Ate duduk bersandar di kursi dengan wajah dongkolnya, sudah badan remuk, hati hancur. Sudah di PHP-in si Engko, menyuruh Umay untuk mencarikan orang untuk jadi pacar pura – pura, yang datang malah modelan anak TK, Ah, lengkap sudah deritamu hari ini. Te, te.
Tapi bukan Athena namanya kalau usahanya berhenti sampai disini, sembari memejamkan matanya dan memijat keningnya yang puyeng, Ate masih terus berpikir keras untuk mencari cara supaya si Engko balik lagi ke pelukannya, hahaha.
Umay tiba-tiba duduk di samping Ate. "Gimana kalo lu pake cara gue yang ini?" Cangkemnya nyelonong tanpa rem.
"Hesshhh.. syyyutttt.. syyutttt." Ate langsung membekap mulut Umay.
"Setiap saran yang lu kasih, sama aja dengan penderitaan gue. Jadi lebih baik lu diem dari pada nambah beban buat gue." Ate malas mendengarkan semua saran Umay yang pada akhirnya pasti akan membuatnya sengsara lagi, yakin.
Ate pergi ke kamar dan berpikir sendiri. Dia akhirnya memutuskan untuk langsung melabrak si Engko dan berbicara empat mata secara tegas dan berani layaknya putri istana yang mengambil keputusan!
"Tunggu pembalasan gue Ko." Ucap Ate meremas tangannya sendiri.
---
Hari yang ditunggu pun datang, hari ini Ate mau buat perhitungan sama si Engko. Gak mau tahu apapun yang terjadi, si Engko musti tanggung jawab karena sudah membuat batinnya tidak tenang.
Sesampainya di kampus, tempat yang pertama kali Ate datangi pastinya perpus, karena disana tempat biasanya si Engko menghampirinya. Setelah dari perpus Ate pergi ke fakultas nya si Engko. Tapi karena disana Ate tidak menemukan si Engko, akhirnya Ate pergi ke kantin, berharap dia menemukan si Engko dan perempuan pelakor itu ada disana.
Namun nahas, ternyata disana juga tidak ada.
Oke, tempat terakhir, PARKIRAN!
Ate menuju parkiran dan YASHHH!! dari kejauhan Ate melihat si Engko sedang berdiri berhadapan dengan perempuan jahanam kemarin. Secara otomatis, jiwa Ate terbakar! Tidak hanya berhadapan, Si Engko memeluk perempuan itu sekitar satu sampai dua menit sebelum perempuan itu masuk ke dalam mobil yang menjemputnya tiba.
Ate berlari menghampiri si Engko dan menampar pipinya yang putih dan mulus itu. "Sini lu Ko" Ate menarik tangan si Engko kasar.
"Sebentar.. tunggu Athena." ucap si Engko.
Ate tidak peduli.
"Kamu memang lebih suka yang kasar – kasar seperti ini ya?"
"BACOTT!!!" aTE mendorong si Engko ke dinding dan meremas kerah bajunya.
"Maksud lu apa? HAH?" semprot Ate kasar.
"Apa ini cara kamu menuntaskan rindu?" jawab si Engko dengan wajah tenang dan senyuman.
"Gue tanya sekali lagi, maksud lu apa ngilang? Dan tiba-tiba lu sama cewek itu?" Ate semakin gemas, dia mengeraskan remasan kerah baju si Engko.
"Kamu cemburu?" si Engko tersenyum meledek Ate.
DEGHHH!!
‘Mati gue, musti jawab apa nih gue? Masa gue bilang 'Iya' kalau gue cemburu? Mau di taro dimana muka gue? ‘"Cemburu pala lu bau menyan!" Ate melonggarkan remasan kerah bajunya mendadak kikuk.
"Kan lu minta gue buat ngajarin lu tentang islam, kenapa lu tiba – tiba ngilang?" tangan Ate terlepas dari bajunya si Engko. Tapi tidak lama, si Engko langsung membalikan posisi, tangannya memegangi bahu Ate, lalu menyandarkannya di dinding seketika. Seperti posisi si Engko tadi.
Ate terkejut.
"Jadi apa kamu sekarang sudah siap mengajari saya tentang islam?" tanya si Engko menatap mata Ate dalam.
‘Anjirr Ko, ini adalah hal yang paling nggak bisa gue lawan. Saat lu menatap mata gue dengan tatapan tajam dan sorot mata yang dalam. Bola mata lu yang indah, alis lu yang tebel, dan cara lu mandang gue, fiksss itu seakan adalah sebuah pembunuhan berencana buat gue.’
"Ya kan lu yang minta" jawab Ate dengan nada menciut.
"Saya senang melihat kamu cemburu sekaligus rindu." bisik si Engko.
Ate hanya diam, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Kakinya sudah lemas duluan saat si Engko mendekatkan wajahnya. Ate meringis melihat si Engko yang seperti gitu.
‘Sumpah woyyyy! Gue takut ada yang ngeliat.’
Ate mengira si Engko akan menciumnya, dia sudah siap dan memejamkan matanya kan, tahunya ternyata dia mendekatkan mulutnya ke telinga Ate dan berbisik : ini hadiah karena kamu sudah cemburu.
CUPSSS!!
Si Engko mencium kening Ate.
ANJIRRRRR!!
Wagelasehhhhhh. Ate hampir mau pingsan saat si Engko mendaratkan ciumannya, sejak pertama dia bertemu si Engko di kereta dan melihat wajahnya yang MasyaAllah tampan. Bibirnya yang sexy dan menggairahkan, cukup membuat Ate kelojotan.
ARGHHHH!!!
Si Engko kembali menatap Ate sambil tersenyum, tapi senyumnya tidak lama, karena sekarang wajahnya ada di sebelah kiri wajahnya.
"Hadiah untuk kekasih saya yang rindu."
CUPSSS....
DOUBLE KILL!!!
Si Engko meraih tangan kanan Ate lalu menciumnya. Arghhhh!! Ate dua kali merasakan sensasi yang luar biasa ini, merasakan lembutnya bibir si Engko yang menyentuh keningnya, dan sekarang mendarat di punggung tangannya.
"Hehh!! Mesum lu." Ate mendorong si Engko menjauh dari hadapannya.
"Mau belajar islam apa ngebokep lu?" Ate lalu berjalan meninggalkan si Engko, berpura-pura bodoh seakan tidak ada hal yang terjadi diantara mereka. Padahal di belakang si Engko dia mesem - mesem cengengesan baper setengah mati dicium mas pacar.
"Terasa sedikit asin ya?" si Engko tersenyum kecil mengusap ujung bibirnya dengan jempol.
"Tapi enak" lanjutnya.
‘Bangsatt lu Ko!’
KAMU SEDANG MEMBACA
SAJADAH MERAH [TELAH TERBIT DI LOVRINZ]
RomansaDiatas dermaga yang langsung menghadap lautan luas, Ate memeluk dirinya dengan tatapan kosong yang mendalam, melihat surya yang sebentar lagi istirahat meninggalkan indahnya senja sore ini. Air matanya menetes membasahi pipi kanannya yang merona bak...