Kanon ternyata membalas pesanku... Syukurlah dia baik-baik saja. Dia mengatakan akan segera ke sini dengan cepat.
Satsuki menghela napas lega dalam hatinya setelah membaca pesan terminal yang datang. Namun dia merajut alisnya saat berpikir bahwa pesan yang telah dia kirim mungkin akan menimbulkan kesalahpahaman pada Kanon. Tapi hal itu juga bisa membuat dia mendatanginya segera.
Aku harus bersiap-siap dimarahi...
"Jadi, di mana pacarmu sekarang?"
Tanya Kaede yang berada di sampingku sementara menyilangkan kakinya saat duduk.
Satsuki bisa melihat garis perutnya yang indah karena kaus yang dikenakannya telah robek dan digunakan sebagai perban darurat. Dia buru-buru menarik pandangan darinya lalu menjawab.
"Aku sudah mengatakan ini sebelumnya, dia itu kaptenku."
Sembari menunggu Kanon yang ternyata telah membalas pesan, Satsuki berbasa basi untuk meluangkan waktu. Dia seharusnya akan segera sampai karena mengatakan jaraknya cukup dekat dari tempat dia sekarang.
Meski Kaede pada dasarnya hanya menggodanya selama percakapan berlangsung.
"Wahh, kau ternyata cukup buruk juga karena berani melupakan kejadian memalukan yang telah kau lakukan."
"Aku tidak melupakannya!"
Keluh Satsuki saat berseru.
Bagaimana bisa aku melupakan hal yang telah kulakukan! Jika aku melakukannya, aku akan menjadi orang yang terburuk!
"Ara~ Ara~ lalu bagaimana dengan gadis itu? Apa yang akan kau lakukan padanya setelah ini selesai."
Menatap gadis yang tidak sadarkan diri di punggungnya, Satsuki menjawab, "Kurasa, setelah dia sadar, kita akan membiarkannya sendiri?"
Kaede mengangguk pada kata-katanya.
"Memang benar. Lagipula kehidupannya tidak ada hubungannya denganmu..."
Lalu Kaede dengan cepat menambahkan.
"... Sayangnya, cepat atau lambat dia mungkin akan mati setelah itu."
Ucapnya dengan acuh.
Mata Satsuki melebar karena terkejut dan tidak mengerti.
"Apa? Kau harusnya bisa tahu itu dengan melihat keadaannya. Dia mungkin orang yang berasal dari distrik 3 yang mengalami masalah finansial. Dan karena tidak bisa membayar pajak, dia dilemparkan ke Distrik 4. Karena baru pertama kalinya berada di daerah yang barbar dan tidak tahu bagaimana harus bertahan hidup, dia pasti pergi ke Distrik 5 untuk makanan sampah yang gratis di sana."
"Jika memang begitu, menurutmu bagaimana dia bisa sampai pada situasi itu?"
Kaede sedikit memiringkan lehernya sementara menyeringai. Seolah tahu jawabannya.
"Entah. Mungkin orang tuanya meninggal, memiliki hutang, atau semacamnya."
Satsuki sedikit merenung mendengar kata-katanya.
Untuk berpikir bahwa hidup itu akan begitu sulit, aku harus merasa beruntung memiliki Kanon ikut bersamaku karena mungkin aku akan dengan mudah terkena penipuan.
Dia mengangguk dan menatap gadis itu dengan mata kasihan.
"Bagaimana jika kita seandainya memberi dia uang?"
Atas pertanyaan itu, Kaede menggelengkan kepalanya dengan wajah pahit sebagai jawaban.
"Dia mungkin bisa bertahan untuk beberapa saat, namun situasi yang sama pada akhirnya akan terjadi. Bahkan jika dia mencoba mengambil pekerjaan di tambang, dia tidak akan mampu bertahan lama dengan fisiknya. Jika dia mencoba mencari pekerjaan di Distrik 4, dia mungkin akan kesulitan diterima karena usia dan kemahirannya. Satu-satunya tempat yang mungkin hanya distrik lampu merah..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Beyond The Space
ActionTiba-tiba terbangun dalam keadaan kebingungan pada sebuah pesawat luar selain harus menjalani kehidupan mereka yang penuh dengan penjelajahan antar bintang, perang antariksa, dan hal-hal cyberpunk lainnya yang tidak pernah mereka alami sebelumnya...