5 - Kangen Mama (2)

13K 727 3
                                    

Tak berapa lama dari kedatangan Arka dan kedua anaknya, tuan rumah Adyatama yakni Darian Adyatama atau yang akrab dipanggil opa Ian sampai.

Kedatangannya disambut hangat oleh kedua cucu, anak, serta istrinya.

"Hai gantengnya opa, udah lama kalian di sini?" tanya Ian sembari memberi kecupan kecil dipipi kedua cucunya.
"Hm belom lama banget kok opa. Ayo opa masuk, tadi kita lagi asik nonton film kartun kesukaan abang sama adek" ajak Raka.
"Hahaha oke - oke, yuk kita masuk" jawab Ian sambil menggandeng dua cucu kesayangan yang dua minggu ini tidak ia temui karna harus mengurus cabang perusahaan di Surabaya.

--

Setelah melaksanakan solat maghrib berjamaah, keluarga Adyatama makan malam bersama.
"Jadi gimana tadi abang sama adek acaranya? Kata oma kalian main drama ya?" tanya Ian pada cucu kembarnya.
"Seru opa! Tadi penontonnya pada tepuk tangan loh" seru si bungsu penuh bangga, "Tapi tadi papa datengnya telat, untung miss Key mau nungguin papa di depan" adu Rafa pada opanya.
"Ya kan tadi papa kejebak lampu merah dek" sahut Arka membela dirinya.
"Huh tetep aja telat" jawab Rafa pura - pura ngambek pada papanya.

Arka yang melihat tingkah anak bungsunya pun hanya bisa menghela nafas heran.

"Opa pernah tampil di acara sekolah?" suara Raka memecah perdebatan adiknya dengan sang papa.
"Oh pernah dong. Dulu opa pernah ikut lomba baca puisi waktu acara sekolah" jawab Ian pada cucunya.
"Mama sama papa opa dateng gak?" tanya Raka lagi.
"Hmm dateng dong. Emang kenapa bang? Kok tiba - tiba nanya begitu?" jawab opa Ian bingung.
"Raka mau tau rasanya ditonton sama mama papa waktu tampil dipanggung. Pasti seneng banget ya opa", jawaban pria kecil itu pun lantas membuat suasana di ruang makan menghening. Ketiga orang dewasa itu bingung harus menjawab apa. Mereka tak ingin menyakiti hati dua malaikat kecil dihadapan mereka, namun juga tak ingin memberi respon penenang yang menipu.

Setelah beberapa saat hening pun oma Gani memecah keheningan, "Yuk ah kita lanjut makannya, nanti makanannya keburu dingin loh. Ayo abang, adek makanannya dihabisin. Abis makan nanti kita main puzzle yang baru dibeliin opa, oke?"

Untungnya perkataan oma Gani berhasil mengalihkan perhatian dua anak kecil dihadapannya. Setelah berseru setuju, Raka dan Rafa melanjutkan makannya karna ingin segera bermain puzzle yang dibelikan opa Ian sebagai oleh - oleh untuk mereka.


Kini hanya ada Arka dan Ian di ruang makan. Raka dan Rafa sudah pergi ke ruang keluarga bersama oma Gani untuk bermain puzzle.
Suara berat opa Ian memecah keheningan diantara dua pria dewasa itu.
"Ka, papa tau kamu masih belum dan mungkin gak akan pernah lupa sama Maura. Tapi apa kamu gak ada niatan memberi Raka dan Rafa ibu sambung? Kamu lihat sendiri kan tadi, semakin dewasa mereka akan semakin sering menyuarakan tentang kesepian yang mereka rasa karna gak punya mama. Apa kamu gak kasihan?"
"Pa,,, kita udah pernah bahas ini kan sebelumnya" jawab Arka singkat pada papanya.
"Papa tau Ka, tapi coba kamu fikirin lagi ya soal ini. Papa bilang begini demi Raka dan Rafa" jelas opa Ian pada Arka.

Arka yang mendengar penuturan papanya pun hanya bisa menghela nafasnya. Ia malas jika Darian sudah membahas mengenai ibu sambung untuk kedua anaknya. Ia mengerti tujuan papanya itu baik, ia ingin kedua cucunya mendapatkan kasih sayang dari sosok ayah dan ibu dalam hidup mereka. Tapi hati Arka belum siap, dan mungkin tak akan pernah siap untuk menerima kehadiran sosok baru dalam hidupnya. Karna baginya hanya Maura yang dapat mengisi ruang dihatinya.

"Iya pa, saya bakal fikirin lagi soal ini" jawab Arka setengah hati. Darian pun hanya diam mengamati, ia tau anaknya menjawab begitu hanya agar dirinya tak lanjut berkomentar mengenai ibu sambung bagi kedua cucunya.

"Papa gak maksa kamu untuk segera buka hati sama orang baru karna papa tau seberapa besar cinta kamu ke Maura. Tapi papa mohon tolong pertimbangkan benar - benar saran papa ini. Papa rindu lihat anak papa yang hangat. Papa doakan semoga kamu, Raka, dan Rafa, bisa bertemu sosok yang membuat keluarga kecil kalian penuh kebahagiaan", Darian serius dengan perkataannya. Sejak kepergian Maura, Arka anaknya menjadi lebih pendiam dan dingin pada banyak orang. Ia jarang bisa melihat senyum anak semata wayangnya jika bukan karna Raka dan Rafa. Amat berbeda dengan dirinya saat Maura masih ada. Ia merindukan kehangatan anak semata wayangnya dan tak henti berharap semoga suatu saat kehangatan itu dapat kembali ia rasakan.

Setelah berkata begitu, Darian pergi meninggalkan Arka sendirian di ruang makan. Arka yang melihat kepergian papanya pun menghela nafas berat.





"Ra,,, saya butuh kamu" gumam Arka frustasi.






~

Haduhhh part kali ini agak berat ya 😢
Jangan lupa tinggalkan jejak komen dan vote ya~ ( ◜‿◝ )♡

Married With Mr. IceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang