"Jung apa?" tanya abizar setelah merebut ponsel milik haura.
Abizar yang merasa di acuhkan pun mendekati kursi haura. Benar saja dugaannya, gadis itu tengah asik memainkan ponsel di tengah pelajaran.
"Pak... Abizar?" terkejut haura.
"Kamu sudah saya panggil, tidak dengar. Cepat maju ke depan lalu jelaskan pembahasan tadi!",
"Se-sekarang pak?" tanya haura takut.
"Ya sekarang!!". Abizar sangat membenci muridnya memainkan ponsel di kelasnya.
Haurapun beranjak dari duduknya, ia ke depan melihat monitor yang masih menyala.
Dengan santainya, haura mulai menjelaskan semua pembahasan. Membuat semua orang tak percaya, karena sedari tadi gadis tersebut tidak memperhatikan dan sibuk dengan ponselnya. Bagaimana bisa menjelaskan sedetail itu? Pikir mereka.Sama halnya dengan abizar, pria yang duduk di kursi haura itu juga tak percaya. Namun ia akhirnya sedikit tersenyum karena haura tidak senakal yang ia pikirkan. Meski melihat pakaian kurang bahan itu, ternyata di baliknya haura gadis yang cerdas.
"Sudah kan pak?"tanya haura membuyarkan lamunan abizar.
"Iya, sudah". Jawab abizar melangkah ke depan.
"Ntar gue main ke apartemen lu ya ra", ujar fira.
"Mau ngapain?"
"Nonton film, gue punya film terbaru",
"Yaudah dateng aja. Lu berdua juga ikut kan?"tanya haura pada bella dan anisa.
"Iya".
"Aku insyaallah ya ra", jawab anisa.
"Nanti gue hubungin lu deh nanti".
"Hp gue?", Haura memeriksa semua tasnya. Ponsel miliknya tidak ada.
"Hp gue nggak ada!!!".
"Dasar bego! Hp lu kan di ambil pak abizar!"
Haura menepuk keningnya "Oh iya lupa. Gimana dong??"
Mereka bertiga mengangkat kedua bahunya tak tahu harus apa.
"Yaudah kapan-kapan aja deh fi, gue balik duluan", pamit haura berjalan malas meninggalkan kampus.
Temannya hanya melihat tak tega, tapi tak bisa berbuat banyak juga.
Abizar meluruskan kakinya, ia sudah menyelesaikan memeriksa tugas mahasiswanya.
Di waktu bersamaan suara ponsel dari sebelah sakunya berdering. Ia merogohnya keluar, lalu melihat siapa yang menghubunginya.
"Papah?",gumam abizar.
Ah, ini kan bukan ponsel miliknya tapi milik haura.
"Angkat jangan ya?" Karena terus berdering akhirnya abizar memberanikan diri mengangkat panggilan tersebut.
"Halo, Assalamualaikum"
"Waalaikumusalam, ini siapa? Haura nya mana?"
"Haura...
"Kamu pacarnya haura? Kalau iya, tolong beritahu anak itu. Malam ini datang ke rumah sekalian sama kamu juga".
"Tapi pak saya.."
"Kamu berani nolak saya!!".
"Baik pak, nanti akan saya sampaikan".
Tut tut tut
Panggilan tersebut terputus begitu saja, abizar tak bisa berkata apa-apa sekarang. Bagaimana ia memberitahu gadis itu? Oh iya nanti malam setelah magrib saja, apartemen haura kan dekat dengannya, pikirnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ABIZAR & HAURA the End ✔
Roman pour Adolescents"Sebaiknya kita percepat saja dawas pernikahan mereka, saya takut kalo mereka tinggal bertetanggan gini terjadi hal yang tidak kita ingin kan". Seakan paham dawas mengangguk setuju. "Yaudah bagaimana jika jum'at besok kita nikah kan mereka" "APA...