Keesokan harinya, pagi yang tenang lagi-lagi tidak dirasakan Naruto. Sesuai perkiraan, Tsunade mengedor flat Naruto.
Naruto terkejut, ia pun langsung pergi ke kamar Sasuke.
Naruto menggoyang tubuh Sasuke agak keras. "Kak Sasuke, Sasuke!" teriak Naruto.
Sasuke yang terganggu pun bangun dan hanya melirik Naruto.
"Pemilik flat ada di depan" panik Naruto.
Sasuke yang masih belum tersadar sepenuhnya hanya bergumam "hm, ambil saja dompetku!" tunjuk Sasuke kearah meja. Lalu melanjutkan tidurnya lagi.
Tanpa basa basi, Naruto langsung mengambil dompet Sasuke dan keluar menemui Tsunade.
"Nenek" cengir Naruto saat membuka pintu.
"Cepat kemasi barangmu, dan ucapkan selamat tinggal kepadaku!" usir Tsunade.
"Eh tunggu, aku memiliki uangnya sekarang" bantah Naruto.
"Benarkah?" curiga Tsunade.
"Ini. Dan ini untuk uang sewa bulan depan" Naruto mengeluarkan sejumlah uang dari dompet Sasuke.
"Baiklah, jangan diulang. Atau kau aku usir!" tegas Tsunade. Sebenarnya itu hanya ancaman. Mana mungkin Tsunade tega membiarkan Naruto tidur di jalanan. Apalagi Naruto sering membantunya.
"Baiklah. Sampai jumpa Nenek" ucap Naruto saat Tsunade pergi.
Naruto menutup pintu dan langsung mengembalikan dompet Sasuke. Sejenak ia melihat ada foto yang terpasang di dompet Sasuke.
"Siapa laki-laki ini? Apakah teman Sasuke?" pikirnya. Tidak ambil pusing, Naruto pun meletakkan dompet itu, lalu keluar dari kamar Sasuke.
.
Sasuke bangun. Dengan tampang yang masih mengantuk, ia mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi.
Saat membuka pintu, Sasuke terkejut mendapati Naruto di dalam kamar mandi. Mereka saling menatap, dan
BAM
pintu kamar mandi ditutup Sasuke dengan keras.
"Maaf" ucap Sasuke dengan wajah memerah, ia pun pergi ke dapur untuk mengambil air dingin.
Sedangkan dikamar mandi, Naruto heran, "mengapa Sasuke malu?" ucap Naruto.
Selesai mandi, Naruto keluar dengan pakaian yang sudah melekat di tubuhnya.
"Kak Sasuke, kau bisa menggunakkan kamar mandinya sekarang" Sasuke yang masih malu pun langsung pergi ke kamar mandi tanpa menoleh ke arah Naruto.
Naruto yang melihat tingkah Sasuke pun hanya mengedikan bahu.
"Hm, haruskah aku membuat sarapan?" Tanya Naruto pada dirinya sendiri.
Setelah Sasuke selesai mandi, Naruto pun mengajaknya sarapan bersama. Sasuke yang masih mengingat kejadian tadi, langsung berakting seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
"Kau pikir ini sarapan?" sarkas Sasuke saat ia melihat di meja makan hanya ada 2 cup ramen.
"Kalau kau tidak mau tidak apa, aku bisa menghabiskan keduanya"
Sasuke kesal. Tanpa sarapan, ia pun pergi ke kamar. Bersiap-siap untuk pergi kerja.
"Aku nanti ada kelas tambahan, jadi akan pulang larut malam."
"Hn" balas singkat Sasuke saat akan pergi keluar.
.
Tidak jauh dari flat, Sasuke masuk kedalam sebuah kafe. Ya, cafe itu adalah milik Sasuke.
Sasuke memang berkeinginan memiliki usaha sendiri. Ia tidak mau meneruskan bisnis ayahnya yang dibilang cukup sukses. Ayahnya pun tidak memaksakan kehendak Sasuke. Lagipula ada kakak Sasuke yang mau meneruskan bisnis keluarga.
"Selamat pagi bos" sapa karyawan Sasuke bernama Sai.
"Hari ini aku tidak akan ada di kafe. Jadi Sai, kau tangani semua!"
"Baik" balas Sai dengan senyum.
Sasuke langsung pergi ke ruanganya. Mengambil kunci mobil, dan keluar untuk memindahkan barang-barangnya ke flat Naruto.
Di kampus, Naruto sedang berjalan di koridor. Ia melihat di ujung koridor ada kedua sahabatnya sedang bercengkrama.
"Naruto" panggil Kiba dengan melambaikan tanganya.
Naruto menghampiri kedua sahabatnya itu.
"Semakin lama kalian semakin dekat saja" ujar Naruto dengan cengiran.
"Biasa saja" Balas Shikamaru cuek.
"Iya, kita tidak sedekat itu kok" Kata Kiba sedikit gugup.
"Naruto, bagaimana dengan masalahmu?" tanya Shikamaru
"Benar, kau bisa meminjam uang kita dulu Naruto" tambah Kiba.
"Terima kasih kalian, tapi sudah ku urus" Naruto tersenyum meyakinkan.
"Bagus kalau begitu. Bagaimana kalau hari ini kita keluar?" ajak Kiba antusias.
"Ah, hari ini aku ada kelas sampai nanti malam, kalian berdua saja yang pergi" balas Naruto kecewa.
"Tapi kalau tidak ada kau, tidak menyenangkan" Kiba cemberut.
"Sudalah Kiba, kita bisa pergi berdua" balas Shikamaru sambil merangkul bahu Kiba, tak lupa dengan senyumnya. Sedangkan muka Kiba memerah, menahan malu.
Naruto yang melihat interaksi kedua sahabatnya menyengit heran.
'Tingkah mereka seperti sepasang kekasih. Ah tapi tidak mungkin, mereka berdua kan laki-laki' pikir Naruto. Ia pun tertawa karena pikiran konyolnya itu.
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Housemate [SasuNaru]
FanfictieKarena kekurangan uang, Naruto terpaksa berbagi tempat tinggalnya dengan orang asing. [Semua tokoh dan gambar bukan milik saya]