15. Aku Menyerah

547 35 53
                                    

"Mmh... Kuh, tidak bisa bergerak."

Dengan kesadaran yang agak kabur, Kanon merasakan pusing di bagian kepalanya, serta tubuhnya mengalami sakit otot ketika dia mencoba untuk bergerak. Dia juga hampir tidak bisa bergerak dengan benar ketika merasa diikat oleh sesuatu.

Perlahan membuka matanya, apa yang dia lihat pertama kali adalah wajah Satsuki yang sangat dekat dengannya yang membuat dia terkejut dan mencoba mundur sejauh mungkin darinya. Namun dia tidak bisa seolah tertahan oleh sesuatu, hingga akhirnya dia tersadar bahwa dia sedang dipeluk olehnya.

Bau dari hembusan napas yang samar bisa dirasakan olehnya karena mereka sangat dekat. Selain itu, perasaan kulit yang saling bersentuhan, rambut yang kusut akibat keringat sehingga mereka menempel satu sama lain, dan bau kuat yang biasanya datang dari pria yang tersebar di seluruh ruangan membuat Kanon semakin sadar mengenai apa yang telah terjadi sebelumnya saat wajahnya perlahan menjadi merah cerah. Tapi dia segera menggelengkan kepalanya saat ekspresinya mendingin dan menatap Satsuki dengan niat membunuh.

Hal pertama yang terlintas di benaknya saat ini adalah menghukumnya. Namun, akan terlalu canggung baginya melakukan hal itu di saat mereka telanjang. Apalagi Vermilia, yang merupakan dalang atas hal ini tampaknya juga tidur di sisi lain Satsuki saat dia melihat tangan lain sedang memeluknya.

Dia tidak ingin citranya rusak di depan orang yang baru dikenalnya.

Maka dari itu, Kanon mengubah niatnya dengan segera pergi dari tempat ini. Namun masalah muncul setelah dia berhasil merangkak keluar dari pelukan Satsuki.

... Aku tidak bisa berdiri.

Kakinya hanya bergetar dan bergerak dengan canggung di saat dia mencoba berdiri tampak seperti dia adalah bayi yang baru belajar berdiri seberapa pun dia mencoba, seolah tubuhnya tidak mendengarkan. Malah, hal itu menimbulkan sakit di sana serta area pinggangnya. Selain itu, dia bisa melihat ada cairan lengket di antara pahanya.

"... Seberapa keras dia melakukannya semalam."

Ingatan samar mulai muncul di pikirannya saat itu juga yang membuat wajahnya yang biasa tampak dingin memiliki ekspresi malu.

"... Bajingan ini, apakah dia binatang buas? Seharusnya dia memperlakukan wanita dengan lebih baik."

Keluhnya saat menatap Satsuki kembali dengan tajam.

... Untuk berpikir aku akan kalah darinya seperti ini, apakah avatarnya itu bahkan lebih kuat dariku? Dan berpikir bahwa dia mampu menahan kami berdua tanpa obat, bajingan ini benar-benar sesuatu. Pikir Kanon sementara pipinya masih di cat merah.

Melirik ke sampingnya, dalang di balik ini semua, alias Vermilia dengan nyaman tidur sambil dengan memeluk Satsuki. Senyum samar muncul dari wajahnya yang kelelahan.

Kanon merasa tidak percaya bahwa dia harus ditipu oleh anak ini. Ini membuat harga dirinya turun. Tapi hal ini terjadi karena dirinya sendiri, apalagi dialah yang mendorong Vermilia untuk mengambil keputusan itu hingga merasa dia tidak bisa disalahkan. Namun dia masih tidak percaya kalau anak itu sampai berani mengambil keputusan seperti ini. Padahal dia mengharapkannya melakukan pendekatan halus daripada tindakan ini.

... Mengurus harem Satsuki ternyata lebih melelahkan dari yang aku duga. Keluhnya dengan helaan napas.

Karena tidak bisa berdiri, Kanon akhirnya memilih untuk merangkak untuk keluar dari sana. Namun saat dia akan melakukannya, dia dikejutkan saat lengannya tiba-tiba ditarik dan membuatnya berteriak kecil.

"Hyaah!"

... Dia sudah sadar?

Kanon menahan suara desahnya dengan menggigit bibirnya. Tubuhnya masih sensitif, dan itu menandakan bahwa efek obatnya masih berlaku. Artinya, itu juga merupakan pertanda bahwa kekuatannya juga belum pulih sehingga dia tidak bisa keluar dari situasi ini.

Beyond The SpaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang