YAMBH - 2

2.1K 130 12
                                    

Kini mereka berdua sampai di cafe favorit mereka.

"Kak, aku pesen kaya biasa ya" ucap Haechan pada Mark yang sedang sibuk melihat buku menunya.

"Mbak, pesen sop rumput lautnya satu sama coffe latte dua ya" ucap Mark pada pelayan yang siap mencatat pesanan mereka.

Haechan tersentak ketika Mark memesan sop rumput laut. Siapa yang akan makan sop rumput laut? Haechan kan tidak suka dengan sop rumput laut.

"Kak, emang siapa yang mau makan sop rumput laut? Haechan kan gasuka sop itu" ucapnya

Mark terdiam sejenak dan akhirnya teringat bahwa Haechan tidak suka sop rumput laut.

"Ah maafkan aku Haechanie, kakak lupa kalau kamu tidak suka makan itu" ucapnya lembut pada Haechan

"Mbak, maaf sop rumput lautnya ganti kimchi jiggae aja" ucapnya pada pelayan cafe.

Haechan menghembuskan nafas pelan. Ia heran bagaimana bisa Mark melupakannya, bukankah dulu Mark sangat hafal dengan makanan kesukaan nya.

"Chan, maafin kakak ya. Kakak beneran lupa tadi, kakak lagi banyak pikiran" ucapnya melas pada Haechan berharap kekasihnya itu tidak marah kepadanya karena memesankan Haechan makanan yang bahkan sangat ia benci.

"Iya kak, gapapa" ucap Haechan lembut sambil tersenyum tipis.
Hatinya sangat perih ketika kini Mark melupakan hal yang dulu sangat ia hafal.

Kini mereka saling berdiam diri. Entah kenapa kini Haechan merasa kalau kekasih nya itu berubah. Mark kini tidak seperhatian dulu, meskipun kini Mark sedang menggenggam tangannya dan sesekali mengelus lembut punggung tangan nya, tapi fokus Mark tetap pada benda pipih yang berada di tangan kanannya, bahkan ia sempat sempat tersenyum pada layar handphone nya. Tangannya terlihat sangat sibuk mengetikkan sesuatu disana.

Tak lama kemudian pelayan datang dengan menenteng beberapa pesanan mereka berdua.

"Nih, makan yang banyak ya sayang" ucap Mark sambil mengusap lembut kepala Haechan membuat Haechan tersenyum bahagia.

"Kakak nggak makan?" Tanyanya, karena mereka hanya memesan 1 makanan dan 2 cangkir coffe latte.

"Enggak sayang, kakak udah makan tadi di rumah. Kamu aja yang makan"

"Tapi kak, ini porsi nya banyak banget, Haechan udah sarapan juga tadi jadi Haechan gabakal bisa habisin ini" ucap Haechan.

"Yaudah kamu makan aja dulu nanti kalau nggak habis biar kakak yang habisin" ucap Mark pada Haechan, masih sibuk dengan benda pipih yang ada di tangannya.

Haechan pun menghela nafas pelan dan mulai menyendok makanannya. Hingga tinggal separuh, kini perut Haechan sudah tidak bisa menampung makanan itu lebih banyak lagi. Rasanya perutnya itu seperti akan meledak.

"Kak, Haechan udah kenyang" ucap Haechan pada Mark.

Kini mata Mark beralih menatap Haechan dan tersenyum.
"Yaudah mana kakak habisin"

Haechan tersenyum melihat Mark yang sedang menyuap makanan nya.
Setelah menghabiskan makanannya kini Mark pergi untuk membayar makanan mereka.

"Kita mau kemana lagi kak?"

"Ke pantai mau?"

"Mauuu" jawab Haechan semangat.

Haechan sudah lama tak pergi ke pantai. Terakhir kali ia pergi bersama Jaemin, Jeno, dan Mark saat usai ujian kelas 2.

Saat hendak keluar dari cafe tiba-tiba ponsel Mark bergetar menandakan ada sebuah pesan masuk.

Kang Mina

|Mark, kepala ku pusing banget. Kamu bisa kesini nggak? Sekalian beliin obat:(

Kamu kenapa?|
Oke aku kesana sekarang. Wait babe|


Mark kembali memasukan ponselnya kedalam saku dan berjalan menuju Haechan.

"Chanie, kita ke pantai besok aja ya. Aku ada urusan mendadak yang harus aku selesaikan sekarang juga" ucap mark sambil menggenggam tangan Haechan lembut berharap kekasihnya itu tak marah.

"Kamu aku pesenin taksi ya, ini ongkosnya. Maaf aku gabisa anter kamu pulang" lanjut mark sambil memberikan selembar uang pada Haechan.

Raut wajah Haechan yang semula gembira kini menjadi murung. Baru saja ia merasa sangat bahagia karena bisa jalan-jalan dengan Mark setelah satu Minggu tidak bertemu.

Haechan menghela nafas pelan dan menganggukkan kepala nya. Ia tak tau urusan apa yang sangat mendesak hingga mark tega meninggalkan Haechan sendiri dan membiarkannya naik taksi.
Apa semendesak itukah urusan nya hingga ia tak bisa hanya sekedar mengantarkan Haechan pulang?.

Tak lama taksi yang dipesankan oleh Mark pun tiba. Haechan hanya bisa menatap sendu keluar jendela. Tanpa sadar kini pipi gembulnya basah dengan air matanya.
Hatinya merasa sesak, ia merasa bahwa Mark kini sedang menyembunyikan sesuatu darinya.

Kini Haechan sudah sampai di halaman rumahnya. Haechan dengan buru-buru menghapus jejak air matanya dan berusaha tersenyum mengubah ekspresi nya agar orangtuanya tidak curiga.

"HAECHANIEE PULANGG!!" Haechan membuka pintu utama rumah dan melihat keadaan rumah yang sepi.

"Kok sepi? Apa Mae sama Daddy keluar? Tapi bukannya mereka ada acaranya ntar malam?"

Haechan berjalan menuju kamarnya di lantai dua. Dan ia melihat ten keluar dari kamarnya.

"Loh kok udah pulang?" Tanya ten pada Haechan heran. Biasanya si bungsu ini akan lupa waktu kalau udah keluar sama Mark.

"Kak Mark ada urusan mendadak tadi. Jadi kita pulang" jawab Haechan

"Terus Mark nya mana?"

"Udah pulang lah Mae. Kan tadi echanie bilang kalau kak Mark ada urusan mendadak"

Setelah mendengar jawaban Haechan, Ten mengangguk sambil melihat wajah Haechan.
Ten merasa bahwa anaknya ini sedang menyembunyikan sesuatu darinya. Tapi Ten tidak berniat untuk bertanya. Jika memang itu masalah yang besar dan Haechan tidak bisa menyelesaikan nya ia akan bercerita sendiri pada Ten.

Johnny dan Ten selalu mendidik anaknya untuk mandiri dan tidak bergantung pada orangtuanya. Mereka harus bisa mengatasi masalahnya sendiri jika itu masalah kecil. Dan jika anak-anaknya merasa tidak mampu mengatasi masalahnya, barulah mereka bercerita pada orangtuanya.

Haechan memasuki kamarnya dan merebahkan tubuhnya diatas kasur.
Ia menatap sendu fotonya dan Mark yang selama 1 tahun ini ia jadikan wallpaper ponselnya.

Haechan tersenyum sendu mengingat kejadian hari ini. Mulai dari Mark yang lupa bahwa Haechan tidak suka sop rumput laut hingga saat Mark meninggalkan nya seorang diri di depan cafe.

"Sebenarnya urusan kak Mark apasih? Apa susahnya sekedar nganter Haechanie pulang? Lagian rumah Haechan sama cafe juga ga jauh-jauh amat" ucapnya sambil terus menatap layar hp nya.

Setelah itu Haechan meletakkan ponselnya. Ia menatap langit-langit kamarnya dan tak lama ia pun terpejam. Haechan memutuskan untuk melupakan semuanya dan memilih untuk tidur.

Begitulah Haechan, ia sangat mencintai Mark hingga ia tidak ingin menaruh curiga pada Mark. Ia lebih memilih untuk tetap mempercayai Mark dengan selalu mengingat hal baik yang mereka lakukan selama ini.

-Tbc-

Lanjut or stop?

Voment?

You and My Broken Heart || MARKHYUCK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang