"Riku ... san?" perempuan berambut pirang itu bertanya pada pemuda yang membelakanginya.
"Ah, etto?"
"Ternyata benar ya kabar yang disampaikan oleh mereka . Takanashi Tsumugi, manajer idolish7."
"Salam kenal, kabar tentang apa yang kamu katakan itu?" tanya pemuda itu, Riku penasaran.
"Bukan apa – apa. Jika ada waktu berkunjunglah ke dorm idolish7 nanti," ajak Tsumugi.
"Tentu."
Balasan Riku menjadi pembicaraan terakhir sebelum hening tercipta karena rasa canggung keduanya. Raut wajah Tsumugi benar –benar tidak bisa berbohong jika ia sedih dengan keadaan yang sekarang, kadang kala ia menyesali keputusannya untuk menerima Hisake sebagai center.
"Riku – nii!"panggilan itu membantu Riku untuk keluar dari suasana canggung yang sedang dialaminya.
"Yura? Ada apa?" tanya Riku.
"Tadi tousan menghubungiku dan mengatakan bahwa hari ini dia ada di Tokyo. Katanya tousan melihat penampilanmu dan itu sangat menganggumkan," ujar Yura begitu antusias.
"Aa, sepertinya aku menganggu waktu kalian, kalau begitu silakan lanjutkan obrolan kalian, aku akan pergi," ucapnya saat menyadari kehadiran Tsumugi.
Ucapan Yura tadi membuat kedua orang itu menjadi salah tingkah serta wajah yang bersemu merah.
"Manajer aku pergi dulu, sampai jumpa lain waktu," ucap Riku tanpa sadar memanggil Tsumugi seperti biasanya.
Tsumugi tidak bisa menyembunyikan rasa kaget yang dialaminya saat Riku memanggilya manajer.
"Ah, maksudku Tsumugi –san manajer idolish7 bukan, jadi aku rasa memanggilmu manajer akan lebih mudah, apa itu tidak boleh?" tanyanya
"begitu ya. Tidak apa – apa," meskipun begitu rasa kecewa dengan ucapan Riku tidak mampu untuk dihilangkan dari hatinya.
"Ah! Riku – nii!"suara Yura menganggetkan keduanya.
"Aku lupa bilang kalau tousan menunggu kita di kafe untuk bertemu," ucapnya dengan menampilkan wajah polos tanpa dosa.
"Haruki – san ingin beertemu?" sebuah anggukan dari Yura menjawab pertanyaan itu.
"Haruki – san? Maksudmu Sakura Haruki – san?" tanya Tsumugi yag mendengar percakapan itu.
"Iya, Dia yang membuat lagu yang aku nyanyikan tadi"
"Lagu Sakura – san juga dinyanyikan oleh idolish7,"
'Aku juga tahu itu manajer. Ah, apa Nagi akan senang melihat Haruki – san ya?'
"Begitukah? Wah senang bisa menyanyikan lagu dengan pencipta yang sama untuk idolish7," ujarnya.
"Riku – nii, ayolah," ujar Yura dengan sedikit rasa jengkel karena keberadaannya terus saja diabaikan.
"Manajer aku pergi dulu ya," kalimat yang sama dengan yang diucapkannya tadi.
"Sampai jumpa kakak manajer," Yura ikut memberi salam.
Tsumugi tersenyum mendengar ucapan Yura namun senyum itu pudar saat ia melihat gumanan Yura.
"Mungkin aku salah lihat," ucapnya meyakinkan diri.
***
"Tousan, tousan tahu tidak tadi Riku – nii lama datang karena mengobrol dengan manajer idolish7."
"Yura! Ano itu itu tidak benar," sangkal Riku.
"Apakah benar begitu, Riku –kun?" Haruki ikut menggoda Riku.
"Mou~"
Rasa kebersamaan ini membuat Riku begitu nyaman, rasa yang selalu ingin dirasakannya bersama dengan orang tuanya namun hal itu dikabulkan dengan kehadiran Haruki saat ini di hidupnya. Membuatnya merasa benar –benar memiliki sosok ayah.
Waktu bergulir begitu cepat membuat kebersamaan hangat yang terjalin hari ini harus diakhiri.
"Kalau begitu sampai jumpa di dorm Zool, Tousan."
"Sampai jumpa Haruki – san."
Mereka menjauh berjalan kembali ke dorm Zool tempat yang sekarang menjadi tempat pulang utama mereka.
"Kenapa kamu masih bersembunyi?" taya Haruki pada seseorang yang sedari tadi memperhatikan obrolan mereka.
"Kamu punya mata yang jeli juga bisa melihat ke tempatku duduk sedari tadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fade away 「Hiatus」
FanfictionPerlahan menghilang seperti api yang perlahan padam meninggalkan gelap menemani kesendirian