Kue yang bersusah payah dibuat oleh Tenn dan Riku kini telah berserakan di lantai. Hancur, tak berbentuk. Di sana berdiri Hisake dengan ekspresi takut saat melihat pemuda yang dijuluki sebagai malaikat modern menatap nyalang padanya.“Nanase Hisake,” Tenn berucap penuh penekanan. Ia perlahan mendekat pada si bungsu Nanase.
“Aku tidak sengaja melakukannya Tenn-nii-san”ia berusaha membela diri. Kakinya mundur kala pemuda berambut soft pink itu mendekat padanya.
“Tidak sengaja? Kamu pikir aku percaya pada perkataan yang keluar dari mulutmu.”
“Aku benar-benar tidak sengaja menyenggolnya tadi.”
“Kamu tahu Riku membuat kue itu dengan susah payah, dan dengan gampangnya kamu menghancurkan kerja keras adikku.”
Tenn terus saja menyudutkan Hisake hingga ke tembok, membuat bungsu Nanase itu tidak bisa menghindari tatapan tajam dari kakak sulungnya.
“Aku sudah mengatakan sejak tadi jika aku tidak sengaja.”
Tangan Tenn terangkat ke udara, berniat melayangkan pukulan pada Hisake. Matanya terbelalak saat Riku menahan tangan yang hendak digunakan untuk memukul Hisake.
“Tenn-nii, apa yang Tenn-nii lakukan. Hisa juga adikmu sama sepertiku, dia saudara kita berdua,” ucap Riku tanpa menyadari apa yang dikatakan oleh dirinya sendiri.
Tenn menatap terkejut Riku yang berdiri di hadapannya. “Riku, kamu sudah mengingat semuanya?” ia bertanya. Ada bahagia terpancar di raut wajahnya, tapi raut bahagia itu menghilang saat melihat raut terkejut yang ditampakkan oleh Riku.
“Apa kamu berpura-pura lupa ingatan, Riku?”
Riku hanya diam. Ia tidak tahu apa yang harus dikatakan saat ini. Rencana yang diatur oleh Yura terbongkar begitu saja karena ketidak hati-hatiannya.
“JAWAB NANASE RIKU!”
Bentakan dari Tenn membuat Riku tersentak. “A … aku tidak bermaksud melakukannya, Tenn-nii. Aku … aku hanya ….”
Belum selesai kalimat terucap dari bibir Riku, Tenn meninggalkannya begitu saja. Saat sampai di pintu ia berkata tanpa melihat ke arah Riku. “Selamat, kamu berhasil menghancurkan kepercayaanku padamu hingga berkeping-keping.”
Idolish7 yang baru saja kembali bertabrakan dengan Tenn. Mereka bertanya pada center Trigger apa yang terjadi hingga meninggalkan dorm dengan keadaan dirinya yang kacau.
“Tanya saja pada pembohong itu,” ucapnya tanpa member penjelasan.
Keenam pemuda dengan rambut warna-warni itu segera memasuki dorm. Terlihat Hisake yang berdiri mematung dengan kue yang berserakan di lantai.
Yamato menghampiri Hisake, membisikkan kalimat penuh tekanan. “Apa lagi yang kau perbuat kali ini, hingga membuat Kujo Tenn terlihat begitu marah saat keluar dari sini?”
“Aku tidak melakukan apapun. Tenn-niisan marah karena tahu bahwa Riku-niisan berbohong tentang lupa ingatannya.”
“JANGAN BERCANDA NANASE HISAKE. RIKU TIDAK MUNGKIN MELAKUKAN ITU!” pemuda dengan rambut hijau lumut itu murka mendengar perkataan Hisake.
“Aku tidak bercanda. Riku-nii-san memang berbohong soal lupa ingatan itu.” Kali ini perkataan si bungsu Nanase dapat di dengar jelas oleh semua yang berada di ruangan itu.
“Kamu berbohong’kan Hikken, Rikkun tidak mungkin melakukannya,” ujar Tamaki mengelak percaya.
“Apa yang dikatakan oleh Hisa itu benar,” Riku menjeda kalimatnya, menatap mereka satu persatu. "Aku telah berbohong pada kalian tentang lupa ingatan itu," sambungnya.
Rasa tidak percaya mendominasi diri mereka kala mendengar perkataan Riku. Mitsuki terkekeh, ia menatap Riku dengan tatapan kecewa.
"Kamu tahu, Riku? Kami menunggu dirimu kembali ke grup ini sampai saat ini. Dan ini yang kami dapat dari penantian kami, sebuah kebohongan."
Yamato mendekati Riku, memperlihatkan senyum pedih saat sampai di hadapan pemuda itu. "Aku sudah menepati janjiku padamu, sekarang terserah kamu mau melakukan apa sekarang."
Satu persatu dari mereka pergi meninggalkan Riku sendiri. Hanya Hisake yang menemani saat ini.
"Riku-Nii-san," Hisake berucap khawatir saat melihat Riku meremas kuat baju dibagian dada.
Dadanya terasa sesak, ia berusaha mengghirup oksigen untuk meredakan sesak, sayangnya oksigen seakan menghilang di sekitar Riku. Remasan kuat dari tangannya tak mampu meredakan sesak di dada, hanya meninggalkan kerutan di baju yang ia remas. Kepalanya terasa berputar, matanya berkunang-kunang sebelum akhirnya gelap menjemput.
"RIKU-NII-SAN!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fade away 「Hiatus」
FanfictionPerlahan menghilang seperti api yang perlahan padam meninggalkan gelap menemani kesendirian