Lantas haura bangkit, begitu pun dengan abizar.
"Haura kamu...",
"Apa? Makanya jangan suka jail!",ujar haura.
Kakinya baru saja melangkah, abizar lebih dulu menarik haura duduk di atas pangkuannya.
"Apaan sih mas! Aku mau pakai baju!", seru haura. Ia sedari tadi hanya memakai dalam saja.
Memilih tak membalas, abizar merubah posisinya. Haura di baringkan, ia menatapnya lekat sedangkan tangannya mengelus surai istrinya.
"Kamu harus bertanggung jawab lebih dulu. Berani memulai harus berani juga sampai akhir", bisik abizar.
Haura menatap takut pada abizar, dalam hatinya berucap bahwa pasti abizar juga akan membalasnya.
Meskipun begitu haura tetap terhipnotis akan ketampanan abizar saat ini, suaminya itu terlihat lebih manly sampai tak sadar jika semua pakaian nya sudah tergeletak di lantai.
Abizar yang hanya memakai handuk sedari tadi memudahkannya untuk segera memasuki haura. Ia tinggal melepaskan dan memulainya.
Haura tak berani memandang ke arah abizar, meski dulu pernah melihatnya itu hanya sekilas dan selama mereka berhubungan haura tak sama sekali tau bagaimana bentuk rupa milik abizar.
Ia terlalu takut, sebab saat abizar mulai memasukinya saja sudah terasa betapa besarnya. Biarkan saja ia terlihat mesum, jika mungkin seseorang yang berada sama dengan nya pasti mereka juga akan berpikiran sama, pikir haura.
"Kenapa tutup mata?", tanya abizar melihat haura setelah berada di dalam wanita itu.
Haura menggeleng "Nggak papa mass".
"Coba buka matanya, perasaan setiap mas masuki kamu pasti tutup mata.", ujar abizar bingung.
Istrinya malu atau takut?
Haura membuka matanya pelan,menatap wajah abizar di atasnya. Tak berani ia menoleh ke bawah dimana tempat mereka menyatukan dirinya.
"Mmm.. Emang kenapa?",tanya haura.
"Kamu takut?", tanya abizar memastikan.
"Haha.. Ya nggak lah mas! Takut apa coba?", ujar garing haura.
"Coba liat ke bawah,"
Haura menggeleng keras. Lantas abizar tertawa pelan.
"Aneh kamu, bukannya dulu udah pernah liat?",
"I-iya tapi kan hanya sekilas, terus aku langsung tutup mata!",
"Mau liat lagi?",tawar abizar bercanda.
Haura menggeleng tak mau. yang ada ia akan terus membayanginya nanti.
Abizarpun tertawa, kemudian ia melanjutkan aktifitasnya yang tertunda bersama haura.
Adzan subuh berkumandang, abizar menuntun haura masuk kamar mandi. Istrinya itu mengeluh sakit pada bagian intimnya. Jadi abizar membantunya berjalan.
Selagi abizar menyiapkan air di bathup terisi penuh, ia duduk di atas toilet tertutup. Dirinya lelah dan masih mengantuk.
"Airnya udah siap ra",ujar abizar.
Haura bangun dari duduknya, ia membuka piyama handuknya. Terpampanglah tubuh polos di depan abizar.
"Mandi bersama aja ya mas, aku mau berendam sama mas", ujar haura sesekali menguap.
Abizar mengangguk, ia ikut masuk ke dalam bathup itu. Haura membuka matanya sempurna, tubuhnya terasa segar terkena air.
Ia berada di depan abizar yang bersandar di dada pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABIZAR & HAURA the End ✔
Teen Fiction"Sebaiknya kita percepat saja dawas pernikahan mereka, saya takut kalo mereka tinggal bertetanggan gini terjadi hal yang tidak kita ingin kan". Seakan paham dawas mengangguk setuju. "Yaudah bagaimana jika jum'at besok kita nikah kan mereka" "APA...