu anak buahnya untuk segera mencarikan guci untuk kedua janin Bora. Cucu-cucunya

#FLASHBACK OFF

Donghae menggenggam tangan Bora. Suara keributan masi terdengar namun kini lebih keras. Suga terus memaki sambil memukuli para pengawal yang mencoba menahannya agar tidak memasuki kamar Bora. Donghae segera berdiri dari kursi dan keluar dari kamar Bora

Keadaan Suga sudah sangat memprihatikan kemejanya masi sama. Berantakan dan kotor karena darah Bora, wajahnya lebam karena pukulan Donghae belum lagi darah mengering yang berasal dari jari-jarinya

Semarah apapun Donghae pada Suga ia tetap tak tega pada putranya tersebut. Ia menyuruh pengawal memegangi Suga yang masi memberontak ingin menemui Bora. Dan meyuruh pengawal memanggil dokter untuk membius Suga agar dapat pertolongan

"BAJINGAN BRENGSEK! LEPASKAN AKU! AKU BERSUMPAH AKAN MEMBUNUH KALIAN SEMUA SETALAH INI! AKU INGIN MELIHAT BORA DAN ANAKKU!" teriak Suga kesetanan, Donghae benar-benar tidak bisa menyembunyikan kesedihannya.

Suga terus memberontak hingga dokter datang dan menyuntikan obat bius, tak lama tubuh Suga melemas dan ambruk.

Beberapa pengawal segera mengangkat Suga dan membawanya ke salah satu kamar agar segera mendapatkan perawatan. Meski dalam keadaan tidak sadar Suga terus memanggil-manggil nama Bora. Donghae berbalik menatap tiga pengawal yang menjaga kamar Bora.

"Kalian sudah memberi kabar keluarga Bora?"

"Kalian sudah memberi kabar keluarga Bora?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





































































Tbc

Dark & Wild ✔ [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang