📖SELAMAT READING📖
.
.
.
.
.
.
.Setahun kemudian...
Suga menatap Bora yang masih belum sadar dari pingsan nya wajah wanita itu terlihat masih pucat. Suga sendiri menggenggam tangan Bora dengan erat. Semua bermula saat ia baru pulang dari urusan bisnisnya di Spanyol, saat sampai halaman rumah ia melihat Bora yang berjalan menghampirinya namun wajah wanita itu sangatlah pucat
Suga langsung bergegas mendekati Bora namun belum sampai tangan wanita itu menyentuhnya Bora lebih dulu ambruk ke arahnya dan sukses membuat Suga panik hingga membawa wanita itu ke rumah sakit
"Tuan Min?" Panggil perawat dengan sopan dan membuat Suga menoleh
"Dokter ingin anda menemuinya di ruangannya sekarang, karena ada yang perlu di bicarakan" lanjut si perawat, Suga mengangguk lalu berdiri. Sebelum meninggalkan Bora di ruang inap, pria itu mengecup dahi istrinya dengan lembut lalu berjalan untuk meninggalkan Bora dan menemui Dokter
.
.
.
."Dengan Tuan Min?" tanya sang dokter ramah saat melihat Suga masuk lalu mempersilahkan Suga untuk duduk
"Jadi bagaimana istri saya?" tanya Suga dengan berat. Jujur saja Suga takut apabila Bora mengalami gangguan kesehatan
"Tidak ada yang perlu di khawatirkan tuan, Nyonya Min baik-baik saja. Hanya perlu di perhatikan lebih baik kesehatannya karena Nyonya Min sedang mengandung, usia kandungannya tengah berjalan kurang lebih tujuh minggu, namun jika di lihat dari riwayatnya sepertinya Nyonya pernah mengalami keguguran yang membuat rahimnya sedikit lemah, jadi kehamilan ini tolong dijaga dengan baik" ucap sang dokter
Suga menatap dokter yang menangani Bora dengan tatapan tak percaya jelas bahagia yang amat dalam ia rasaka, kini Bora dinyatakan hamil dan Suga benar-benar bahagia merasa begitu lengkap karena akan ada anak lagi di antara dirinya dan Bora
Namun ketakutan lain membayangin mereka, rahim Bora yang lemah membuat mereka harus ekstra hati-hati dalam menjaga calon anak mereka
"Untuk sementara Nyonya Min di rawat dulu agar kami masih bisa memantau kesehatannya" lanjut sang dokter sambil menuliskan resep obat yang harus Suga tebus
Suga mengangguk pelan lalu mengambil resep yang telah dituliskan sang dokter untuk ditebus di apotek. Saat keluar dari ruangan dokter tersebut Suga menyerahkan resep obat tersebut ke salah satu pengawal nya yang menunggu Suga, setelah menyerahkan resep obat Bora, Suga berjalan menuju ruang inap Bora, saat sampai pria itu melihat Bora sudah sadar namun wanita itu hanya diam meski sesekali memejamkan matanya
"Apa ada yang sakit hm?" tanya Suga lembut pria itu mengelus pelan rambut Bora
"Aku ingin pulang" bisik Bora lemah, Suga mencium pelipis Bora dan wanita itu selalu menikmati sisi romantis Suga yang tak pernah ia rasakan dulu namun kini pria itu selalu melimpahinya dengan kasih sayang yang penuh
"Kau harus dirawat dulu kita juga harus check up lanjut agar tahu bahwa semuanya baik-baik saja" ucap Suga lembut
"Apa ada yang salah?" tanya Bora khawatir. Pasalnya akhir-akhir ini ia merasa ada yang salah dalam dirinya ia benar-benar merasa tidak sehat. Suga terkekeh pelan mendengar suara Bora yang khawatir pria itu mengecup bibir Bora namun melumatnya dengan cepat sebelum ia bicara
"Kau hamil" bisik Suga pelan namun menyimpan begitu banyak kebahagiaan
Bora yang tadinya terpejam karena merasakan ketakutan jika ada yang salah pada tubuhnya. Ia langsung membuka matanya dan menatap Suga penuh ke terkejut, namun berita bahagia itu benar-benar menyegarkan hati dan pikirannya bagaimana tidak? setelah menunggu setahun lamanya akhirnya ia mengandung lagi
"Kau seriuskan? Aku benar-benar hamil?!" bisik Bora dan di balas anggukan mantap oleh Suga. Bora langsung bangun dan memeluk Suga dengan erat
"Ya tuhan," isak Bora penuh dengan kebahagiaan
"Ya. Kita memilikinya lagi dan itu butuh penuh kesabaran" bisik Suga
"Aku akan jadi ibu lagi" wanita itu tak henti-hentinya mengucap syukur. Suga memeluk erat Bora dan di balas oleh Bora
"Setelah ini kau harus mengikhlaskan mereka dan aku punya sesuatu" bisik Suga dan Bora mengangguk mengiyakan ucapan Suga
"Terimakasih sudah hadir" bisik Suga tepat du depan perut Bora. Bora dapat merasakan kebahagiaan Suga seperti apa, dan akhirnya wanita itu mengelus pelan rambut Suga
.
.
.
.Setelah seminggu dirawat di rumah sakit akhirnya Bora diperbolehkan pulang, dokter juga berpesan agar Bora tidak boleh melakukan aktivitas berat dan banyak mengkonsumsi makanan yang bervitamin agar kandungannya sehat
Saat ini Bora dan sudah berjalan menuju halaman belakang rumah mereka atau lebih tepatnya berjalan menuju taman rumah mereka tangan kanan Suga menggandeng tangan Bora dan tangan kirinya membawa guci yang berisi janin anak-anak mereka 11 tahun lalu, Bora tahu ini sudah saatnya ia melepaskan mereka akhirnya mereka berhenti di sisi taman yang sudah digali
Namun Bora melihat ada tanaman bunga mawar yang masih kuncup bunganya di samping lubang tersebut bunga itu unik karena berbeda warna meski masih kuncup Bora bisa menebak kalau bunga mawar itu akan berwarna merah dan biru
"Mawar ini satu batang, namun nanti akan memiliki dua warna yaitu biru dan merah. Aku ingin mereka tumbuh di bunga mawar ini aku sudah mempersiapkan bunga ini untuk mereka" ucap Suga, Bora mengangguk antusias karena menyetujui ide Suga
Mereka akhirnya berlutut, Suga menyerahkan guci tersebut ke Bora dan diterima oleh wanita itu. Suga mengambil batang mawar tadi dan meletakkannya di tengah lubang secara bersama mereka mulai membuka guci tersebut dan Bora mulai menuang isi guci yang berupa calon anak-anaknya dulu yang sudah bercampur dengan tanah
Bora yang menuang isi guci tersebut terisak merasakan sakit ketika mengingat masa lalu. Suga tahu Bora merasakan sedih dan sakit, ia hanya bisa memeluk pelan lalu melanjutkan memasukkan tanah tambahan agar penuh setelah itu Suga menyirami mawar tersebut dengan air. Suga bisa melihat Bora yang masih terisak pelan hanya bisa memeluk wanita itu
"Jangan membuat mereka sedih mereka pasti senang ketika kita sudah mengikhlaskan mereka" bisik Suga dan dibalas anggukanan pelan Bora Suga pun mengecup dahi Bora dengan lembut
Pada akhirnya mereka harus benar-benar membiarkan tumbuh menjadi bagian bunga tersebut, mereka merawatnya dengan baik bahkan pelayan maupun tukang kebun tidak boleh merawatnya hanya Bora dan Suga saja.
Mawar itu berkembang dengan baik dan berbunga dengan indah nan banyak hingga menjadi tanaman favorite mereka, hubungan Suga dan Jungseok sedikit membaik meski terkesan kaku namun, tidak dengan adik Bora. Suga dan Jungkook malah melakukan kerjasama di bidang bisnis. Suga mengurusi dan mengawasi usaha Jungkook di eropa dan Jungkook mengurusi usaha Suga di korea
6 bulan kemudian Bora melahirkan putra pertamanya dengan Suga seorang bayi laki-laki yang tampan mirip dengan Suga namun bermata biru seperti Bora. Kelahiran bayi tersebut benar-benar disambut dengan kebahagiaan oleh seluruh keluarga Jeon beserta keluarga Min karena pewaris kecil mereka telah lahir di dunia ini
"Min Jiyoo" bisik Suga tepat di depan wajah anaknya dan saat itu pula anaknya membuka matanya dan mengerjap pelan lantas tersenyum dan tidur kembali di dalam gendongan ayahnya, anak itu seakan-akan senang dengan nama yang diberikan ayahnya dna Bora setuju dengan nama yang di berikan oleh Suga
Jiyoo.. sangat mirip dengan anak yang selalu datang dalam mimpinya entah kenapa ia yakin jika ia hamil lagi, maka anak keduanya laki-laki lagi dan sangat mirip dengan Suga atau lebih tepatnya mirip dengan anak si mata coklat yang selalu manja padanya
"Kelak ia akan jadi penerus keluarga kita terutama keluarga Min" ucap sudah bangga menatap putra pertamanya
"Terimakaih karena telah melahirkannya dan kau juga dengan selama, aku mencintaimu" bisik Suga lalu melumat bibir Bora
"Aku juga mencintaimu Sayang" balas Bora sambil meraih rahang Suga dan mengelusnya pelan
**THE END**
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark & Wild ✔ [revisi]
Fanfiction☞𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐅𝐨𝐫𝐠𝐞𝐭 𝐭𝐨 𝐅𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰☜ Jeon Bora, adalah gadis yang menyamar menjadi seorang pelajar yang memiliki kehidupan sederhana dengan menjual kue buatanya sendiri di sekolahannya. Namun setelah ia bertemu denga laki-laki yang bernama Mi...