🔪24

80 13 0
                                    

📖SELAMAT READING📖
.
.
.
.
.
.
.

Bora mengerjapkan matanya, hal yang pertama kali ia rasakan adalah seluruh tubuhnya seperti remuk. Bora perlahan bangun dan duduk di kepala ranjang dengan punggung ia sadarkan di sana dan membiarkan selimutnya turun

Tangannya memegangi kepalanya yang serasa ingin pecah. Bora yang awalnya tak menyadari keadaannya langsung terkejut ketika melihat tubuh atasnya yang tak memakai apapun ditambah banyaknya bekas-bekas kemerahan di seluruh tubuh atasnya. Bora langsung membuka selimutnya dan ia makin terkejut bahwa ia tak memakai apapun, Bora merasakan miliknya yang terasa sedikit nyeri dan lembab

"Bajingan brengsek!" desis Bora. Lalu ia menoleh ke seluruh ruangan Suga tidak ada di ruangan ini padahal Bora sangat ingin membunuh pria itu pria bajing dan yang dengan berengsek nya memperkosa dirinya saat tidak sadar

Dengan pelan wanita itu turun dari ranjang tidak dipungkiri bahwa kakinya sedikit gemetar namun Bora harus kuat untuk ke kamar mandi dan membersihkan seluruh bekas sentuhan Suga pada dirinya

.
.
.
.

Orang-orang suruhan Suga pamit undur diri dari ruangan khusus untuk Suga. Suga sendiri menatap sebuah guci yang berwarna putih serta motif berwarna biru, ada tiga guci yang dibawa anak buah Suga dari apartemen Bora dan setelah ia cek guci inilah yang berisi tanah yang Suga yakini Bora mengubur anak-anak mereka di sini ditambah lagi guci ini ditemukan berada tepat di nakas samping ranjang Bora

Tangan Suga terulur pelan dan mengusap guci tersebut secara lembut. Andai saja mereka bertahan sudah besar apa mereka? bagaimana wajah mereka? mirip dirinya kah? atau mirip Bora? apa mereka mirip dengan anak-anak yang selalu hadir di mimpinya? dan selalu menatapnya penuh dengan ketakutan serta kebencian.

Andaikan Bora menyadari kehamilannya sudah pasti Suga tidak melakukan hal laknat itu yang harus dibayar dengan gugurnya anak-anaknya dengan kakinya sendiri. Suga menghembuskan nafasnya pelan ia meraih guci tersebut untuk dibawa ke kamarnya dan Bora

.
.
.
.

"Bagaimana kabar anakku disana? Karena Jaehyun tidak menghubungiku sejak kemarin" tanya Jungseok pada Donghae lewat telpon. Donghae menghela napasnya pelan agar Jungseok tidak curiga

"Dia baik. Kau jangan khawatir. Dia dalam perlindungan yang aman. Soal Jaehyun ku dengar ia sedang ada urusan mendadak jadi sedikit sibuk" ucap Donghae seadanya. Jungseok mengiyakan ucapan Donghae. Akhirnya obrolan mereka mengalir begitu saja. Namun rasa bersalah Donghae sangat sulit di kendalikan

.
.
.
.

"JANGAN SENTUH ANAK-ANAKKU!" Teriak Bora ketika ia melihat Suga masuk kekamar sambil membawa guci anak-anaknya. Wanita itu langsung berlari dari sofa dan merebut gucinya dari pelukan Suga

"Tangan kotormu tidak boleh menyentuhnya" desis Bora. Suga menghela nafasnya. Bora meletakan guci tersebut di nakas pojokan. Lalu ia meletakannya pelan-pelan disana dan menghampiri  Suga yang terdiam menatapnya

"Kau! Apa yang kau lakukan padaku semalam?!" tanya Bora sambil menunjuk Suga

"Tentu saja bercinta denganmu" jawab Suga enteng

"Bercinta? Ha, apa waktu 2 tahun untuk menjadi budakmu tidak cukup?! Lepaskan aku! Dan lepaskan Jaehyun!" teriak Bora. Suga menggeram pelan

"Aku tidak akan melepaskanmu! dan pria Gay itu jangan harap aku akan melepaskannya juga!" desis Suga balik

"Kau tidak bisa melakukan ini pada Jaehyun! dia tidak ada sangkut-pautnya denganmu!" ucap Bora, namun tawa Suga langsung terdengar

"Tidak ada sangkut-pautnya? Hahah Bora, kau ini terlalu naif atau apa hem?" tanya Suga sambil mendekati Bora dan mengelus lembut pipi Bora

"Jika aku mengatakan bahwa Jaehyun mata-mata Ayahmu selama ini apa kau percaya?"


































"Jika aku mengatakan bahwa Jaehyun mata-mata Ayahmu selama ini apa kau percaya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

























Tbc

Dark & Wild ✔ [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang