-HAPPY READING-
SHARE CERITA INI KE TEMEN-TEMEN KALIAN.
VOTE AND COMEN! OKEY!
*****
Kemarin Oma Prita, mendapat kabar tidak baik dari pihak RSJ. Mereka mengatakan keadaan Callista—Bunda Risky, yang buruk setelah datangnya Mahendra di sana. Callista mengamuk, keadaannya kacau, suster di sana sudah berusaha untuk menenangkan. Tetapi, nihil usaha mereka sia-sia. Pihak RSJ meminta Oma Prita untuk datang ke sana, sekaligus menenangkan Callista.
Risky? Dia panik dengan keadaan Bundanya. Saat Risky ingin mengemudi mobilnya, Oma Prita dengan sigap mencegah, emosinya tidak stabil. Kejadian seperti ini bukan pertama kalinya, sudah berkali-kali dengan penyebab yang sama yaitu, Mahendra—mantan suaminya.
Oma Prita dan juga Risky ingin sekali memindahkan Callista, ke tempat jauh. Selalu gagal, Mahendra selalu tahu keberadaan Callista, entah dari mana. Mahendra memiliki mata-mata? Mungkin.
Kabar Callista yang dinyatakan buruk, bersamaan dengan pihak polisi yang melaporkan bahwa mereka tidak menemukan siapa pelaku atas kejadian penembakan malam itu. Dengan sangat terpaksa mereka harus memberhentikan penyelidikan kejadian itu. Oma Prita bingung dengan kejadian ini, mengapa harus bersamaan? Tidak ada hari lain kah?
Oma Prita menggubris tentang laporan polisi, yang lebih penting sekarang itu Callista—anaknya. Sahabat Risky dan Putri, juga ikut ke sana atas ajakan Oma Prita yang kentara panik.
Tanpa membuang-buang waktu, mereka semua bergegas untuk ke sana, dengan menggunakan mobil pribadi yang sudah Oma Prita telepon tadi.
Risky hanya diam mematung di tempat setelah sampai di sana, ia melihat keadaan Bundanya yang sangat kacau bahkan jauh dari kata baik-baik saja. Keadaan Bundanya selalu saja seperti ini jika, Mahendra—Ayahnya datang kemari.
Callista depresi karena Mahendra yang berselingkuh di belakangnya, Callista sudah menggugat cerai tetapi tidak diindahkan oleh Mahendra. Dengan tidak tahu dirinya Mahendra membawa selingkuhannya, itu datang ke rumah. Pertengkaran selalu mereka laksanakan setiap hari, hingga suatu hari mental Callista terganggu, banyak sekali tekanan yang ia dapatkan, luka yang setiap hari ia rasakan, membuat dirinya tidak kuat.
“Risky, kamu nggak mau temui, Bunda?” tanya Oma Prita yang sudah selesai memenangkan Callista.
Risky berpikir sejenak, setelahnya ia berjalan tanpa pamit. Masuk ke ruangan yang Callista—Bundanya tempati, Risky berjalan pelan ke arah ranjang yang kini di tempati oleh Bundanya. Risky berjongkok sambil mengelus rambut Callista yang kini terpejam, mungkin dia lelah.
“Bunda harus baik-baik aja di sini. Risky mau Bunda selalu baik-baik aja, apa permintaan Risky ini sulit untuk, Bunda?”
***
Sedikit demi sedikit, Putri cukup tahu tentang kehidupan Risky, terbukti dari kejadian ulang tahun Oma Prita dan kejadian di RSJ kemarin. Putri kasihan dengan kondisi Bunda Risky kemarin, dia juga sudah bertemu dengan beliau. Bunda Risky sangatlah cantik, tetapi mengapa nasibnya menjadi seperti ini?Jika mengingat berapa kali, Risky menolongnya? Ia tidak tahu, tidak ingat. Selama Risky menolongnya, ia hanya mengucapkan kata terima kasih.
Apa gua bawa 'in dia makanan, ya? Sebagai ucapan terima kasih gua, dia juga udah banyak banget nolongin gua. Tapi gua nggak tau makanan favorit dia apa, kalau dia nggak suka gimana? Oke, nggak pa-pa, Put. Semangat! Batinnya.
****
Sesuai dengan kata-katanya tadi malam. Putri sekarang sudah berada di dapur di pagi buta, dia belum memasak, bingung ingin memasak makanan apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
GOOD COUPLE [ ON GOING]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] *** Putri Ceisya Byantara anak yang diasuh oleh keluarga Byantara. Ia masih duduk di bangku SMA sekaligus anak baru di SMA tersebut. Pertama kali masuk di SMA Star High School, ia tidak sengaja bersitatap dengan seorang pemud...