🔪14

67 14 0
                                    

📖SELAMAT READING📖
.
.
.
.
.
.
.

"Bagaimana Irene?" tanya Donghae khawatir. Irene menatap Donghae dengan tatapan sedih

"Suga sudah di luar kendali pikirannya, Donghae. Tadi saat di dalam dia terus meminta padaku untuk di pertemukan dengan Bora dan anak mereka. Bahkan dia berasumsi bahwa anak mereka kembar. Bahkan perkataanya tidak menyambung. Dia bahkan sempat mengamuk ketika aku memancingnya dengan mengatakan, Bora mengalami keguguran. Dan membuat beberapa perawat kualahan menenangkannya" ucap Irene

"Menurut analisisku. Suga mengalami tekanan pikiran setelah kejadian yang menimpa Bora. Donghae, Putramu harus segera di tangani serius di rumah sakit jiwa sebelum semakin parah, apalagi kita tau Suga psikopat." ucap Irene dan langsung membuat Donghae lemas. Lalu pria paruh baya itu menangis. Karena putrannya akan resmi menjadi peserta rumah sakit jiwa.

.
.
.
.

Jungseok duduk di kursi ranjang Bora. Putrinya duduk di ranjangnya namun matanya tersebut tidak mau memandang Jungseok lagi setelah melihatnya memasuki ruangan inapnya.

Bora masih memeluk gucinya dengan erat. Yang bisa di lakukan Jungseok saat ini hanyalah menangis menyesal. Perbuatannya di masa lalu di balas dengan kejam dan yang lebih parah, putrinya lah yang harus menerima karmanya

"Bora..."

"Kau tau? Ayah ku yang selama ini aku banggakan ternyata tak lebih baik dari seorang bajingan?" potong Bora. Bora sudah tidak memperdulikan sopan santun lagi. Ia sudah hancur

"Dan akibat perbuatan bodoh nya dulu aku harus menerima semua karma melalui kesakitan ini" lanjut Bora

"Jika kau mengatakan semuanya pada Papa sejak awal, pasti papa akan melindungimu" ucap Jungseok lalu Bora tertawa pelan menatap Jungseok sengit dan itu melukai Jungseok

"Dan membuat mu serta mama kecewa dan malu?" Karna tak lama setelah aku mengadukannya vidio pornoku akan di sebar olehnya. Andai saja aku lebih mengutamakan egoku dan tak memperdulikan rasa kecewa kalian padaku, serta citra perusahaanmu, sudah sejak dulu aku mengadukannya!" jawab Bora ketus

"Bora... Kau tidak mengerti sayang.." lirih Jungseok

"Bagaimana yang tidak aku mengerti! tuan Jeon?!" jawab Bora sinis

"Semuanya aku sudah tau, karena perbuatanmu di masa lalu, dan aku harus menerima semua karmamu! Aku harus menjadi budak, aku harus menerima penganiayaan, dan aku harus kehilangan kedua anakku sekaligus!" ucap Bora tajam

"Sejak kapan kau berbicara tidak sopan pada orang tua, Bora?!" Kali ini suara ibunya lah yang menyela. Mina sudah berdiri diam di tengah-tengah pintu.

Wanita itu masuk dan menatap putrinya tak percaya. Beberapa saat yang lalu ia sadar dari pingsannya dan langsung menyusul Jungseok di kamar Bora, namun ia tak menyangka. Putrinya bisa berbicara se kurang ajar itu

"Sejak aku kegilangan kedua anakku!" jawab Vora tajam

Ia sudah tidak memperdulikan apapun lagi, ia benar-benar sudah mati rasa

"Tapi bukan berarti kau bisa menghakimi masa lalu papamu!" ucap Mina. Bora tersenyum sinis

"Lalu aku harus menyalakan siapa atas semua kemalanganku?! Suga? Dia memang bersalah malah sangat bersalah dan aku yakin tuhan sudah tau atau mungkin akan menghukumnya. Tapi akar masalah semua ini adalah pri ini!" tunjuk Bora dengan berani pada Jungseok yang menunduk penuh sesal

PLAAKKK

"Mina!" teriak Jungseok ketika Mina menanpar Bora, karena ucapan Bora yang menurutnya sangat-sangat kurang ajar. Bora tertawa pelan

"Mama tau? tamparan ini tidak sebanding dengan apa yang aku dapat setiap harinya. Mama lihat ini?" tunjuk Bora pada bekas robekan di ujung bibirnya.

Lalu Bora memindahkan guci di Pelukannya ke meja di samping ranjang dengan pelan. Seolah rakut jika guci itu akan jatuh. Selanjutnya tanpa malu pada Jungseok Bora membuka baju rumah sakit yang ia pakai

"Ini lah yang aku terima selama ini!" tunjuk Bora pada beberapa bekas luka goresan yang hampir merata di tubuhnya. Mulai dari bahu, dada, perut, langan dalam dan yang lainnya lagi.

Kedua orang tua Bora tak percaya bahwa selama ini putrinya menyembunyikan luka sebanyak ini. Lalu Mina terkejut saat melihat bekas luka Bora yang di jahit pada punggung perempuan tersebut. Luka tersebut terlihat belum lama. Bora memakai bajunya kembali

"Ini lah yang aku dapatkan selama ini. Jadi wajar aku marah pada orang yang menjadi sumber kesakitanku! dan tamparan mama tidak ada apa-apanya" ucap Bora sinis. Mina menangis dan Jungseok langsung memeluknya.

Ia tidak menyangka semuanya jauh lebih parah dari apa yang ia bayangkan

"Maaf.." lirih Mina penuh penyesalan karena ia malah menambah kesakitan Bora

"Bora, aku tau kau marah padaku. Dan tidak ada pembelaan untuk membelaku. Papa benar-benar minta maaf dan papa sangat menyesal dengan semua yang menimpamu" lirih Jungseok

"Kami bersumpah, setelah ini kami akan melindungimu dari pria itu" lanjut Jungseok namun Bora menggeleng

"Untuk apa aku berlindung pada orang yang menjadi sumber kesakitannku?" jawab Bora dan lanjutan jawaban Bora suskses membuat Jungseok terluka sebagai seorang Ayah

"Aku akan berlindung pada orang yang lebih awal menawariku perlindungan. Aku akan berlindung pada Tuan Min Donghae!"

















































































Tbc

Dark & Wild ✔ [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang