Tak ada percakapan apapun di antara mereka pagi ini setelah kejadian subuh tadi. Keduanya saling diam memakan sarapan masing masing.
"Sa-saya berangkat duluan pak. Assalamualaikum". Pamit haura dengan cepat meninggalkan abizar sendiri di meja makan.
Abizar menghembuskan nafas panjangnya. Sungguh kebiasaan sejak kecilnya itu sekarang berbahaya. Namun percuma juga karena haura sudah pasti melihatnya.
"Lu kenapa diem aja ra?"tanya fira berbisik.
"Hah, nggak gue cuma lagi mikir aja.".
"Mikir apa?"
"Menurut lu punya pak abizar besar nggak?" haura memelankan suaranya.
"Hah? Nggak kedengeran ra?"
Haura mengulang nya sekali lagi tetap saja fira tak bisa mendengarnya karena terlalu kecil.
"Menurut lu punya pak abizar besar nggak?"teriak haura membuat semua orang melirik ke arahnya.
Abizar mendekat ke tempat haura, apa yang di maksud istrinya itu membawa namanya.
"Maksud kamu apa?"tanya abizar.
"Mmm anu itu pak, maksud saya apakah tas punya bapak besar atau tidak. Sa- saya mau beli juga pak buat kuliah." jawab haura terbata-bata.
Abizar tau betul jika haura berbohong saat ini. Namun ia akan berekting seolah percaya
"Oh, tas punya saya besar jika kamu ingin tau!" bisik abizar tepat di depan wajah haura.
Haura membuka Matanya lebar-lebar mendengar bisikan abizar.
"Lu sih pura-pura ga denger aja!! Kan gue kena semprot!" omel haura pada fira.
"Hahaha, lagian lu sih kurang kerjaan banget sampe nanyain hal kaya gitu ya mana gue tau liat aja nggak" ujar fira.
"Tau ah males gue sama lu".
"Oh ya btw lu udah dapet cwok yang bakal jadi ayah dari anak lu?"
"Belum, kenapa?"
"Mau gue bantu? Gue banyak kenalan nih om om" canda fira
"Dasar gila!!".
"Hahaha..."
Enak saja sama om-om mending dengan suaminya abizar pikirnya.
"Tapi gue pastiin nggak lama lagi gue hamil"
"Hah? Lu serius ra?"tanya bella yang baru saja datang bersama anisa
Haura mengangguk yakin. Dalam otaknya ia sudah punya rencana untuk nanti malam.
Rencana yang sudah di siapkan malam ini harus berhasil namun nyatanya gagal nol.
Rencana kedua pun di mulai lagi, kali ini haura memakai pakaian seksi di depan abizar namun abizar terlihat biasa saja dan berakhir gagal.
Rencana ketiga ialah dengan merayunya, tapi tetap saja tidak berhasil yang ada ia di tinggal tidur oleh abizar.
Merasa sudah menyerah malam ini haura tak melakukan apapun selain berbaring di tempat tidur. Abizar belum masuk ke dalam kamar, ia masih berada di ruang kerjanya.
Dengan rasa was-was abizar memasuki kamarnya, berharap tidak ada lagi rencana haura malam ini.
Sudah cukup ia menahannya selama tiga hari, jika bukan karena ia berjanji pada dirinya tidak akan membuat haura hamil sampai gadis itu menyelesaikan pendidikan nya.
Di rasa aman abizar merebahkan tubuhnya di samping haura yang sudah tertidur nyenyak.
Jam sudah menunjukan pukul 07.00 pagi namun haura masih bergulung dengan selimut setelah sholat subuh.
![](https://img.wattpad.com/cover/290382870-288-k93494.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ABIZAR & HAURA the End ✔
Teen Fiction"Sebaiknya kita percepat saja dawas pernikahan mereka, saya takut kalo mereka tinggal bertetanggan gini terjadi hal yang tidak kita ingin kan". Seakan paham dawas mengangguk setuju. "Yaudah bagaimana jika jum'at besok kita nikah kan mereka" "APA...