🔪16

65 13 0
                                    

📖SELAMAT READING📖
.
.
.
.
.
.
.

Setelah menempuh waktu yang tak sebentar. Bora dan beberapa pengawal akhirnya  sampai di Swiss, negara impian Bora

Perempuan itu berjalan ke arah Starbucks yang ada di bandara ini, dengan menyeret koper pribadinya dan gucinya masih setia berada di pelukannya sedangkan para pengawal mengikutinya dari belakang sambil membawakan koper-koper Bora. Bora berhenti sejenak lalu berbalik ke arah mereka

"Kalian, aku harap jaga jarak denganku. Dan aku tak mau melihat kalian berpakaian hitam-hitam seperti ini" ucap Bora

"Nona, setelah ini kita akan menuju Apart-"

"Aku ingin mencari rumah untuk diriku sendiri" potong Bora. Ia tak mau tinggal di tempat yang sudah di awasi oleh Donghae meskipun ia tau tempat manapun yang akan menjadi tempat tinggalnya tetap saja akan di awasi pria itu. Bora lalu berbalik dan kembali berjalan menuju Starbucks untuk memesan minuman. Dan istirahat sejenak

Setelah memesan minum, ia duduk di pojokan cafe. Gucinya ia peluk dengan satu tangan dan satu tangannya yang lain memainkan ponselnya

.
.
.
.

Seorang pria berjalan dengan sedikit gemulai sambil menyeret kopernya. Sebuah kacamata bertengger di rambutnya ia jadikan bando agar rambutnya tidak menghalangi penglihatannya. Ia berjalan menuju Starbucks bandara itu. Saat menoleh ke pojokan ia menemukan seseorang yang ia kenal.

Jujur saja ia sangat merindukan perempuan itu. Ia tersenyum lalu menghampiri perempuan itu dengan semangat.

"Jeon Bora?" panggil girang pria itu. Bora menoleh pada seseorang yang memanggilnya. Matanya langsung membelalak tak tercaya. Senyum lebarnya muncul. Bora bangkit dari duduk lalu meletakan gucinya di kursi

"Jung Jaehyun!" pekik Bora. Lalu mereka berpelukan

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Bora. Jaehyun terkekeh

"Melarikan diri dari pria Korea" ucap Jaehyun.
Bora mengamati penampilan Jaehyun yang berubah drastis. Pria itu jauh lebih berani menampilkan sisi aslinya darinya dari pada saat junior high school dulu.

Yap! Jung Jaehyun adalah sahabat terbaik Bora saat masa menengah pertama. Atau lebih tepatnya satu-satunya sahabat terbaik yang Bora miliki

Sudah lama ia tak bertemu Jaehyun, semenjak perpisahan junior high school. Setelah itu Jaehyun pindah ke kota lain sehingga membuat mereka berpisah dan lost contact. Memang, sahabat prianya ini sedikit lebih istimewa kepribadian nya, namun Bora tak pernah mempermasalahkannya

"Ah bagaimana kalau kita duduk?" tanya Jaehyun. Bora mengangguk lalu duduk kembali di kursinya sambil memangku gucinya. Jaehyun melirik guci tersebut

"Apa itu barang antik?" tanya Jaehyun. Bora melirik gucinya lalu menggeleng pelan

"Astaga Bora aku merindukanmu!" ucap semangat Jaehyun. Bora tersenyum pelan

"Aku juga, tunggu? Maksudmu melarikan diri dari pria-pria Korea itu apa?" tanya Bora, Jaehyun tersenyum

"Kau tau bukan tentang penyimpanganku?" tanya Jaehyun lalu di angguki oleh Bora. Bora adalah orang yang pertama tau kalau Jung Jaehyun adalah Seorang Gay.

"Aku sudah mencoba untuk sembuh dan tertarik pada wanita. Tapi aku telah terlanjur terjerumus, aku sudah lepas perawan pada pria pacar pertamaku, dan pada akhirnya aku jadi ketagihan. Dan akhirnya juga aku menemukan titik jenuh pada pria Korea. Jadi aku putuskan untuk ke Eropa. Setidaknya aku dengan pria Eropa lebih lembut dari pada pria Korea. Dan disinilah aku, Swiss. Dan aku tak menyangka sama sekali kalau kita bertemu" ucap Jaehyun dengan lugas. Bora hanya menggeleng pelan pada temannya yang satu ini tak pernah berubah. Selalu berbicara to the point

"Oh ayolah, sedangkan kau sendiri kenapa di sini? Bagaimana dengan kedua orang tuamu?" Tanya Jaehyun

"Lalu kenapa kau memeluk guci itu?" lanjut Jaehyun

"Aku.. Hanya sedang melarika diri juga dari masa kelamku" jawab Bora jujur. Lalu tatapannya beralih pada guci di pelukannya

"Dan ini... Anak-anakku" lirih Bora. Jaehyun terkejut dan menuntun Bora untuk bercerita. Akhirnya Bora menceritakan semuanya dari awal mula ia bertemu Suga dan tragedi berdarah karena kegugurannya, Suga yang masuk rumah sakit jiwa hingga kedatangannya ke Swiss. Beginilah mereka jika sudah bercerita masalah pribadi tanpa memperdulikan sekitar. Dan hanya pada Jaehyun lah Bora mampu menceritakan semua keluh kesahnya dan mampu mengertikannya

"Astaga, aku tak menyangka kau mengalami semua itu. Tapi Bora, kau tidak bisa menghukum ayahmu, wajar saja ayahmu tergiur pada seorang wanita yang mengaku hamil anaknya yang di saat pernikahannya yang ke 5 tahun belum di karuniai anak. Dan yang jahat di sini adalah wanita itu" pendapat Jaehyun Bora tertawa pelan

"Wanita itu sudah mendapat karmannya. Ia mati di tangan pelanggannya, setidaknya itu yang ku tau dari seseorang" jawab Bora

"Em.. kau bilang pria yang bernama Suga itu masuk rumah sakit jiwa kan? Lalu bagaimana perasaanmu saat tau itu?" tanya Jaehyun. Bora makin menundukan kepalannya

"Aku senang," jawab Bora sambil mengalihkan pandangannya. Jaehyun yang tau dan hafal dengan gelagat Bora pun berdecih pelan

"Kau berbohong, kau tidak bisa menipuku! tatap aku dan katakan yang sebenarnya atau aku yang menebaknya" tantang Jaehyun. Bora mendesah kesal

"Aku tidak tau yang jelas aku merasa sedih, lega dan kasihan. Aku tidak mengerti dengan perasaanku" lirih Bora dan Jaehyun mendesah pelan

"Sepertinya kau menyukainya" simpul Jaehyun

"Tidak!" bantah Bora

"Jika aku simpulka bagaimana bisa kau tahan di perlakukan seperti itu selama bertahun-tahun? Kau menikmati setiap goresan yang ia buat tanpa sadar kau mencintainya di setiap kesakitanmu"



















































































Tbc

Dark & Wild ✔ [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang