Menjemput

1.2K 143 64
                                    

BENCI JATUH CINTA Part 20
.

        "Saya sudah gila nona, bahkan sentuhanmu begitu menghipnotisku. Saya masih merasakan nya. Jangan lama-lama di sana, besok pulang kalau tidak saya jemput paksa." ungkap Al.

Bayangan sosok Andini Karisma Putri yang ada di sampingnya tersenyum dan mengelus pipi suaminya itu. Al kemudian tidur dan menenangkan pikirannya di kala malam mulai terasa pekat.
___________________________

         Esok hari, Andin bangun dari tidurnya. Ia melihat sosok ayahnya disana. Pak Surya tengah berbaring di sofa dan terlihat pulas. Andin memandangi wajah papanya itu. Ia tersenyum tipis dan merasa haru ketika melihat wajah sang papa. Gurat kerutan terlihat meski tidak begitu nampak jelas. Papanya Andin sangat tampan memang.

"Sudah berumur tapi jatuh cinta dengan gadis seumur putrimu. Kau membuatku malu Pa," gumam Andin.

Tak sengaja pak Surya bangun dan melihat Andin lalu mereka saling menyapa. Andin memeluk ayahnya itu.

"Papa serius dengan Elsa?" tanya Andin.

"Sepertinya, karena papa sudah melamarnya sayang," jawab pak Surya.

"Secepat itu Pa, kenapa?"

"Karena papamu ini jatuh cinta sayang. Apa kau ingin papa menjalani hubungan terlarang dengannya begitu?"

"Kenapa harus wanita itu Pa?"

"Papa juga tidak tahu kenapa harus Elsa Anindita."

"Dan kenapa juga wanita itu mantannya suamiku."

"Kita tidak pernah tahu takdir sayang."

"Tapi menurutku Elsa sangat muda Pa."

"Bukannya papa sudah cerita semuanya tentang gadis yang papa cintai itu waktu kita di tempat special."

"Andin masih tidak percaya karena itu Elsa. Bayangkan kalau papa menikah dengannya aku bertemu setiap hari dengan wanita itu dan menyebutnya Mama. Geli sekali Pa," terang Andin yang kemudian lepas dari pelukan papanya itu.

"Bukannya menyenangkan punya ibu tiri yang tidak begitu jauh usianya, kalian tidak akan canggung untuk bertukar pikiran, bercanda bahkan bisa shopping dan ke salon sama sama sayang."

"Yang benar saja Pa."

Andin mengambil handuk, ia menuju kamar mandi. Pak Surya yang dari tadi di sofa akhirnya beranjak dan terus membujuk Andin. Sampai Andin di dalam kamar mandi pun ia masih membujuknya, sampai tidak ada suara sahutan  lagi dari Andin. yang terdengar gemercik air. Pak Surya segera keluar dari kamar anaknya itu.

Di lain tempat. Aldebaran, Bu Rosa juga Reyna tengah sarapan. Reyna seperti tidak semangat. Ia hanya menatap menu sarapannya. Bu Rosa dan Al melihat anak itu tidak seperti biasa.

"Kenapa sayang, kenapa makanannya cuma di lihatin?" tanya bu Rosa.

"Sayang makanannya Reyna. Jangan bersikap begitu. Apa Reyna sakit?" Al ikut bertanya.

Reyna menggelengkan kepala," Tidak ada Mama Andin jadi tidak seru," celetuk Reyna.

"Mamanya di rumah Opa dulu sayang, mungkin nanti siang udah pulang," jawab bu Rosa.

"Nanti papa jemput Mama, Reyna jangan sedih. Mama main lagi sama Reyna, Mama juga pasti ingat sama Reyna. Jangan sedih."

"Padahal baru semalam Andin pergi, tapi kalian ini kompak sekali. Ayah dan anak tidak bisa jauh dari Andini Karisma Putri. Menantuku itu luar biasa."

"Dia memang spesial Ma."

"Tidak menyesal Mama menjodohkanmu dengannya Mas Al, meskipun awalnya kalian menikah bukan karena cinta. Tapi sepertinya sekarang sudah tergila gila." Bu Rosa nampak sumringah.

Benci Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang