27. Pelukku untuk pelikmu

94 16 0
                                    

"Jikalau bertemu adalah obat rindu. Lalu beritahu aku bagaimana mengobati rindu pada orang yang telah tiada"

Happy Reading ❤

***

"Na."

"Liana."

Gilang mendengkus lantaran Liana bukannya meresponsnya malah sibuk dengan bukunya. Ditariknya headset cewek itu yang menggantung di telinga. "Lo nggak denger gue panggilin?" tanyanya.

"Denger."

"Terus kenapa nggak nyaut?"

"Buat apa gue dengerin panggilan orang yang bahkan nggak mau dengerin omongan gue?" Liana berdecak. "Nggak berguna tau nggak."

Jadi, sebenarnya Liana itu sedang marah pada Gilang lantaran kemarin cowok itu ikut tawuran antar sekolah dan berakhir tertangkap oleh polisi. Untungnya Gilang dibebaskan karena Hamam memberi tebusan uang dan berjanji jika cowok itu tidak akan ikut tawuran lagi. Tapi sebagai gantinya besok Gilang akan diskors bersama beberapa anak di SMA BINTARA yang terlibat tawuran selama seminggu.

"Sori."

Liana meletakkan bukunya di atas meja, lalu menghadap Gilang. "Bodo amat. Ngapain lo minta maaf ke gue? Kalo ada yang perlu lo mintain maaf, itu orang tua lo! Terutama Papa lo yang udah bebasin lo kemarin!" cercanya.

"Dia bukan Papa gue!" koreksi Gilang tidak suka Liana menyebut Hamam Papanya.

"Terserah. Yang penting lo harus minta maaf sama dia. Lo tau nggak, sih, Lang, Om Hamam itu kemarin mati-matian nyelametin lo supaya bisa keluar dari kantor polisi. Coba aja kemarin kalo nggak ada dia, lo sampe sekarang tuh masih di tahan di sana!"

Teman ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang