Chapter 7 - Kepergian

487 60 2
                                    

Dua minggu telah berlalu sejak kebangkitan jiwa beladiri. Si kembar melakukan rutinitas latihan bersama. Pada pagi hari sebelum mencari kayu bakar atau kebutuhan rumah, mereka melatih Purple Demon Eye, dan kontrol kekuatan jiwa Tiga Prinsip Utama mereka melalui kegiatan sparring, pada sore hari, mereka memperagakan teknik tempa yang diperlihatkan oleh ayah mereka.

Perkembangan yang signifikan dapat dirasakan oleh mereka berdua, khususnya sang kakak. Selain latian rutin bersama, Tang Xin telah berhasil meniru salah satu teknik yang diperagakan adiknya, yaitu Ghost Shadow Perplexing Track pada hari keempat latihan rutin mereka berkat Mata Jiwanya. Pada hari ke lima, sang kakak menyarankan untuk membagi sesi sparring mereka menjadi dua, yang pertama adalah konfrontasi fisik, yang kedua adalah pertarungan senjata lempar. 

Pertarungan fisik dilakukan hingga salah satu dari mereka memiliki skor kemenangan sebanyak lima kali. Sedangkan dalam teknik senjata lempar, masing-masing dari mereka membawa 100 kerikil untuk saling melempar satu sama lain. Jadi dalam sesi kedua, mereka sering melakukan manuver menghindar dan melatih keakuratan tembakan mereka terhadap objek yang bergerak, dan dalam sesi tersebut, perlahan-lahan Tang Xin mempelajari bermacang-macam teknik melempar Sekte Tang dengan menganalisa teknik melempar yang digunakan Tang San.

-------------------------------------------------------------------

Tang Xin POV

Seperti yang diharapkan, berlatih bersama lebih memberikan efek yang lebih besar, terlebih Xiao San mengetahui bermacam-macam teknik. Selain itu, kontrol Flow dan Enfold menjadi lebih lancar. Perkembangan Purple Demon Eye juga memberikan dampak pada jangkauan kemampuan Mata jiwaku, sekarang diameter bidang penglihatan telah bertambah sebanyak tiga meter. Dari apa yang adik ceritakan, teknik ini memiliki empat tingkatan, Survey, Detailed, Mustard Seed, dan Boundless. Dari tingkatan tersebut, Mata Jiwa ku memungkinkan ku untuk mencapai tingkat ke dua pada awal pelatihan 

Dalam sesi sparring bersama, aku juga berhasil meniru salah satu teknik Xiao San, Ghost Shadow Perplexing Track. Dengan ini, kemampuan bermanuverku akan lebih bervariasi terlebih ditambah akurasi dari teknik melempar senjata yang didapat dari Jiwa Beladiriku.

Kami juga memikirkan cara efektif dari penerapan teknik Enfold pada senjata saat melatih teknik senjata lempar. Teknik ini tergolong teknik yang boros akan kekuatan jiwa karena harus memperkuat banyak objek dan harus stabil agar kekuatan jiwa tak memudar ketika senjata-senjata tersebut dilemparkan.

dengan teknik melempat yang seperti ini, mungkin aku memiliki kualifikasi yang cukup untuk menjadi ninja cakap di era Sengoku. he he he he.......

Dalam perkembangan teknik palu, akhirnya aku mendapat kontrol distribusi kekuatan fisik dan jiwa yang sesuai dimana tidak membebani tubuh. Walaupun kekuatannya terbilang cukup lemah dibanding pertama kali, kekuatan serangan akan meningkat seiring dengan pertumbuhan fisik dan kekuatan jiwa sebagai Spirit Master.

Sekarang, yang diperlukan adalah pengetahun untuk mencari cincin roh yang sesuai. Mungkin kami akan dapat mempelajarinya pada saat diakademi.  

--------------------------------------------------------------------

Tang San POV

Dalam dua minggu setelah kebangkitan, aku dapat merasakan bahwa kami telah meningkat pesat, terima kasih atas kemampuan pemahaman dan pengaturan latihan kakak yang luar biasa yang mengakibatkan latihan menjadi sangat efisien. 

Selain latihan bertarung dan menempa, ide metode pengembangan jiwa rumput biru perak dari kakak terbukti sangat bermanfaat. Awalnya, dengan memasukkan kekuatan jiwa dalam rumput, panjang rumput akan bertambah sesuai dengan kekuatan jiwa walaupun masih rapuh. Kemudian, setelah mengamati perubahan selama tiga hari, metode pengembangan direvisi dari memanjangkan rumput menjadi mengkokohkan struktur rumput itu sendiri. Walaupun proses tersebut sangat sulit, hasil dari latihan tersebut dapat dilihat dari perubahan tinggi rumput menjadi  dua kali lebih tinggi secara permanen dan menjadi lebih ulet. Jika terus dikembangkan seperti ini, mungkin jiwa rumbutku dapat digunakan sebagai senjata cambut dalam 1,5 tahun mendatang.

untuk menjadi Spirit Master sejati, diperlukan cincin roh yang cocok. Mungkin dengan didapatkannya cincin roh, akan dapat mempercepat transformasi jiwa rumputku. Kakak selalu berkata padaku disaat aku murung dengan jiwa beladiriku bahwa 'Tidak ada jiwa beladiri sampah, yang ada hanyalah Spirit Master sampah', ia mengatakan bahwa selama dilatih dengan benar, jiwa apapun dapat menjadi kuat. Aku sangat sepemikiran dengan kakak dan hasil latihan tersebut telah tampak. Hal ini memperkuat tekatku untuk menjadi Spirit master yang kuat agar jiwa beladiri yang ibu wariskan tidak dianggap sebagai sampah dan tidak diremehkan.

Kakak juga bilang bahwa Spirit Master harus memiliki kebanggan terhadap jiwa beladirinya apapun itu yang mana hal itu mungkin akan berpengaruh terhadap kultivasi jiwa. Walaupun terasa seperti sindiran jika dia yang mengatakan hal tersebut mengingat dia memiliki jiwa beladiri yang kuat. (dianggap kuat oleh Tang San dari penjelasan kemampuan bawaan Mata Roh nya)

--------------------------------------------------------------------

(Sehari sebelum keberangkatan ke kota Nouding)

Pada keseokan paginya, mereka melakukan rutinitas yang biasa mereka lakukan. Ketika meraka pulang, mereka mendapati bahwa ayah mereka tidak ada dirumah. Hal ini adalah suatu keanehan bagi mereka, kemudian mereka mencari nya di sekitar rumah. Tak lama kemudian, sang adik menemukan surat mengenai kepergian ayah mereka.

'Tang Xin, Tang San, ayah pergi, jangan cari ayah. Ayah tau kalian ingin menjadi Spirit Master, belajarlah yang giat di akademi, jangan risaukan ayah. Tang Xin, kau sangat berapi-api mirip sepertiku, tetapi kau lebih bijak dalam menyikapi sesuatu. Tang San, sifatmu lembut seperti ibumu, aku yakin bahwa kau akan baik-baik saja. Ayah adalah orang yang tak berguna, walaupun begitu ayah memiliki sesuatu yang harus dilindungi, sekarang adalah saatnya mengambil apa yang menjadi hak ayah. Seni menempa, mungkin hanya itu yang dapat ku tinggalkan pada kalian. Anakku, aku ingin kalian menjadi kuat. Apapun yang terjadi, kalian harus tetap semangat dan terus melangkah maju.'

Tang San pun menangis ketika membaca surat tersebut. Sesaat kemudian, Tang Xin melihat adiknya terduduk di lantai dan menangis sambil memegang sebuah kertas. Tang Xin pun tau bahwa ayah mereka meninggalkan mereka setelah membaca surat tersebut. Walaupun merasa jengkel dengan perilaku ayahnya, ia harus tetap menjadi contoh yang baik untuk adiknya. Tang Xin punmenenangkan Tang San dan mengajaknya untuk bersiap untuk keberangkatan mereka.

*saya mengubah sedikit plot, saya mengatur waktu keberangkatan mereka dua minggu setelah kebangkitan jiwa. 

Douluo Dalu: Pewaris AsuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang