BAB 20 : KEMBALI BERSAMA

2K 373 23
                                    

Ate sama sekali tidak menyangka kalau si Engko adalah anak pak Atma, anak holang haya gaess. Betul kata kebanyakan orang, kita tidak akan pernah tahu sisi trauma dari setiap orang, oleh karena itu kita tidak boleh seenak jidat untuk men-judge hidup seseorang.

Hari ini Ate memaksa si Engko untuk bertemu bapaknya kembali setelah setahun lebih tidak bertemu. Ate dan si Engko berangkat ke rumah pak Atma pakai motor, jarak yang di tempuh kurang lebih hanya setengah jam saja. Tidak terlalu jauh.

Sesampainya di gerbang rumah pak Atma, satpam yang kemarin tersenyum melihat Ate dateng kembali, tapi ekspresinya berubah saat melihat si Engko dibelakang Ate.

Sesampainya di dalam rumah, mereka melihat pak Atma sedang duduk di halaman belakang, ditemani secangkir teh dan sepiring roti bakar.

‘Emang ya, sarapan orang kaya mah emang beda, gue mentok-mentok nasi uduk atau nggak lemper.’ komentar Ate dalam hati.

"Assalamualaikum." sapa Ate.

Pak Atma menoleh lalu berdiri saat melihat Ate, pun dengan pak Atma. Ekspresinya saat melihat si Engko sama persis dengan satpam tadi. Pak Atma berdiri mematung, matanya sendu menahan air mata yang mulai penuh memenuhi kelopak matanya.

Si Engko yang berdiri di samping Ate berjalan dan memeluk pak Atma dengan erat, pak Atma membalas pelukan si Engko dengan air mata yang berjatuhan.

"Artur minta maaf Ayah." ucap si Engko menangis.

Pak Atma hanya membalas dengan anggukan.

Setelah selesai sesi yang mengharu biru itu, mereka bertiga duduk di sofa ruang tamu. Melihat keadaan sudah membaik, si Engko berniat memberitahu Ayahnya mengenai hubungannya bersama Ate. Entahlah, bagaimana nanti si Engko akan menceritakannya? Ate juga tidak tahu. Mereka tidak sampai jauh membahas itu sebelum berangkat.

Awalnya si Engko bercerita kalau sekarang dia sudah menjadi seorang muslim. Mendengar itu pak Atma tentu sangat senang sekali, matanya berbinar memancarkan kebahagiaan. Ate turut berbahagia melihatnya. Tapi aura kebahagiaan yang Ate rasakan mendadak berubah saat si Engko masuk ke poin utama.

"Ayah, Artur juga ingin menyampaikan hal lain."

"Apa itu?"

"Artur-

Si Engko melirik Ate, Ate tidak berani menatap si Engko, ia menenggelamkan pandangannya.

"Artur minta izin untuk menikah dengan Athena." lanjut si Engko.

"Kapan?" tanya pak Atma.

‘’Secepatnya.”

"Athena?" panggil pak Atma.

Ate mengangkat wajahnya.

"Kebahagiaan seseorang itu tercipta dari diri orang itu sendiri, sekuat apapun pengorbanan orang lain untuk membahagiakannya, itu tidak menjanjikan. Pun begitu dengan Artur.” ucap Pak Atma memandang Ate.

"Ayah senang mendengar kamu menjadi muslim berkat Athena, dan kalau kamu mau melanjutkan ini sebagai ibadah, ayah justru sangat senang.”

Ate terkejut mendengar ucapan pak Atma, itu artinya pak Atma merestui mereka bukan?

"Athena?" panggil pak Atma lagi.

Atma mengangguk.

"Tolong damping Artur, terus bantu dia untuk menjadi versi terbaiknya lagi. Saya tahu kamu orang baik, saya percayakan ini sama kamu ya." pak Atma tersenyum.

---

Sebulan sudah waktu berjalan setelah si Engko kembali bertemu dengan pak Atma. Sekarang, si Engko sudah lebih sering berkunjung ke rumahnya. Kadang seminggu sekali, kadang seminggu dua kali.

SAJADAH MERAH [TELAH TERBIT DI LOVRINZ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang