"Riku, sebaiknya kamu keluar dari dunia idol. Kamu hanya menghambat anggotamu yang lainnya" kalimat itu terlunjur dengan lancar dari sang malaikat modern, Kujo Tenn.
"Apa maksudmu Kujo-san?" Tanya Iori dengan nada sinis.
"Apa ucapanku tadi kurang jelas? Dengan penyakitnya itu ia hanya menjadi beban bagi kalian"
Iori hampir saja memukul Tenn jika tidak dihentikan oleh Yamato.
"Maaf Kujo Tenn tapi bagi kami IDOLIS7, Riku adalah satu-satunya center di grup kami"ucap Yamato dengan penuh keyakinan.
"Riku apa kamu masih bisa melanjutkan latihan ini?"Tanya Yamato. Tapi tidak mendapat balasan dari Riku bahkan setelah pertanyaan itu kembali diulang oleh Mitsuki. Melihat hal tersebut membuat mereka untuk berhenti latihan hari ini.
~Dorm~
"Riku aku akan membuatkan oumrice untukmu, jadi tunggulah sebentar" ujar Mitsuki saat melihat ekpresi Riku yang belum berubah sejak kepulangan mereka.
"Terima kasih tapi aku tidak lapar"ucap Riku dengan senyum tipis.
"Kalau begitu akan aku buatkan ..."
"Tidak perlu Sougo-san"
Setelah menolak semua tawaran dari membernya Riku memasuki kamarnya. Meninggalkan yang lain dengan raut kekhawatiran.
"Aku khawatir dengan kondisi Riku"
"Sepertinya kita biarkan dia untuk menyendiri saat ini untuk menenangkan dirinya"
"Ucapan Tenten keterlaluan. Bagaimanapun juga Rikkun akan jadi center disini selamanya" Semua mengamini apa yang diucapkan oleh Tamaki.
Keesokan harinya mereka disuguhkan oleh sesuatu yang tidak biasanya. Seorang Nanase Riku berada di dapur dan memasak makanan tanpa menghancurkan satu barangpun.
"Nanase...san"
"Ah, Iori, mina ohayou"
"Apa semua ini kamu yang masak Riku?"Tanya Mitsuki yang mendapat anggukan dari Riku.
"Enak. Masakan Rikkun enak"ucap Tamaki yang sudah terlebih dahulu memakan makanan yang tersaji di meja.
"Arigatou Tamaki. Horaa kalian juga harus coba" ucapnya sambil membuat muka memelas yang tidak bisa ditolak. Kata enak terucap serempak saat mencoba masakannya membuat Riku tersenyum. Melihat hal itu mereka bersyukur Riku sudah bersikap seperti biasa dan dalam diam serempak berjanji untuk tidak membahas hal yang telah terjadi.
Selesai makan mereka bersiap untuk melakukan pekerjaan baik sebagai unit lengkap maupun sub-unit. Semua telah pergi kecuali dua orang yang sedang berbincang di kamar Riku.
"Nee, sebenarnya aku memiliki seorang adik. Hehehe"ucap Riku.
"Ha? Bukannya kamu anak bungsu?"
"Bukan. Dia adalah anak yang dimanja oleh kedua orangtua kami dan menjadi salah satu alasan Tenn-nii meninggalkanku. Mungkin di masa depan dia akan menggantikan diriku menjadi center di grup ini. Aku hanya ingin ada yang berjanji padaku untuk sealu mendukungnya saat bergabung di grup ini"
"Aku tidak bisa berjanji. Lagipula hanya kamu yang menjadi center di grup ini"
"Aku mohon,setidaknya berjanjilah untuk diriku"
Melihat Riku yang memohon seperti itu membuat hatinya teriris.
"Baiklah"
"Terima kasih. Sepertinya aku harus segera ke lokasi sebelum Iori mengomeliku seperti seorang ibu"
Mendengar ucapan Riku membuat orang itu terkekeh. Rasa syukur terucap kala takdir mempertemukannya dengan anak setangguh Riku. Melihat Riku yang telah pergi terlebih dahulu membuatnya segera bersiap sebelum anggota lainnya mengomelinya.
******
Riku yang berjalan menuju lokasi shooting melihat-lihat sekitar hingga matanya tertuju pada anak ditengah jalan yang sedang mengambil bolanya tanpa menyadari ada mobil yang sedang melaju menuju kearahnya.
Tanpa sadar kakinya berlari membawa tubuhnya untuk melindungi sang anak dalam dekapannya hingga membuat dirinya yang tertabrak oleh mobil tersebut. Hal itu terjadi begitu cepat membuat semua orang yang melihat membatu.
"SESEORANG CEPAT TELEPON AMBULANCE" teriakan oranng itu menyadarkan sekitar hingga beberapa diantaranya segera menghubungi ambulance. Sedangkan beberapa saling berbisik mengatakan bahwa yang ditabrak ialah seorang idol, center idolish7.
Dari yang diketahui anak dalam dekapan Riku hanya mengalami luka ringan. Sedangkan Riku mengalami luka yang cukup serius. Terlihat dari banyaknya darah yang mengalir membasahi rambut merahnya.
Berita tabrakan itu menyebar dengan cepat hingga disiarkan di berita.
"Telah terjadi tabrakan di jalan xxx yang menyebabkan seorang remaja dirujuk ke rumah sakit xxx"
Kalimat pembawa acara itu menarik perhatian Iori yang sedari tadi melamun menunggu sang patner hingga ia melihat wajah korban tersebut.
"Nanase-san. Manajer itu nanase-san. Kita harus segera menyusulnya ke rumah sakit"
"Eh, Iori-san apa itu benar-benar Riku-san?"
"Aku yakin itu Nanase-san. Walaupun rambutnya tersamarkan dengan darah aku masih bisa mengenali rambut itu"
"Kalau begitu aku akan menghubungi anggota lainnya"
Sedangkan di tempat Trigger, Tenn sudah mengamuk melihat berita –gambar korban kecelakaan tersebut.
"Tenn daripada kamu mengamuk dan menghancurkan barang-barang disini sebaiknya kamu segera menyusul ke tempat Nanase dirawat" saran Gaku yang gerah melihat tingkah Tenn. Mendengar itu Tenn segera menuju kearah rumah sakit yang diberitakan.
Saat sampai di rumah sakit Tenn bertemu dengan idolish7. Emosi yang tak terkendali membuatnya tak dapat menahan amarahnya.
"KALIAN KENAPA TIDAK BISA MENJAGA RIKU DENGAN BENAR. KALIAN SANGAT PA ..."
"Bukankah ini salah Tenten, jika saja Tenten tidak berbicara seperti kemarin Riku tidak akan sedih"
Kali ini semua terdiam hingga Iori membuka mulut
"Sebaiknya kita segera mencari ruangan Riku"
Mereka bertanya kepada resepsionist namun kabar mengejutkan mereka temukan bahwa Riku telah dijemput oleh seseorang. Kebingungan melanda mereka, terutama Tenn. Tidak mungkin keluarganya yang akan mengambil Riku sedangkan kasih sayang setitik saja tidak ada di hati mereka untuk Riku.
Dilain tempat di suatu kota tersembunyi di Jepang terbaring Riku bersama dengan seseorang. Terlihat anak sepuluh tahun memasuki ruangan itu.
"Tou-chan, Riku-niichan akan baik-baik saja kan? Yura takut Riku-nii tidak akan sadar lagi"
"Tenang saja Riku pasti akan bangun. Dia adalah orang yang kuat, Yura juga tahu itu bukan"
Yura mengangguk menyetujui hal itu. Tentu saja ia tahu bagaimana Riku melewati semua hal menyakitkan baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fade away 「Hiatus」
FanfictionPerlahan menghilang seperti api yang perlahan padam meninggalkan gelap menemani kesendirian