CHAPTER 15: Pengakuan 2

1.9K 218 1
                                    

Setelah kelas Naruto selesai, Naruto buru-buru keluar dari kampus.

"Aku harus bergegas, Sasuke pasti sudah menunggu" Naruto mengambil ponselnya untuk menelpon Sasuke, tapi tiba-tiba ponselnya bedering.

"Halo ayah, ada apa?"

"Cepatlah kesini Naruto, kakekmu-"

"Kakek, kenapa dengan kakek?"

"Dia keritis"

Wajah Naruto pucat, ia pun langsung pergi ke rumah sakit. Namun ia terlambat.

"Ayah, bagaimana keadaan kakek?"

"Naruto, kakekmu sudah meninggal" Minato menahan tangis.

Seketika tubuh Naruto lemas. Ia jatuh terduduk, air matanya mengalir "Kakek, hiks"

.

Sasuke sampai di rumah sakit, ia melihat Naruto duduk di pojok koridor rumah sakit. Sasuke pun berlari ke hadapan Naruto.

"Naruto" panggil Sasuke. Naruto mendongak, ia langsung memeluk Sasuke dan menangis.

Sasuke terkejut tiba-tiba dipeluk Naruto, ia membalas pelukan Naruto.

"Tenanglah, ada aku disini" ucap Sasuke lembut mencoba menenangkan Naruto.

.

.

Pemakaman kakek Naruto, Jiraiya sudah diselengarakan 1 minggu yang lalu. Saat ini, Naruto sedang merapikan barang-barangnya.

"Tak bisakah kau tinggal disini lebih lama lagi?" tanya Sasuke.

Hari ini adalah hari kepindahan Naruto. Setelah kematian Jiraiya, Minato meminta Naruto untuk kembali tinggal bersamanya.

"Tidak bisa Sasuke" tukas Naruto.

Sasuke menunduk lesu. Sebenarnya ia tidak mau Naruto meningalkannya. Namun itu adalah keputusan Naruto, dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

Naruto selesai memindahkan barang-barangnya yang dibantu oleh Sasuke. Sasuke pun pamit.

"Sasuke, terima kasih" ucap Naruto tulus.

"Kenapa kau mengatakannya seolah-olah kita tidak akan bertemu lagi" Naruto tertawa mendengar ucapan Sasuke.

"Baiklah, sampai jumpa Sasuke" Naruto melambaikan tangannya.

"Kau akan pergi ke kafe kan besok?" tanya Sasuke meminta kepastian.

"Tidak" Sasuke cemberut dengan penolakan Naruto.

Naruto yang melihat tingkah Sasuke tertawa berbahak-bahak "Baiklah, setelah kelas selesai aku akan langsung ke kafe."

.

.

Semenjak kepindahan Naruto, hari-hari Sasuke terasa sepi. Untuk menghilangkan kesepiannya itu, ia sering menghabiskan waktunya untuk bersama Naruto. Ia juga terus memaksa Naruto untuk pergi ke kafe. Dan tak jarang pula, dia akan pergi ke rumah Naruto sekedar melihatnya saja, tentu saja sambil membawakan hadiah.

Begitu pula dengan hari ini, Sasuke keluar dari kafenya dengan membawa sekotak cupcake, lalu bergegas pergi ke rumah Naruto. Saat ia akan membuka pintu mobil, tiba-tiba ponselnya berdering. Dilihatnya itu adalah panggilan dari kakaknya itachi. Ia pun mengangkat panggilan itu.

"Halo kak"

"Kemarilah Sasuke! Ayah ingin mengatakan sesuatu kepadamu"

"Ada apa? Kau di mana?"

"Rumah, dan jangan banyak tanya lagi!"

"Baiklah" Sasuke menutup telponnya dan bergegas pergi ke rumah orang tuanya, agar ia sempat pergi ke rumah Naruto.

Sesampainya di rumah, ia langsung pergi ke ruangan ayahnya.

Sasuke membungkuk sopan, dan langsung bertanya kepada Fugaku, ayah Sasuke.

"Sasuke, minggu depan kau akan pergi ke Singapura" Sasuke terkejut. "Untuk apa?" tanyanya.

"Ada masalah dengan perusahaan ayah, dan kau harus memastikan masalah itu!" tegas Fugaku.

"Kenapa bukan kak Itachi?" bantah Sasuke.

"Aku dan Itachi harus melesaikan masalah di sini. Kenapa kau menolak, apa ada sesuatu?" tanya Fugaku dengan memincingkan matanya.

"Ah, itu-" memang sebuah masalah. Mana mungkin ia bisa berpisah dengan Naruto. Bahkan ia belum mengutarakan perasaannya.

"Bagaimana dengan kafe ku?" Sasuke mencari alasan.

"Jangan mengecewakan ayah Sasuke, kau sudah berjanji. Lagipula ini hanya perjalanan bisnis, ayah tidak menyuruhmu menetap di sana" Sasuke memang berjanji, ayahnya memperbolehkannya mengambil jalannya sendiri, asalkan ia tetap membantu perusahaan ayahnya jika dibutuhkan.

Dengan terpaksa ia pun menyetujui ayahnya.

.

.

Sasuke tidak bisa tidur. Keberangkatannya ke Singapura kurang 5 hari lagi. Sasuke terus memikirkan Naruto, "Apa aku harus mengatakannya sekarang?" gumam Sasuke.

"Tapi bagaimana jika dia menolak?" Sasuke bingung, entah mengapa keraguan muncul di hatinya.

"Tidak!" Sasuke bangkit, "Jika tidak mencoba, aku tidak akan tau" Sasuke pun bergegas mengambil kunci mobil dan pergi menemui Naruto.

Di perjalanan ia berkali-kali menelfon Naruto, namun tidak tersambung "Aish, kemana dia? Apakah sudah tidur?" Sasuke pun menancapkan gas melajukan mobilnya ke rumah Naruto.

Sasuke menekan bel rumah Naruto "Naruto apa kau ada di rumah?" teriak Sasuke.

Tidak lama kemudian pintu depan dibuka, namun bukan Naruto yang membukanya melainkan Minato.

"Sasuke, ada apa?" tanya Minato.

"Paman, apakah Naruto ada?"

"Dia pergi ke minimarket" mendengar hal itu, Sasuke pun berpamitan kepada Minato dan langsung pergi ke minimarket menyusul Naruto.

Karena jarak minimarket dekat, Sasuke hanya berlari. Hingga ia melihat Naruto baru keluar dari minimarket. "Naruto" teriaknya.

Naruto terkejut dengan teriakan Sasuke "Sasuke, kenapa kau-" perkataan Naruto terhenti karena tiba-tiba Sasuke memeluknya.

"Naruto, aku mencintaimu."

TBC

Housemate [SasuNaru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang