YAMBH - 20

1.5K 95 4
                                    

Seperti rencananya kemarin, hari ini pukul 9 pagi Haechan pergi ke kantor Mark dengan paper bag berisi makanan dan sebuah amplop di tangannya.

"Selamat pagi tuan Haechan" sapa salah satu karyawan.

"Selamat pagi" balas Haechan dengan senyum manisnya.

Haechan berjalan riang ke arah ruangan Mark.

"Selamat pagi Haechan, kau mau bertemu Mark ya?" Ucap Lucas, sekertaris pribadi Mark.

Haechan mengangguk. "Mark ada di ruangannya kan?"

"Mark ada di ruangannya kok. Kau tau kan dimana ruangannya?"

Haechan mengerucutkan bibirnya.
"Aku tidak hanya sekali kesini Lucas hyung. Aku pasti tau diamana ruangan Mark, bahkan itu sudah diluar kepalaku"

Lucas tertawa melihatnya.

"Ya ya, aku hanya bercanda. Kau boleh pergi" ucap Lucas.

Haechan pun hanya mengangguk dan berjalan menjauh dari Lucas dan pergi ke ruangan Mark.

Saat tiba di depan ruangan Mark, langkah Haechan terhenti. Haechan berbalik dan berlari kencang keluar dari kantor Mark. Haechan tak menghiraukan tatapan dari karyawan Mark.

Haechan terus berlari dengan air mata yang terus mengalir deras membasahi pipinya. Saat tiba di parkiran, ia pun segera masuk ke mobilnya dan melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata.

.
.
.

"AAARRRGHHHH!!! MARKKKKK!!!!! LO JAHAT!!!"

Prang

Brakk

Haechan melempar semua baranv yang ada di depannya. Bahkan vas bunga yang ada di meja pun ia lempar hingga vas itu pecah. Bantal sofa ia lempar kesegala arah.

Emosinya kini meledak. Haechan menangis dengan tangan gemetar. Tubuh Haechan merosot, terduduk di lantai yang dingin.

"Mark bangsat!! Ternyata gue salah ngambil keputusan. Gue salah percaya ke pria brengsek itu" Haechan terkekeh kecil dengan air mata yang masih mengalir deras.

Haechan berdiri, berjalan ke kamarnya. Ia mengambil kopernya yang ada di atas lemari, memasukkan semua pakaiannya ke dalam koper.

Setelah membawa semua barangnya, Haechan berjalan keluar rumah dan masuk ke dalam mobilnya.

.
.
.

"Bear, kau kenapa sayang"

Ten kebingungan melihat anaknya yang tiba-tiba datang dengan keadaan kacau dan juga koper di tangan kirinya.

"Mae, bawa aku pulang ke Thailand" ucapnya dengan tatapan kosong.

"Apa maksudmu sayang?"

"Bawa aku pulang ke Thailand sekarang juga Mae. Dan Chanie minta jangan beri tahu siapapun"

Haechan berjalan masuk ke kamarnya.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya Ten pada dirinya sendiri.

Ten mengambil ponselnya yang ada di meja, menghubungi suaminya.

"Hallo"

"Iya sayang, ada apa?"

"Chanie minta pulang ke Thailand"

"Chanie ada di rumah?"

"Eung, barusan Chanie pulang sambil menangis dan membawa koper"

"Baiklah, sebentar lagi aku pulang dan kita bicarakan di rumah"

You and My Broken Heart || MARKHYUCK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang