"A-Apa ini semacam mimpi?"Vermilia keluar dari gedung departemen sipil dengan wajah linglung karena merasa tidak percaya.
Hutang yang membuatnya mengalami mimpi buruk selama ini, telah lunas. Dia masih tidak percaya bagaimana Kanon dengan mudah mengirim 2 juta Krona dengan wajah datar seolah itu jumlah yang tidak dia perhitungkan. Dia menjadi bertanya-tanya apa sebenarnya identitas para penyelamatnya. Tapi dia tidak perlu tahu itu untuk sekarang, dan harus membalas budi untuk kebaikan mereka karena telah banyak membantu orang tanpa nama seperti dirinya. Lagipula, dia juga masih memiliki hutang itu jika dipikir-pikir. Hanya saja tempat dia harus melunasinya berbeda.
"Apa yang membuatmu diam?"
Tanya Kanon yang berdiri di sebelahnya dengan wajah tanpa ekspresi.
Namun, saat dia menatapnya, dia mengingat kembali kejadian sebelumnya di mana Kanon menjadi mabuk dan tidak terkendali, dan terus menempel pada Satsuki. Jadi dia mulai paham bahwa ekspresi itu hanya tampilan semata, dan dia sebenarnya adalah orang yang baik. Apalagi, dia juga sempat tersenyum dan tertawa. Namun, dia mungkin masih belum akan terbiasa melihat wajah tanpa ekspresi itu karena agak menakutkan.
... Dan aku tidak percaya bahwa gadis yang tampak baru berusia 15-an ini ternyata sudah 18 tahun!
Itu adalah salah satu hal yang paling tidak percayai.
Mengetahui ketidaknyamanannya saat melirik dia, Kanon membuat wajah masam.
"Maaf jika aku selalu membuat wajah mengerikan. Aku memang selalu seperti ini saat berada di luar atau berhadapan dengan orang asing."
Terhadap kata-katanya, Vermilia dengan cepat menggelengkan kepalanya dengan tidak setuju.
"T-Tidak! Justru... Sebenarnya anda terlihat sangat menawan dengan ekspresi itu. Aku hanya belum terbiasa, maafkan aku."
Jawab dia dengan terus terang.
Memang benar bahwa meski Kanon tidak terlalu banyak berekspresi, namun wajahnya masih mampu dapat memikat siapa pun di sekitarnya.
Bahkan sekarang, orang-orang yang lewat akan diam-diam melihat grup mereka. Walaupun karena penyebabnya adalah Satsuki dikelilingi gadis cantik dan dipandang dengan iri oleh laki-laki, namun sebagian besar perhatian akan diarahkan ke Kanon, baik itu dari pria maupun wanita, bahkan ras dengan bentuk yang jauh berbeda dari manusia tertarik padanya. Tapi dia tampaknya tidak memperdulikan hal itu, dan malah merasa terganggu saat menatap balik dengan tajam ke arah mereka.
"Tidak perlu meminta maaf untuk itu, dan juga jangan terlalu formal padaku. Kau bisa memanggilku Kanon, atau Kapten selama ada acara-acara tertentu."
"B-Baik."
Mereka diam setelah perbincangan itu.
Kanon menggosok pipinya karena merasa canggung. Bagaimanapun, dia bukan orang yang bisa membangkitkan topik pembicaraan. Dan juga, dia tidak pandai berinteraksi dengan gadis, terutama gadis kikuk ini. Membayangkan dua tipe orang yang sama melakukan pembicaraan dan harus diam sesaat untuk menemukan topik membuatnya mendesah dalam hati.
Setelah diam singkat, Vermilia berbicara sambil membungkukkan kepalanya dengan ucapan terima kasih.
"O-Omong-omong, terima kasih atas semua hal yang kaulakukan padaku. Aku tidak yakin apakah nilaiku sesuai dengan harga yang kalian bayarkan, tapi aku akan berusaha sebaik mungkin."
Mendengar suara tulus dan penuh tekad itu, dia diam-diam tersenyum.
"Yahh, berusahalah sebaik mungkin kalau begitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Beyond The Space
AcciónTiba-tiba terbangun dalam keadaan kebingungan pada sebuah pesawat luar selain harus menjalani kehidupan mereka yang penuh dengan penjelajahan antar bintang, perang antariksa, dan hal-hal cyberpunk lainnya yang tidak pernah mereka alami sebelumnya...